MOLI.8

593 71 1
                                    

"Eli!" Seseorang memanggilnya ketika ia tengah berjalan dibelakang Yo Ji. "Kak Ai, apa kau kini memanggil Eli untuk memanggilku?" Ji terkekeh geli mendengarnya. "Selamat siang, Tuan Putri Yo." Ia membungkukkan badannya. 

"Heheh, Ji kenapa kau tidak meminjamkan Eli sebentar untukku? Aku ingin mengundangnya pesta minum teh bersama teman-temanku." 

"Ha? Kak Ai itu tidak mungkin." Ia dapat melihat Ai merengut. "Dia mempunyai banyak tugas untuk hari ini." 

"Tch, aku tidak minta pendapatmu, aku minta pendapat Eli." Ia mendekat ke arah Eli bertanya dengan tatapannya apakah ia keberatan atau tidak. "Aku akan menurut kepada keputusan Pangeran sebagai bawahannya." 

"... Tsk, kau pikir kau satu-satunya pria tampan disini yang bisa aku ajak ke pesta perjamuan tehku? Kau seharusnya bersyukur aku sudah mengajakmu, tapi kau malah menolaknya." Ia menyilangkan tangannya. "Kak Ai.. Aku sudah bilang ia mempunyai banyak pekerjaan." 

"Tsk, Ji! Kau pikir hanya karena kau seorang putra mahkota kau bisa seenaknya? Aku masih lebih tua daripadamu! Aku lahir lebih dulu! Hanya karena kau memiliki segalanya bukan berarti aku tidak bisa melakukan apa-apa!" Ia berjalan menjauh dengan langkah kesal. 

"... Ah, dia mulai lagi, aku tidak tau apa yang salah dengannya. Kenapa selalu seperti itu setiap kita bertemu." Ji mengacak rambutnya heran. Eli juga hanya tersenyum hambar, sama sama tidak mengerti. 

Ia kembali menuju ruang belajarnya. "Ah, Eli, ayah menyuruhmu untuk mengunjungi paman dan mennyampaikan hadiahnya. Dia bilang karena aku harus belajar dan kau sudah dianggap seperti anak sendiri hahah." Ji kembali menggoreskan ujung penanya pada kertas. 

"Kenapa kau diam saja? Bukankah kau selalu menanti perjalanan keluar agar kau bisa bertemu dengan keluargamu?" Ji mendongak menatap Eli yang tengah diam mengerutkan dahinya. 

"Ah tidak ada apa apa. Aku akan menjalankannya." Ji mengangguk menunjukkan senyum dari salah satu sudut bibirnya. 

Eli memikirkan apa tidak apa-apa bagi Moca karena perjalanann itu akan memakan waktu 4 hari untuk berangkat dan kembali ke istana. "Ia tidak akan marah aku meninggalkannya bersama Madam Sarah kan?" Ia bergumam kecil. 



"Dad!" Ayahnya tersenyum melihat putrinya datang, tapi langsung berubah khawatir ketika melihat ekspresi kesalnya. "Apa ada sesuatu yang mengganggumu?"

"Eli! Ia menolak ketika aku mengajaknya datang ke pesta tehku hari ini. Padahal aku sudah berjanji pada teman-temanku aku akan mengenalkannya pada mereka." 

"Ah.. kau sudah mengatakannya?" 

"En" Ia mengangguk. "Aku tidak ingin mereka menganggapku sebagai pembohong." 

"Hm, apa Eli begitu terkenal diantara para gadis seusiamu?" Ia penasaran dengan apa yang gadisnya itu tengah lakukan. 

"Tidak hanya pada gadis seusiaku, tapi semua orang tentu mengetahuinya.. Sementara Pangeran memenangkan peperangan di timur tenggara, ia memenangkan peperangan di utara yang terkenal dingin!" Ia mengucapkannya dengan senang. 

"Ohoh, hmm.. tapi aku yakin Eli menolakmu bukan tanpa alasan.. Ia pasti sibuk dengan pekerjaannya mengawal adikmu." Ai tidak putus asa mendengarnya dan tetap memasang wajah memohon pada Ayahnya, "Kumohon.."

"Baiklah, aku akan memanggil seseorang untuk memanggilnya menemuimu. Hanya saja.. kau berjanji untuk tidak mengganggunya terlalu lama dengan teman-teman perempuanmu. Ia juga pasti merasa tidak nyaman berada di kerumunan gadis-gadis." 

Ai langsung mengangguk senang. "Baiklah, Ayah, pastikan ia akan datang ke pesta tehku, terimakasih!" Ia langsung berlari pergi. 

"Hahah, ia hanya datang kemari kalau membutuhkan sesuatu saja." Ia menggelengkan kepalanya. 

"Leon!" Ia memanggil sebuah nama dan seseorang itu segera masuk ke dalam ruangan. "Panggil Eli kemari, aku ingin berbincang dengannya." 



"Eli, bagaimana perkembangan belajar Yo Ji?" Raja yang tengah duduk di kursi kehormatannya itu menatap ke bawah. 

"Dia melakukannya dengan sangat baik, ia menyelesaikan setiap pelajaran dengan penuh pengertian." Raja itu hanya manggut-manggut. 

"Aku ingin kau mempersiapkannya dengan baik, bila kau butuh bantuan beritahu aku kapanpun." Eli mengangguk. 

"Saya akan melakukannya." 

"Eli, aku ingin kau bisa membantu pihak Yo Ji selama mungkin. Kau tau maksudku?" 

"Saya akan melakukannya, Yang Mulia." 

"Hn." Ia mengangguk puas. "Pergilah temui Yo Ai. Kau seharusnya tidak menolaknya ketika ia memintamu menemaninya." Dan aku, raja memang seharusnya tidak memihak pada kebaikan atau kejahatan. "Aku tidak membenarkan apa yang kau perbuat." 

Eli segera berlutut ketika mendengar ucapan raja. "Maaf karena saya tidak bisa melakukan tugas dengan benar." 

Tidak ada seorang pun tahu, di balik tirai, gadis itu bersembunyi. "Xixixi, ini adalah kelemahan dari seorang Raja, tetapi aku akan menjadi Ratu yang tidak memiliki kelemahan." 

"Bangunlah, asal kau tidak mengulang kesalahanmu lagi." 

"Xixixi" 

Tapi pemuda itu tau ada seseorang yang tengah terkikik dari balik tirai. 

.

.

.

"Semoga berkat terus berlimpah kepada Kerajaan Emeria."

My MocaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang