- It's that you : 3

2.7K 441 19
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Jaera tak menatap satupun dari ketiga orang yang tengah duduk bersamanya dicafe. Pandangannya lurus kedepan, dengan manik setajam acara silet. Dia benar-benar kaget.

Jaemin menggenggam erat tangan Lisa, sedang Jaehyun mencari cara untuk membujuk putrinya. “Jung Jaera, kembaran Selena Gomez. Sampai kapan kau akan marah pada ayahmu yang tampan ini, huh?”

“Sampai pelabuhan, berubah menjadi lapangan basket.” cetus Jaera.

Jaehyun beralih menatap Lisa. “Lis, apa aku boleh meminta sesuatu padamu?” keduanya saling tatap. Jaehyun berharap, Lisa akan mau menolongnya.

Sebelum ayahnya angkat bicara, Jaeri berbicara lebih dulu. “Aku tau, kau akan menolak permintaan ayahku. Jadi, tolong bantu aku....kembali lah pada ayah, Eomma...” kedua mata Jaera memanas.

Lisa menatap Jaera--anak perempuannya--terharu. Ia pikir, Jaeri akan marah padanya. Ternyata, tidak sama sekali. Hanya saja tatapan mata Jaera sinis seperti Jaehyun.

“Maaf, aku tak bisa...” tolak Lisa secara halus.

Wanita itu kembali menggenggam erat tangan putranya. “Aku tak bisa, kembali pada seseorang yang tak mengakui keberadaan anaknya...” lirih Lisa, hancur sudah pertahanannya.

Jaemin maupun Jaera sama-sama dibuat bingung. Sementara Jaehyun, memejamkan matanya.

Flashback

“Aku tak mau tau. Setelah kedua anak itu lahir, kau harus membawa mereka ke panti asuhan!”

Plakkk

“Apa kau sudah tak waras?! Mereka anak kita, sekalipun ini adalah kesalahan yang tak disengaja!”

“Kesalahan? Ya, itu kesalahan kau bersama pria lain, bukan denganku! Kau lupa, jika kau sudah hamil sebelum pernikahan.”

“YAK! SIALAN! APA KAU TAK MAU MENGAKUINYA, JIKA MEREKA ADALAH ANAKMU?!”

“Tidak...jadi, buang saja mereka!”

“Baiklah...aku akan menceraikanmu saat kedua anak ini lahir.”

“Yak! Apa-apaan kau!”

“Keputusanku sudah bulat! Aku hanya akan membawa salah satu dari mereka, dan kau juga harus merasakan yang namanya menjadi Ayah!”

Jaera menatap sang ayah dengan penuh kebencian. “Benar dugaanku. Sejak kecil, ayah tak pernah menghiraukanku seperti anak yang lain. Ternyata, aku anak haram...”

“Tidak, Jaera...itu hanya masa lalu!”

“Baiklah. Tapi tolong kembali pada ayah, dia benar-benar gila setelah kepergian ibu...”

Lisa hendak menolak, karena belum siap. Jaemin tau perasaan ibunya, selalu kesepian walaupun masih ada dirinya. “Eomma, aku membutuhkan bimbingan seorang Ayah.” ucap Jaemin.

“Baik, jika itu mau kalian berdua. Tapi berjanjilah, akan menjadi ayah yang baik untuk mereka!”

“Bukan masalah besar!”









----------




DAH SELESE SAMPAI DISINI.

[1] Bubble Gum ; Lalisa ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang