"Lihat itu.. Aku sudah mengamatinya selama bertahun-tahun dan dia makin mempesona saja.." Pelayan berbincang dengan teman-temannya sembari memandang ke arah seorang pengawal. "Benar.. kalau tidak salah namanya Mo."
"Ahh, tidak rugi aku memilih untuk bekerja di istana.. Kemanapun aku selalu bisa melihat pemuda-pemuda tampan.."
"Mulai dari Pangeran Yo dan pengawalnya, Tuan Muda George, para pasukan, dan para bangsawan yang pulang pergi.." Pelayan itu mulai berkhayal andai ia dapat mendapatkan perhatian mereka.
Moca berjalan pelan dibelakang Sarah menggunakan seragam prajuritnya dengan pedang di pinggang sebelah kirinya. Ia terlampau jarang memakai seragam itu pasalnya hanya yang bertugas saja yang memakainya. Biasanya Sarah akan memanggil satu atau dua pemuda yang akan mengawalnya pergi ke kota dan ini adalah kali pertama Moca.
Sarah juga tidak berharap besar, ia hanya ingin Moca sekali-kali keluar bersamanya tidak mulu-mulu berada di antara para pemuda itu. Juga karena belakangan ini rasanya Sarah benar-benar hanya membesarkan para pemuda saja, setidaknya gadis itu harus bertingkah layaknya gadis.
Ia tidak menduga gadis itu akan melaksanakan peran pertama kalinya ini dengan baik. Gadis itu bahkan tidak lupa menawarkan tangannya ketika Sarah hendak masuk ke kereta kuda. Moca tersenyum bangga melihat Sarah yang terkagum.
Gadis itu benar-benar menaruh matanya tetap waspada sebagai pengawal Sarah. Sikapnya 180 derajat berbeda dari Moca yang Sarah tau. Gadis itu selalu tersenyum manis padanya, menempel padanya dan sesekali berbuat iseng, tetapi yang menemaninya kini terlihat tegas dan mapan. Entah pakaian atau makanan gadis itu menjadi acuh tak acuh.
"Oh? Madam Sarahh" Begitu ia berjalan masuk ke sebuah gedung pakaian, seorang gadis setengah berlari menghampirinya. "Lagi-lagi kita bertemu disini.." Gadis bangsawan itu tersenyum indah.
"Lady Mira, selamat siang." Sarah dengan sopan.
"Selamat siang.." Mira tersenyum kemudian sedikit menoleh untuk melihat siapa yang berada tidak jauh di belakang Sarah. "Oh, lagi-lagi Anda membawa pengawal baru yang menawan." Mira kembali mengarahkan pandangannya ke arah Sarah. "Sayang sekali, tetapi aku sudah selesai memesan.. padahal aku ingin sekali mengobrol bersama Madam.."
"Tentu saja, aku berencana untuk mampir di Kafe Alden Rose siang nanti."
Mira jadi bersemangat, "Kalau begitu aku akan menemui anda pukul satu siang di Kafe Alden Rose" Setelah janji itu dibuat, Mira pamit dan bersama dengan pelayannya berjalan menjauh menuju pintu keluar.
Sarah sedikit mencuri pandang ke arah Moca yang tampaknya tetap berdiri disana dalam diam.
Moca kembali menemani Sarah hingga ruang VIP.
Gadis itu sedikit bingung ketika Sarah memilih baju dengan ukuran yang jelas lebih kecil daripada ukuran tubuhnya, ditambah lagi ia tidak mengerti kenapa Sarah memerlukan rambut palsu. "Madam.." Ia tidak ingin melewati batasnya dengan bertanya yang tidak perlu sebagai pengawal, tetapi ia lebih penasaran.
"Benar, kau gantilah dengan baju-baju ini." Sarah melemparkan rambut palsu itu pada pemuda itu.
"Madam, tapi saya sebagai pengawal_"
"Kau berani menolak perintah atasanmu?!" Suara tegas Sarah membuatnya sedikit tersentak. Ia berjalan pelan ke ruang ganti, menoleh sekali lagi ke Sarah untuk memastikan.
Bahkan para pelayan disana menjadi speechless melihat perubahan pemuda itu. Rambut panjang blonde itu tergerai pas sekali dengan gaun putih dengan pita dan renda hijau muda bahkan sampai sepatu pastelnya. Para pelayan itu yakin seberapa keren pengawal itu saat tadi mengawal Sarah, tetapi melihat seberapa menawannya pemuda itu mereka mulai meragukan kelaminnya.
Sarah tersenyum puas. Ia mengambil beberapa setelah gaun ukuran kecil itu lagi dan memesannya untuk dikirimkan ke sebuah tempat yang Moca tidak tau persis dimana. Selesai berbelanja, ia melangkah keluar dengan tatapan kusir yang tidak percaya. "Madam.." Moca kembali bersuara ketika kereta mulai bergerak.
"Kau telah merencanakan ini?"
"Eun." Sarah mengangguk pelan.
Moca menghela napas mendengarnya, sudut bibirnya terangkat sedikit dengan miris. Ia sadar Sarah melakukan itu untuk kebaikannya, bahwa tidak baik baginya untuk terus berlagak layaknya seorang laki-laki. Tapi seolah ia diperbolehkan untuk hidup layaknya perempuan. Ia bahkan tidak berani untuk sekedar membayang hidup diposisi Mira.
"Monica." Sarah menatap mata gadis itu yang balik menatapnya. "Aku akan memanggilmu begitu dalam 'bentuk'mu yang saat ini, berpura-puralah menjadi keponakanku."
"Monica" Bolehkah ia sedikit merasa ngeri mendengar nama itu disebutkan. Semua ingatan yang telah ia kubur itu tanpa peringatan kembali terkilas dibenaknya.
Meskipun begitu, gadis itu masih menjalankan tugasnya sebagai pengawal. Ia turun terlebih dahulu dari kereta dan mengulurkan tangannya untuk Sarah. Ia berjalan pelan mengikuti Sarah masuk ke dalam sebuah gedung.
"Wuah, lihat siapa yang datang.. Madam Sarah.. saya sangat senang akhirnya Anda kembali datang berkunjung.." Saking senangnya, wanita itu bahkan tidak menyadari keberadaan Moca. "Hannah, aku ingin memperkenalkan, anggap saja keponakanku.. Monica"
Barulah Hannah melihat sosok gadis itu. "Wah-wah, indah sekali keponakanmu ini.." Gadis itu hanya tersenyum singkat menanggapi.
"Ia hampir berumur 13 tahun, dan aku mempersiapkan untuk pesta debudantenya di umur 14. Aku ingin kau bisa mempersiapkannya agar menjadi layaknya seorang bangsawan." Hannah manggut-manggut. "Tepat sekali, bagaimana kalau kita mulai dengan pelajaran berdansa? Berhubung ada beberapa murid baru juga yang bisa menjadi latihan pasangan dansanya.."
"Ah, baiklah, aku serahkan dia padamu, Hannah!" Sarah tersenyum sebelum berjalan balik. Tapi Moca berlari menahan tangannya. "Madam, saya hanya akan mengawal Madam.." Ia mengubah gaya ucapannya menjadi formal. "Madam tidak boleh pergi ke mana-mana tanpa pengawal." Moca berharap setidaknya Sarah membiarkannya lolos kali ini.
"Monica.. aku hanya ingin naik ke lantai atas, tidak diperlukan pengawal." Moca menolak melepaskan tangan Sarah. "Aku bilang tidak membutuhkan pengawal saat pertemuan pribadi. Beraninya kau menolak?!" Salah satu cara yang paling manjur untuk menangani gadis itu telah dikerahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Moca
Historical FictionTerlahir sebagai pembawa sial ? Tema : Kerajaan . . . Kritik dan saran sangat diperbolehkan :) Bukan plagiasi dan tidak boleh :v revisi berlangsung sangat pelan karena sibuk #1 princess 07-08-2021 tanggal ditulis: 30-3-2020 s/d 01-01-2021