Karena membutuhkan uang untuk membayar kuliah nya semester ini, mau tak mau Lisa harus bekerja paruh waktu. Mengharapkan uang hasil jualan kue ibunya, tak akan cukup.
Lisa bekerja sebagai baby sister, tak tanggung-tanggung baby yang ia kira anak bayi imut itu adalah ketujuh anak remaja nakal yang masih dalam masa pubertas.
Dua bulan ia bekerja disana, anak-anak nakal itu masih tetap sama. Si sulung sering pulang larut malam, hingga anak ke tiga yang sempat ditangkap polisi karena kasus tabrak lari kepada seekor kucing.
Ada ada saja.
"Boleh Renjun bantu?" Lisa menoleh, mendapati Renjun yang tersenyum hangat padanya. "Eh Njun, boleh kok." Lisa sedang mencuci piring, omong-omong.
Sambil mencuci piring, Lisa membuka pembicaraan agar tak canggung. "Gimana, Chenle udah mau sekolah?" tanya Lisa, membuat Renjun mendongak kemudian menggeleng.
Lisa menghela nafas, si bungsu kedua lagi-lagi malas untuk bersekolah. "Yaudah, kakak mau dateng Chenle dulu. Kamu yang cuci piring, gak papa kan?" Renjun mengangguk tulus.
Sampai diruang tengah, dimana Chenle sedang bermain game seorang diri. Karena saudara nya yang lain, masih disekolah. Renjun, dia ada lomba olimpiade nanti.
"Le, kamu kok gak sekolah lagi?" tanya Lisa lembut, duduk disamping Chenle sambil mengelus rambut cowok yang duduk dibangku SMP itu.
Chenle meletekkan ponselnya di atas meja, lalu menoleh dan menatap Lisa dengan kedua mata yang berbinar. "Chenle ada masalah? Cerita aja sama kakak." ucap Lisa.
"Gak ada kok. Chenle cuman pengen, mamah pulang kerumah. Terus ngantar kita pergi sekolah kayak dulu." Lisa iba, permintaan sederhana Chenle yang susah untuk ia wujudkan.
Mengingat, Irene--ibu mereka sangat sibuk menemani sang suami kerja diluar negeri. Jika Suho--ayah mereka yang pergi tak masalah, karena yang lebih mereka butuhkan adalah seorang ibu.
Terkadang si bungsu Jisung juga sering menangis, terus memanggil nama Irene untuk pulang kerumah. Dan menemaninya tidur.
Lisa tersenyum, "Mamah pulangnya masih lama, jangan sedih lagi dong. Kan masih ada kak Lisa." seketika wajah murung Chenle pudar begitu sana.
"Oh iya, kan masih ada kak Lisa! Yaudah, besok kak Lisa antar aku ke sekolah ya, bareng Jisung juga." Lisa mengangguk, Chenle pun tersenyum girang.
Terkadang ia mikir, Chenle dan Jisung seperti anak sekolah dasar yang polos. Alih-alih menengah pertama, tapi sering menangis tanpa alasan.
"KAK LISA, KUY MALAM MINGGUAN SAMA HAECHAN!"
"JANGAN MAU KAK, SAMA JENO AJA YA!"
"DASAR JOMBLO, SAMA JAEMIN AJA!"
Beberapa detik kemudian, ketiga adik dan kakak itu terdiam. Kompak menunduk, menghindari tatapan tajam dari Lisa yang merasa kesal dengan ketiganya.
"Ssstt, kakak mau tidur. Capek!" setelahnya, melangkah pergi dari ruang keluarga dan berbelok menuju kamarnya.
Jeno menyenggol tangan Jaemin dan Haechan, "Lo berdua sih, berisik banget!" kemudian berlalu pergi.
Haechan protes, "Bacot bang! Kita mabar ae lah, skuy?" seketika Jeno berbalik. "Ya kali gak skuy!" lalu kedua adik dan kakak itu pergi, meninggalkan Jaemin seorang diri.
"Jancok, gue ditinggal!"
Ditempat lain, Lisa yang semulanya hendak tertidur dikamarnya. Mengurungkan niatnya, karena tak sengaja melihat Mark dan Jisung yang sedang bermain gitar di taman belakang rumah.
"Eh ada kak Lisa, sini kak." panggil Jisung, melambaikan tangannya.
Lisa terkekeh, "Mark, kamu belum makan malam kan?" tanya Lisa. Mark menoleh, kemudian menggeleng. "Nanti aja kak, masih rame." Lisa mengangguk.
"Kak Lisa, mau kan temenin Icung sampe gede?"
-----
Yhaa, endingnya gantung nih.
Tertarik gak, kalau di jadikan book selanjutnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Bubble Gum ; Lalisa ✓
Fanfictionlalisa oneshoot in your area. ©pinterest [Highest Rank] #1 : allkpop [20-03-20] #1 : lice [19-03-20] #2 : lalisa [27-03-20] #3 : rainbow [16-03-20] ENJOY!