Chapter 1

1.6K 129 5
                                    

R Y A N POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

R Y A N POV

Aku mendesah kesal. Ban mobil milikku bocor, entah karena apa alasannya. Aku tidak tahu.

Sudah sangat cukup Janson bos ku memberikan banyak sekali beban hari ini padaku. Kepalaku rasanya akan pecah jika masih teringat laporan keuangan yang seharusnya bukan tugasku tadi. Karyawan yang seharusnya berada pada posisinya itu tidak masuk karena sakit dan mengharuskan ku membantu pekerjaannya.

Aku bersandar pada mobil tua milikku seraya merogoh ponsel. Mengetikkan sebuah pesan singkat untuk istriku tercinta yang mungkin sekarang ia sedang memasak makanan malam yang lezat untukku dirumah. Pasti ia bertanya-tanya kemana aku pada jam pulang yang semestinya? Aku sangat yakin ia akan berfikiran positif akan itu. Ia benar-benar bagaikan malaikat yang Tuhan kirim khusus untukku.

Hingga tidak lama kemudian, suara klakson mobil yang cukup memekakkan telinga membuat ku terkejut di tempat. Ponsel yang berada di genggamanku hampir terlempar begitu saja karena klakson sialan itu.

Mataku bertemu dengan Jassy di dalam mobilnya yang ia sengaja buka lebar kaca di sampingnya untuk mengajak ku berkomunikasi. Mataku memutar malas sembari kembali melirik jam di layar ponsel ku tanpa ada keinginan sedikitpun untuk mendengarkannya.

Oh tidak aku harus segera pulang . . . Batinku.

"Kau butuh tumpangan? Sepertinya mobilmu minta di ganti karena sudah lansia." Ujar Jassy padaku. Ya! Tentu saja padaku, siapa lagi yang akan ia buntuti lalu ia kucilkan? Hanya aku orangnya. Ia benar-benar membully ku setelah kebangkrutan Ed Company.

Aku tertawa miris tanpa menatap keberadaannya. "No, thanks. Kau tahu dari dulu aku sangat anti memiliki hutang budi pada seseorang." Kataku mengatakan sebuah kebenaran dengan cukup percaya diri.

Percayalah, melihat wajahnya dan mendengar suaranya saja membuat perut ku hampir mengeluarkan seluruh isinya sekarang juga diwajahnya.

"Ya, aku tahu. Tapi sampai kapan kau akan terus seperti itu? Bukankah manusia diciptakan memiliki mulut untuk berkomunikasi dengan yang lainnya? Kau terlalu jual mahal Mr. Ed." Kata Jassy lagi yang kini semakin membuat ku muak.

Aku menarik napas ku panjang seraya memejamkan kedua mataku sebelum tatapan ku yang menajam menghujam ekspresi wajahnya yang terlalu ia buat-buat. Oh Tuhan kenapa kau beri nyawa pada manusia seperti Jassy?

"Aku harus pergi, istriku sedang menungguku dirumah." Aku melangkah dengan tegap menjauhi area parkir gedung kantor yang sebelumnya adalah perusahaan milikku. Singkat cerita aku mengalami kebangkrutan dan aku menjualnya pada Janson, sahabatku sekaligus kekasih Jassy yang merupakan mantanku. Dan sekarang, disini aku hanya sebagai karyawan biasa.

Kalian tidak perlu bertanya ada apa denganku.

Kenapa kau tidak mencari pekerjaan di tempat lain?

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang