"Alana! Kamu hari ini antar kan bunga di Kompleks Mawar," Alana bangun dari tidurnya.
"Iya Ma," Alana bersiap karena hari ini weekend, tetap saja ia harus bekerja.
Alana turun ke bawah sudah mendapati Mama nya dan Papa nya sarapan.
"Lama sekali kamu! Ini antar saja dulu, setelah itu pulang dan sarapan," Alana mengangguk kemudian mengambil bucket bunga itu.
"Assalamualaikum," Alana menyalami kedua orang tuanya, kemudian mengambil sepeda untuk ke Kompleks Mawar.
Kompleks Mawar blok 3 no.25
Alamat yang tertera di secarik kertas itu masih di genggam Alana.
"Kayaknya ini deh, sama kok alamatnya," Alana melihat rumah yang begitu mewah.
Ia melihat tukang kebun di depan rumah itu, Alana mencoba bertanya.
"Pak, saya mau tanya?" sapa Alana pada tukang kebun itu.
"Tanya apa atuh Neng?" Alana memberikan secarik kertas tadi pada tukang kebun.
"Ini benar tidak alamatnya?" tanyanya.
"Iya benar, kamu yang antar bunga itu ya?" Alana mengangguk sebagai jawaban.
"Masuk aja, sudah di tunggu sama Nyonya," Alana tersenyum lega.
"Makasih Pak," pinta Alana padanya.
"Sama-sama Neng."
Alana memasuki rumah itu dengan sedikit kebingungan, hingga memasuki bagian area kolam renang.
"Kamu pasti Alana kan?" tanya seseorang yang membuat Alana terkejut.
"I-iya, ini dari Mama saya," Alana memberikan bucket bunga itu pada wanita paruh baya.
"Saya Tante Ana," sapa wanita itu.
"Alana Tante," Alana menyalami wanita itu.
"Masuk dulu yuk! Kamu pasti capek karena mencari alamat rumah ini," Alana mengangguk dan tersenyum.
"Mama kamu itu langganan saya, jadi kalo saya pesan bunga selalu sama dia," wanita itu memulai obrolan dengan Alana.
"I-iya Tante, saya juga sering mengantar pesanan cuma kalo rumah ini baru pertama kali," ucap Alana padanya.
Sesaat mereka berbincang, datanglah seorang cowok tampan dengan pakaian yang tidak rapi tapi masih saja tidak menghilangkan ketampanannya.
"Arsen," panggil Ana.
"Iya Ma," Arsen menyalami Mama nya, kemudian beralih menatap Alana.
"Siapa dia?" tanya Arsen.
"Ini anak dari Tante Dewi," Arsen seperti meremehkan cewek yang duduk bersama Mama nya.
"Cupu," gumam nya yang masih bisa di dengar Alana dan Mama nya.
"Jaga bicara kamu!" Mama nya memperingatkan membuat Arsen tersenyum kikuk.
"Kamu temani Alana dulu, Mama mau ambil minum," Arsen mengangguk dan duduk sementara Alana berpikir beda.
Alana berpikir pasti cowok ini ialah cowok bad-boy, yang selalu semena-mena pada semua orang termasuk dirinya.
"Apa lo lihatin gue! Gue tau gue itu ganteng," tambah satu lagi yang Alana tidak suka sifat kepedean dari cowok ini.
"Dasar pede," gumam Alana tidak suka.
"Cewek cupu kayak lo, pasti ditindas sama semua orang, gue tau lagi," Arsen begitu menyebalkan.
"Tidak perlu ikut campur, memang kamu siapa saya?" Arsen berniat menggoda cewek dihadapannya ini.
"Gue calon pacar lo," Alana terkejut tapi berusaha menutupinya.
"Basi," gumam Alana yang masih bisa didengar Arsen.
"Cuek juga ya lo, gue kira lo sama kayak cewek-cewek lain," Alana hanya bodoh amat.
"Saya tidak seperti yang kamu kira," Arsen berpikir bahwa Alana ialah sama seperti cewek-cewek lain yang dengan gampangnya luluh.
"Maaf elah," Alana memandang Arsen dengan wajah datar.
"Huh ..." Arsen menghembuskan nafas kasar.
"Kalian kayaknya akrab sekali," Mama Arsen yang baru saja datang dengan membawa minuman.
Akrab! satu kata itu membuat Alana ingin muntah saja, Mama nya tidak tau saja jika anaknya ini begitu menyebalkan.
"Terimakasih Tante," Tante Ana tersenyum.
"Enak kan teh dari Mama gue? Perlu lo rasain rasanya teh mahal ala orang kaya," tambah satu lagi yang membuat Alana tidak suka yaitu kesombongan Arsen.
"Makasih ya Tante, tapi sepertinya saya pulang dulu, Mama pasti cariin," Ana mengangguk dan Alana yang menyalaminya.
"Salam ke Mama kamu ya?" Alana mengangguk kemudian meninggalkan rumah mewah itu.
"Sabar gue ketemu cowok kayak dia!" Alana menggerutu sembari bersepeda.
Tak jauh dari sana ada orang yang mengamatinya dengan tersenyum.
"Cupu cupu," Arsen tak habis pikir hari ini bertemu dengan cewek cupu seperti Alana.
*
"Lama sekali kamu! Suruh antar saja hampir satu jam sendiri," Alana menunduk bersalah.
"Maaf Ma,.Alana gak akan ngulang lagi kok," Alana dari kecil sudah mendapat perlakuan keras dari orang tuanya.
"Sekarang kamu sarapan lalu cuci piring oiya, Mama sama Papa akan ke luar kota 3 hari, jadi kamu jaga rumah ini jangan sampai ada yang hilang!"
Alana sudah terbiasa di tinggal orang tuanya untuk ke luar kota, bersama Bibi Ajeng yang sudah baik dengannya dari kecil.
"Bibi bantu cuci piring ya?" Alana menggeleng menurutnya hanya cuci piring saja dia bisa.
"Tidak perlu Bi, Alana bisa sendiri," Bibi Ajeng mengangguk kemudian beralih membersihkan rumah.
"Saya tinggal dulu, kamu jaga rumah ini dan jaga perhiasan Mama," Alana mengangguk menyalami Mama nya.
"Papa mana?" tanya Alana.
"Papa sudah menunggu di bandara," jawab Mama nya lalu pergi diiringi sopir yang membawa barang-barang nya.
"Huh ... Alana aja ngerasa kalo kalian bukan orang tua Alana," keluh Alana tapi tidak membuat semangatnya pudar.
"Alana harus kuat! Gak boleh sedih," Alana melanjutkan cuci piring.
Hari yang melelahkan bagi Alana, dan kembali dengan hari yang menyenangkan esok.
*
"Sarapan Non Alana?" Alana mengangguk.
Alana bersekolah di SMA Garuda, SMA favorit di Jakarta. Ia mendapat beasiswa di sana dan berangkat menggunakan sepeda kesayangannya.
"Makasih Bi," Alana tersenyum yang di sapa balik oleh Bibi Ajeng.
"Sama-sama Non, saya ke dapur dulu ya," Alana mengangguk kemudian melanjutkan sarapannya.
06.15
Sudah waktunya Alana berangkat ke sekolah, merapikan semuanya dan tak lupa kacamata nya.
"Bi, Alana berangkat dulu," Bibi Ajeng mengangguk dengan Alana yang menyalaminya.
"Hati-hati non," Alana tersenyum kemudian pergi meninggalkan rumahnya.
"Semoga hari ini jauh lebih baik," kata-kata positif yang selalu diucapkan Alana.
Ini cerita pertamaku, buat kalian kasih vote dan komen ya:)
Terimakasih ...

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad-Boy (Complete)
Roman pour AdolescentsBad-boy? bagi banyak orang dia seseorang yang tampan, playboy, dan tak terlalu pintar tentunya. Namun, bagi Arsen cowok pindahan dari Amerika ini sudah banyak dikenal orang. Tak hanya tampan dia juga dikenal akan kepintarannya. Cupu? orang beranggap...