Special Episode -Yo Ai- 03

233 22 2
                                    

Negara tetangga semakin iri dengan kesuburan dan sumber daya Emeria yang sangat melimpah. Mereka ingin menguasai kerajaan itu, menjadikan kekayaan itu milik mereka.

Tahun-tahun perluasan wilayah Emeria semakin terasa seperti kejadian sehari-hari. Mereka tidak lagi khawatir akan keutuhan wilayah mereka. Bahkan yang berada di perbatasan melakukan aktivitas sehari-hari mereka tanpa rasa takut meskipun suara pedang yang saling bentrok terdengar. 

Bahkan masyarakat kerajaan yang dikalahkan dengan mudahnya merasa nyaman dan aman ketika menjadi bagian dari Kerajaan Emeria. Hingga akhirnya terdengar kabar, Pangeran Ji memenangkan peperangan dalam pelatihannya bersama dengan Tuan George di selatan. Sementara Eli berhasil memimpin 50 pasukan untuk menangkap pimpinan perang musuh. 

Kemenangan besar itu membuat Raja Alpha tersenyum puas. Sementara Ai hanya menatap seisi ruangan yang bangga dengan kemenangan itu heran. Toh memang sudah pasti menang. 

Setelah kemenangan Ji dalam peperangan, rasanya apapun yang ia lakukan sudah tidak lagi memuaskan kedua orangtuanya. Semua sumbangsih ide yang ia katakan hanya tampak seperti sesuatu yang biasa. Sampai prestasi yang ia susah-susah dapatkan di sekolah bangsawan juga tidak mendapatkan perhatian. 

Hari itu ia benar-benar mengamuk. Ia datang ke tempat Sarah, membawa segudang sertifikat yang sudah ia kumpulkan. Membanting semua itu ke lantai di hadapan Sarah. Gadis itu tersenyum miring. 

"Sarah.. apa aku melakukan kesalahan saat itu?" Ai menatap Sarah yang tengah membaca satu-satu sertifikat yang berceceran itu. "Aku tidak ingat, berapa kalipun aku mencoba, aku tetap tidak ingat!" 

"Sarah, apa aku yang membunuh paman? Karena itu diam-diam Raja dan Ratu marah padaku?" Sarah langsung menggeleng mendengarnya. "Ji, Ji, Ji, ia tidak melakukan sesuatu yang luar biasa. Mereka hanya memperhatikan Ji!" 

"Aku hanya bangun di pagi hari, dan semuanya sudah berpusat kepada Ji!" Sosok yang selama ini tampak arogan dan tidak terkalahkan itu menangis dihadapannya. "Tuan Putri Ai.." Sarah berusaha menenangkan Ai. 

"Ai, kau tahu kau melakukan hal yang luar biasa.." Sarah memeluk gadis itu. "Sarah.. aku ingin menjadi Ratu. Bukan Ji, tapi aku." Sarah terdiam mendengarnya. 

"Kenapa kau harus menjadi Ratu? Apa yang kau mau dengan menjadi ratu?" Sarah tidak ingin gadis itu salah persepsi tentang kekuasaan. "Supaya Ji tidak menjadi Raja.. supaya Ji yang sudah Ratu siapkan dengan begitu serius gagal mencapai tujuannya. Supaya Raja dan Ratu kembali bergantung padaku" Ai melepas pelukan Sarah. 

Gadis itu menatap Sarah tanpa ekspresi, "Sampah sampah ini, sebaiknya dibakar saja." Ia menatap ke arah ceceran sertifikat kemudian berbalik dan pergi dari ruangan. 

Tapi kemudian ia kembali dipermasalahkan dengan perjodohan. Ia dengan tegas menolaknya perjodohan apapun itu didepan umum. Bahwa ia tidak akan mau dipaksa berjodoh sampai ia memilih orang itu sendiri. Pernyataan itu membawa Raja dan Ratu menjadi sangat malu, menurut mereka itu adalah tindakan terceroboh dalam satu dekade terakhir. 

Tapi pernyataan itu membuat gadis itu dikenal lebih banyak masyarakat, dan ia jadi lebih mudah bersosialisasi dengan masyarakat berbagai kalangan. Tidak ada informasi penting yang terlewat, bahkan ia tahu tentang kebenaran dari Monica dan Mira yang tidak pernah diberitakan. Ia bahkan tau lebih dulu daripada Eli.

Ia bisa mengetahui siapa saja mata-mata yang berada di dalam istana, dan dari situ ia mengetahui apa saja yang tengah terjadi baik di dalam maupun di luar kerajaan. Ia berada di luar pengawasan Raja dan Ratu. Tidak ada yang tahu apa yang tengah ia perbuat. 

Tidak ada yang tahu, peperangan yang terjadi lagi kali ini adalah ulahnya. Ia berhasil membuat negara tetangga menjadi bonekanya. Mengadakan pengumpulan pasukan untuk berperang. 

Memang sudah seharusnya, kalau berita kemenangan itu didapatkan. 

Ji sudah mengumumkan kemenangannya. Kemudian disusul dengan kemenangan melawan Kerajaan Anaran. Bisa dibilang ia berhasil memperluas kerajaannya dan bahkan sudah merencanakan bagaimana mengelola wilayah baru itu. 

Tapi ada kemungkinan yang tidak pernah ia duga benar-benar terjadi. Berita buruk yang merupakan berita baik bagi kedua orang tuanya. 

Rumor itu menyebar begitu cepat, tetapi karena terdengar sangat mustahil, tidak ada yang menganggapnya serius dan pastilah hanya bercanda. 

Sampai ketika mereka benar-benar mendapat surat resmi keluarga George, akan pemakaman seorang pengawal kerajaan, komandan pasukan, dan pahlawan setia Emeria, Eli George.

My MocaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang