Chapter 60

475 58 9
                                    

L U C Y POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

L U C Y POV

"Sayang?"

"Hm?" Tanyaku menjawab panggilannya masih dengan senyum yang mengembang di wajahku.

"Farah besok akan kembali bekerja." Aku menganggukkan kepala ku tahu.

"Ya, aku tahu. Lalu?" Tanyaku padanya yang masih menatap jalanan di depannya.

"Keponakannya akan ku pekerjakan bersamanya dirumah, tidak apa-apa kan?" Tanya Ryan membuatku menganggukkan kepala.

"Tidak masalah, aku senang kalau suasana di rumah semakin ramai saat kau bekerja. Apa keponakannya berusia lebih tua dariku? Atau ..." Aku mencoba menerka-nerka.

Ryan tertawa kecil di tempatnya, "Kenapa? Kau bosan bicara dengan orang tua setiap hari seperti Farah dan Yuna?" Kekeh Ryan membuatku menggeleng cepat.

"Tidak. Sungguh, bukan begitu. Hanya saja ... Aku butuh kaum muda mudi juga." Tukasku tidak menyangka akan menjadi lelucon bodoh hingga Ryan dan diriku sendiri tertawa.

"Aku rasa wanita itu belum menikah. Dia ditipu oleh sebuah perusahaan yang membawa semua uang miliknya." Ujar Ryan setelah tawa kami berhenti.

Aku sedikit terkejut di tempatku, "Kasihan sekali, padahal ia baru saja menginjakkan kakinya di pusat kota." Tukasku. "Kalau begitu kenapa kau tidak menempatkan keponakan Farah di perusahaan mu saja?"

Ku lihat Ryan menggelengkan kepalanya, "Tidak sayang, semua posisi karyawan sudah penuh karena acara rekrutmen yang dilaksanakan secara terbuka beberapa minggu yang lalu." Tuturnya mengingatkan ku.

Baiklah, setidaknya aku memiliki teman baru untuk berbincang dirumah.

.
.
.

Tok... Tok... Tok...

Kedua mataku mengerjap menatap jam yang melekat di salah satu sisi dinding.

Waktu telah menunjukkan pukul 7 pagi, aku terlambat bangun. Seharusnya aku sudah siap karena akan menyambut teman baru dirumah ini.

Ku rasakan sebuah tangan melingkar di pinggangku, perlahan aku tersenyum melihat seorang pria yang tengah terlelap dengan damai di sampingku.

Tubuhnya yang tidak menggunakan sehelai pakaianpun itu terlihat begitu mempesona. "Sayang? Bangun." Bisikku sebelum mengecup bibir dan pipinya hingga ia terusik dari tidurnya.

Ia mengerang di tempatnya sembari menarik kedua kakinya untuk peregangan, "Oh? Jam berapa sekarang?"

"Jam 7, kau sungguh tidak ada janji hari ini?" Tanyaku memastikan sembari beranjak dari ranjang dan menggunakan kimono berwarna gold ku.

Ia menganggukkan kepalanya, "Ya sayang, aku akan bersama mu sepanjang hari ini." Tukasnya sembari menatapku dengan matanya yang masih mengantuk membuatku tertawa kecil.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang