Vanilla keluar dari ruang mandi, ia menatap tuan mudanya agak bingung. Ia menyatakan sudah selesai, tapi tidak ada pakaian yang cukup untuk gadis kecil itu.
"Aku harus bertanya pada Mira, apakah ia bersedia membagikan pakaiannya. Aku yakin ia punya segudang pakaian."
Gadis bernama Mira itu sedikit canggung ketika melihat kakak laki-lakinya sendiri yang memohon padanya untuk membagikan sedikit pakaiannya. "Ti-tidak mau, kenapa Mira harus ngasih ke gadis jelek itu?"
"Mira, dia juga seumuran denganmu, kalian bisa bermain bersama nantinya.. Anggap dia seperti saudara.." Gadis itu tidak suka ketika Eli terus peduli pada gadis tidak jelas asal usulnya. Ia sendiri percaya bahwa ia adalah adik kandung Eli. "Mira adik kandung Eli. Anak itu bukan siapa-siapa!"
"Benar, kau adikku, dan gadis itu juga adikku.." Ia mengacak rambut Mira pelan, membuat perasaan gadis itu jadi lebih tenang. "Bagaimana? Tidak ada salahnya berbagi, aku yakin kau memiliki pakaian lebih dari cukup, kan?"
Gadis itu tidak punya alasan lain untuk memberontak, apalagi kepada kakaknya yang sebaik itu. Dengan berat hati ia mengangguk, "Aku akan carikan pakaiannya"
Gadis itu kembali dengan 3 setelan yang dibawakan oleh pelayannya. Hanya sedikit, tapi Eli menghargai kemauan berbaginya. "Kau anak yang baik, terimakasih."
Mira langsung berbunga, "Aku bahkan memberinya piyama!" memamerkan kebaikannya.
Eli mengangguk tersenyum padanya. "Terimakasih, Mira. Lain kali datang untuk bermain dengannya ketika dia sudah sehat.." Mira mengangguk senang.
Menyerahkan setelan itu pada pelayannya, ia kemudian melihat anak perempuan yang digendong oleh Vanilla itu keluar. Baju Mira masih terlihat kebesaran untuk anak yang begitu kurus itu.
Eli mendekat, mengusap tangan gadis itu membalas tatapan kosong gadis itu dengan mata iba, "Vanilla, apa kau tau sudah berapa lama ia dikurung didalam ruangan itu?"
"Dari rumor para perlayan, ia sudah dikurung selama dua tahun."
Alisnya saling mendekat, perasaan iba itu membuat bulu kuduknya kembali berdiri. Ia mengusap pipi gadis yang terus-terusan menatapnya, "Tatapan gadis ini kosong.."
"Vanilla, bawakan makanan untuk gadis ini," ucapnya segera. Tulang berbalut kulit itu agak menyakiti matanya. Vanilla mengangguk, mendudukkan gadis itu ke ranjang kamar dan keluar menuruti perkataannya. Eli kembali mendekat ke arah gadis tanpa nama itu. Menatap gadis itu lama-lama.
Kulitnya putih pucat. Tubuhnya kurus kering, jauh jika dibandingkan dengan Mira. Dibawah mata kirinya terdapat titik hitam. Rambutnya panjang berwarna merah jambu. "Maaf.." Ia memeluk erat gadis itu. "Maafkan aku"
Gadis itu masih membisu, tidak lagi berpikir menanyakan orangtuanya seperti yang dilakukannya pada setiap pelayan yang memberinya makan. Tidak lagi memikirkan kesalahan yang ia perbuat. Ia tidak mengenal Eli.. tidak pernah ia lihat sebelumnya. "Aku bahkan tidak tahu namamu.."
Pelukan yang Eli berikan memberi rasa hangat. Semua khawatirnya selama ini serasa dilegakan begitu saja. "Mo_nica.. na_ma.. Mo_nica" Gadis itu berbicara terbata halus. Eli mendengarnya dengan jelas, melepaskan pelukannya sambil tersenyum lebar.
"Monica.. Moca?" Tapi anak kecil di depannya hanya diam, hanya matanya yang terus menatap manik mata Eli. "Moca.." Ia mengusap rambut kemudian wajahnya dengan lembut.
Eli dengan hati-hati menyuapi anak didepannya. Ia sangat senang melihat sedikit saja gerak gerik dan suara halusnya. Ia tidak ingin bosan-bosan, mengamati gadis itu seolah jadi pekerjaannya. Ada dua hal yang membuat gadis itu tertarik mengarahkan pandangannya. Wajah Eli dan juga pemandangan yang datang dari luar jendela. "Kau ingin pergi ke luar?" Eli bertanya pada gadis yang terus melamun melayangkan pandangan ke arah datangnya cahaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Moca
Historical FictionTerlahir sebagai pembawa sial ? Tema : Kerajaan . . . Kritik dan saran sangat diperbolehkan :) Bukan plagiasi dan tidak boleh :v revisi berlangsung sangat pelan karena sibuk #1 princess 07-08-2021 tanggal ditulis: 30-3-2020 s/d 01-01-2021