Chapter 49

482 64 6
                                    

A U T H O R POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A U T H O R POV

"Sayang?" Lirih Ryan menatap keberadaan Lucy yang telah berlinang air mata di hadapannya.

Dengan segera Ryan mengambil satu langkah untuk hendak merengkuh tubuh Lucy. Namun respon yang Lucy lakukan itu membuat Ryan tertegun.

Lucy melangkah mundur tanpa menatap Ryan di hadapannya, pria yang begitu ia rindukan.

Ryan dengan air mata yang telah menggenangi pelupuk matanya itu menatap kecewa ke arah Lucy, "Kenapa?" Tanya Ryan sedikit mendesis.

Lucy menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan kemudian berlari pergi. Ryan yang hendak mengejar Lucy tiba-tiba dihentikan oleh Tony dengan menahan dada bidang Ryan yang telah bergerak naik turun karena cemas. "Singkirkan tangan sialanmu dariku!" Jerit Ryan sembari melepas tangan Tony di tubuhnya.

Ryan berlari mengejar Lucy yang semakin jauh berlari ke ujung jalan.

Tony hendak mengejar keduanya, hanya saja Henry dengan cepat menghentikan Tony. "Apa yang kau lakukan?! Ia bisa melukai-"

"Tidak. Dia tidak akan menyakiti pujaan hatinya sendiri." Tukas Henry membuat Tony membelalakkan kedua matanya. "Dia Ryan, suaminya."

.
.
.

Lucy menangis. Ia tidak tahan.

Ia merindukan Ryan, sangat. Hanya saja kedua kakinya ingin berlari menjauh dari Ryan untuk sementara waktu.

Ia kecewa. Ia kecewa akan keputusan yang memisahkan dirinya dengan pria tercintanya itu.

"Lucy? Berhenti!" Pekik Ryan tidak Lucy gubris sedikitpun.

Ia terus berlari hingga perut dan kakinya terasa nyeri. Langkahnya melambat dan saat itu juga Lucy kesal pada dirinya sendiri. 'Sial! Ada apa dengan kakiku! Kenapa sakit sekali! Ayo berlari Lucy!' Batin Lucy menjerit.

Hingga tiba-tiba tubuhnya kehilangan keseimbangan dan berakhir terjatuh di atas aspal. Kedua lututnya menghantam aspal cukup keras hingga membuat Lucy mengaduh kesakitan.

"Aw!" Pekik Lucy membuat Ryan meningkatkan kecepatan berlarinya untuk mencapai wanitanya.

Sesampainya di hadapan Lucy, Ryan berlutut sembari menatap Lucy dengan begitu cemas. "Kau baik-baik saja? Kau terluka?" Tanya Ryan bertubi-tubi.

Lucy menatap wajah Ryan nanar. Ia masih menangis, ia ingin memeluk tubuh Ryan sekarang juga.

Kepala Lucy menggeleng ke kiri dan ke kanan sambil terisak, "Aku tidak baik-baik saja Ryan. Aku tidak baik-baik saja ..." Isak Lucy yang langsung disambut oleh pelukan hangat Ryan.

Dengan begitu erat Ryan mendekap tubuh Lucy dan menciumi kepalanya berkali-kali. "Kenapa kau berlari dariku sayang? Kenapa?" Gumam Ryan sebelum kembali menciumi puncak kepala Lucy dengan penuh sayang.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang