Chapter 63

392 56 12
                                    

A U T H O R POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A U T H O R POV

Pria itu melangkah masuk ke dalam rumahnya yang begitu sunyi.

Ia tidak mendengar suara televisi, musik atau bahkan suara istrinya.

'Apa dia sudah tidur?' Batin Ryan ketika ia sejenak terdiam di balik pintu.

Ia kembali melanjutkan langkahnya memasuki ruangan dengan penuh gelisah di hatinya.

Bayangan beberapa waktu yang lalu itu terus menghantui fikirannya. Ia merasa begitu bersalah walau semua itu bukan keinginannya. Alasan bibirnya yang baru saja di nikmati oleh wanita lain itu entah mengapa membuat hatinya begitu merasa bersalah.

Ia tidak mampu membayangkan betapa sakitnya hati Lucy jika ia mengetahui kebenarannya.

Kedua tangannya mendarat di atas meja makan setelah kantung belanja berisikan buah strawberry pesanan Lucy itu ia taruh disana.

Tatapannya kosong menatap ubin di tengah pencahayaan nya yang remang.

'Wanita sialan!' Geramnya begitu kalut.

Ia baru terfikir, seharusnya dirinya menolak dengan cara yang lebih kasar pada wanita itu tadi. Ryan terlalu memikirkan rasa bersalah.

Kedua kakinya melangkah menaiki anak tangga hendak menuju kamarnya, tempat pertama yang terfikirkan olehnya dimana Lucy berada saat ini.

Salah satu tangannya bergerak mendorong pintu dengan perlahan, ia takut menciptakan suara yang berisik dan malah membuat Lucy terbangun.

Dan ketika dirinya sudah benar-benar di tepi ranjang, sejenak Ryan meluangkan waktunya untuk menatap wajah Lucy yang damai tengah tertidur.

"Maafkan aku." Gumam Ryan sembari menggenggam tangan Lucy erat. "Maafkan apa yang telah ku lakukan tadi, aku menyesalinya. Sangat menyesalinya." Paraunya nyaris berbisik dengan air mata yang mulai menggenangi pelupuk matanya.

Ia kecewa pada pertahanan dirinya yang begitu lemah.

Dan ia takut akan menyakiti hati wanitanya lagi.

.
.
.

L U C Y POV

Mata ku yang masih mengantuk tengah berusaha ku pertahankan untuk terbuka.

Sesekali aku melirik layar ponsel dan jam yang melekat di dinding.

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi, kemana Ryan?

Tanganku kembali meraih secarik kertas yang sedari tadi berada di dalam jangkauan ku itu.

================================

Aku harus pergi karena suatu urusan.
Makanlah strawberry nya, aku sudah membersihkannya dengan baik untukmu.

Jangan menungguku, tidur yang nyenyak sayang.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang