Semburat jingga di ufuk barat itu perlahan menghilang, menyisakan langit yang gelap dengan taburan bintang. Istana Prajurit terlihat keemasan memantulkan cahaya dari bulan fase separuh. Para pemuda itu berbincang pelan sembari berjalan masuk ke dalam istana.
"Pfft, hahah" Kekehan itu membuat gadis yang berada di punggungnya merengut. "Makanya jangan kepedean pulang lama-lama, babak belur kan.." Andrass mengejek. "Aih, diem ah." Moca menyandarkan dagunya pada bahu Andrass.
Setelah berhenti mengikuti pelatihan selama 5 bulan, pelatihan yang dipimpin oleh Pascal terasa seperti neraka. "Latihannya memang semakin hari semakin keras jadi pantaslah" Roy berjalan di sampingnya. "Tapi dia bahkan tidak bertahan sampai siang dan sebisanya doang, dia pasti malas latihan sewaktu di rumah." Andrass berjingkat sedikit untuk membenarkan gendongannya. "Benar juga, kau sepertinya dimanjakan di rumah"
"Hm" Moca merespon malas.
Sarah mengernyit ketika mendapati gadis itu diturunkan di sofa. "Kenapa lagi ini?" Andrass justru terkekeh, "Madam, kakinya terkilir saat dia turun dari gunung tadi sore" Roy yang menjawabnya.
"Apa kau tidak pemanasan dengan benar?" Andrass kembali terkekeh. "Dia justru sudah letoy duluan karena pemanasan ekstra" Andrass mengambil beberapa buah dari meja, "Menurut pengamatanku ia sudah melukai kakinya sejak memanjat tebing." Moca hanya nyengir kecil.
Sarah memandang pergelangan kakinya yang membengkak. "Aku tadi sudah memijatnya jadi akan segera sembuh" Roy tersenyum kemudian berjalan ke arah dapur diikuti dengan Andrass.
Tinggal Sarah yang kembali menghela napas berat.
"Eli malam ini akan pulang"
Mata gadis itu langsung menatapnya penuh kilau. "Tapi nampaknya kau sudah menciptakan masalah" Moca segera menggeleng dan berdiri, membuat Sarah agak terperanjat.
"Roy sudah membenarkannya, jadi ini bukan masalah besar." Gadis itu tersenyum senang sembari melihat ke arah kaki kanannya. "Aku akan mandi dan menyambutnya!" Melihat gadis itu bahkan melompat dengan satu kakinya menaiki anak tangga membuatnya kembali tersenyum heran.
Tidak ada yang bisa menghentikannya kalau itu tentang kakaknya. Darah lebih kental daripada air.
.
.
.
Gadis itu kembali berada di halaman istana, memandang pepohonan yang tampak lebih hitam daripada langit malam. Ia bersandar pada salah satu dari dua pilar di teras, menunggu sosok yang sudah sangat-sangat-sangat-sangat-sangat ia nanti.
Berharap Liel akan tampak lebih sehat, lebih tinggi, lebih kuat, setidaknya satu memoripun tentangnya tidak dilupakan. Tapi juga tidak apa kalau sosok lelaki itu terlihat lelah.. ia rasa tidak apa kalau lelaki itu lupa, yang penting dirinya ingat setiap rekaman di ingatannya. Berharap Liel tidak kehilangan senyumnya.
Pria yang diharapkan itu berjalan cepat ke arah istana yang sudah 5 bulan ini ia tinggal. Ia senang mengetahui ia dapat kembali melihat Moca, tapi sudut bibirnya terangkat lebih tinggi mengingat ia kembali ke sudah seperti rumahnya. Ia dipaksa bertahan selama 5 bulan di tempat asing sendirian, setidaknya sekarang ia diperbolehkan untuk rehat sejenak. Lelah.
"Liel!" Gadis itu segera berlari melihat sosok yang lelah itu, setidaknya ia tersenyum.
Eli berdiri di depan gadis itu. "Apa kau melukai kakimu?" Mengabaikan pertanyaannya dan langsung memeluk erat, melingkarkan lengannya pada pinggang.
"Moca.." ia mengelus-elus kepala gadis itu pelan. "I miss you" Kalimat itu membuat gadis itu mengusap mukanya pada perut Eli.
Eli sama sekali tidak komentar, hanya tangannya yang terus mengusap gadis itu pelan.
Beberapa saat berlalu, Moca melepaskan pelukannya dan tersenyum senang. "Selamat datang" Eli terdiam, sangat senang gadis itu tampaknya tumbuh dengan baik. Ia menggandeng tangannya dan berjalan masuk ke istana. "Kau memanjangkan rambutmu?" Perbincangan ringan mereka dimulai. "Eun, aku ingin kau memotongnya"
"Hmm, aku tidak mau" Moca sedikit bingung tapi mengabaikannya dan masuk ke dalam. "Pergilah ke kamar." Ia mempersilahkan kakaknya untuk berjalan naik tangga. "Aku akan mengantarkan makanannya ke kamar" Ia berjalan ke arah dapur.
Eli hanya bisa tersenyum tipis melihatnya.
Makanan itu masih hangat ketika sampai ke kamarnya. "Moca, bagaimana kalau kau pergi ke sekolah?" Seperti yang Eli duga, gadis itu hanya diam, berarti tidak setuju. "Kau akan mempunyai banyak teman sebaya, kau mungkin juga bisa memulai debudantemu di usia ke-14. Kau juga bisa belajar musik di sana, pasti menyenangkan."
Moca mengambil garpu menancapkannya pada kentang dan memasukkannya ke dalam mulut Eli. "Jadi betulan akan ada perang?" Eli mengangguk, menelannya sebelum melanjutkan, "musim panas taun depan."
"Hm, aku akan menemani Liel." Eli menggeleng. "Kau sekolah, aku pergi ke medan perang tanpamu"
"Aku dididik sebagai pemimpin barisan depan, aku tidak sepengecut itu untuk menghindari perang." Moca mengatakannya santai, "lagipula aku tidak suka sekolah."
"Seorang gadis harus belajar eti_"/ "ka, seni, dan sejarah." Gadis itu memotong ucapan Eli.
"Li_"/ "Kau hanya akan mengganggu di medan perang." Keluar dari mulut Eli, membuat gadis itu lebih dari tersinggung, wajahnya memerah, dan semakin lama matanya berair.
"Maaf.." gadis itu mengatakannya dengan susah payah, membuat Eli menyesal mengatakan kata-kata yang ia sadari memang keterlaluan.
"Maaf_" ia bangkit berdiri keluar dari ruangan itu sebelum tangisnya pecah, dan itu memalukan.
Penghalang bagi keluarganya, juga bagi Liel. Itu sebabnya Ayahnya sangat membencinya. Itu juga penyebab mengapa ia dikunci didalam ruangan itu. Bahkan ketika ingin membantu, hanya mengganggu. Bahkan ketika ia tidak bicara tampaknya mengganggu. Takut, ia tidak ingin, sekali lagi semuanya berubah menjadi 180 derajat. Ia tidak ingin dibuang lagi.
"Moca, maafkan aku, aku hanya berpikir kau mungkin berubah pikiran jika aku mengatakannya" Eli mengetuk pintu yang dikunci itu.
Apa yang kurang? Apa yang kurang? Apa-

KAMU SEDANG MEMBACA
My Moca
Исторические романыTerlahir sebagai pembawa sial ? Tema : Kerajaan . . . Kritik dan saran sangat diperbolehkan :) Bukan plagiasi dan tidak boleh :v revisi berlangsung sangat pelan karena sibuk #1 princess 07-08-2021 tanggal ditulis: 30-3-2020 s/d 01-01-2021