Chapter 44

495 76 6
                                    

L U C Y POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

L U C Y POV

Kedua mataku bergerak menyesuaikan pandanganku di pagi hari yang begitu cerah ... Dan berisik ini.

Aku beranjak dari tidurku dan duduk di atas ranjang. "Ryan?" Gumamku memanggil namanya karena ia sudah tidak berada di sisiku.

Dan ... Suara apa yang sangat berisik itu sebenarnya?

Aku menatap daun pintu yang tidak tertutup sepenuhnya itu sembari melangkah menuju ambang pintu dengan rasa nyeri di kaki.

Ketika kedua kakiku telah berdiri tepat di balik pintu dan hendak membukanya, seseorang dari arah luar itu lebih dulu menggeser pintu dengan begitu kasar hingga membuat ku terperanjat di tempat.

"Lucy?"

"James?" Gumamku menatap wajahnya yang sama terkejutnya melihat keberadaanku.

"Kau kenapa?" Tanyaku padanya yang napasnya terlihat terengah-engah.

"Tidak. Ayo kembali ke atas kasur, siapa yang membolehkanmu beranjak dari sana hm?" Tukas James begitu memanjakanku.

Namun aku menyadari sesuatu yang janggal. Bukankah ia terlihat seperti sedang marah?

Ia menutup pintu di belakang tubuhnya dengan cepat sebelum akhirnya memapah ku kembali ke atas ranjang.

'Apa ia bertemu dengan Ryan?'

Oh astaga gawat!

"James?" Aku menghentikan langkahnya.

Ia menatapku dengan kening yang mengkerut. "Bolehkah aku berjalan-jalan keluar?" Tanyaku mencari sebuah alasan.

Aku ingin mencari keberadaan Ryan.

Sejenak James terlihat menatapku tanpa suara, "Tidak. Kau harus beristirahat." Tukasnya sambil tersenyum ke arahku.

Aku menatap ke arah ranjang dengan kecewa. Aku ingin mencari keberadaannya.

"T-tapi ..."

"Turuti saja apa kataku!" Kedua mataku membelalak hebat.

Untuk pertama kalinya ia meneriakiku seperti ini, aku benar-benar terkejut. "J-James ..." Gumamku nyaris terisak.

Ia melepaskan kedua tangannya dariku dan melangkah ke arah lain sembari mengusap wajahnya dengan gusar. Sebenarnya ada apa ini?

"Maaf, aku ... Aku sedang ..."

"Kau bertemu dengannya?" Tanyaku to the point.

James menatapku sekarang. Aku tahu ia ingin marah. "Kenapa kau bertemu dengannya?"

"Kenapa kau melarangku bertemu dengan suamiku sendiri?" Tanyaku cepat sembari menatapnya dengan penuh kekecewaan dan berlinang air mata. "Apa kau tidak bahagia melihatku akhirnya mendapatkan hasil dari semua perjuanganku selama ini?" Tanyaku lagi dengan air mata yang telah membasahi pipiku.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang