"START!"
Andrass dan Moca saling memberi salam sebelum mulai menyabitkan pedang kayu mereka. Moca sama sekali tidak bisa bersuara, ia mencoba tidak menghabiskan tenaganya dengan menyerang, ia hanya berusaha agar dirinya tidak terluka.
"Apa-apaan, kalau kau tidak menyerang, maka tidak akan ada yang menang!" Andrass mulai bersuara. "Apa Eli hanya mengajarkanmu untuk ini?"
Moca tidak bisa tersenyum. "Huf!" Ia mencoba menyerang. "Benar! Tunjukkan kemampuan yang sudah sering kau tunjukkan itu!"
Tapi gerakan yang cepat membuat kepalanya seolah mengambang. "I can't"
Langit yang cerah itu membawa segerombolan awan gelap menutupi cahaya matahari.
"Aku menye_ Akh" Ia sedikit tersentak ketika pedang Andrass hampir mengarah ke lehernya. "Apa yang baru saja kau katakan?" Andrass menatap mata Moca marah. "Kalau kalah-kalah, menang-menang. Kau mau menyerah? Pengecut sekali."
Moca melihat ke arah penonton yang melihat dengan heran --karena Moca terus terusan bertahan. Ia menatap Pascal yang jelas tidak akan membiarkannya menyerah begitu saja setelah memulai pertandingan.
"Heyah!" Moca akhirnya memutuskan untuk menyerang, sudah terlambat untuk menyerah, pertandingan sudah dimulai.
"Nice! Haah!" Andrass juga mulai menyerang dan pertandingan menjadi semakin menyenangkan dimata para pemuda lain, mengundang beberapa pemuda pelatih militer lain untuk menonton.
Moca sendiri telah merasa pertandingannya bersama dengan Rey membuatnya semakin yakin ada harapan baginya untuk menang. Ia hanya harus mengesampingkan hal-hal yang tidak perlu. "Hah!" Ia mengerti tidak ada gunanya kalau beradu kekuatan, ia harus beradu trik. Ia memiringkan badannya berusaha melewati lawan kemudian menyerangnya dari belakang. Ia menggunakan kecepatannya secepat mungkin tapi ia justru kehilangan keseimbangan dan harus melangkahkan kakinya ke depan dan menahan serangan Andrass berturut-turut.
"Euf_Hah!" Jangan menyerah, ia harus berpikir lebih cepat daripada geraknya. "Ada apa dengan pemuda kecil itu? Biasanya ia sangat gesit, tapi kali ini ia tidak bergeming."
"Bilang saja apa motifmu, kenapa kau tidak menyerangku?" Andrass mulai bertanya-tanya, tenaganya sama sekali belum terpakai untuk menghajar pemuda kecil itu. "Kau merasa kasihan karena Eli mematahkan lenganku?"
Moca bahkan tidak ingin menggeleng, ia hanya berpikir bagaimana cara yang mungkin untuk memenangkannya disaat ia hampir tidak memiliki energi tersisa.
"HAAH!!" Andrass langsung melumpuhkan pijakan Moca, membuatnya harus menahan kebawah. "Hup-ah!" Ia mundur dan membenarkan posisinya, membenarkan pandangan dan fokusnya. "Kau masih ingin bermain-main?"
Moca menatap mata Andrass, kembali menyerang dengan kombinasi yang sudah ia rancang tapi langsung gagal, karena Andrass menyamai kecepatannya. "Kalau kau ingin main-main." Andrass menggunakan kecepatannya untuk memukul lengan Moca. "Ah!" Itu pukulan yang cukup keras kalau saja Moca tidak membarengi dengan menyerahkan lengannya ke bawah. Ia kembali berputar dan kembali dalam posisi siap.
"Aku akan membunuhmu, makhluk arogan!"
"Andrass_" Moca memegang pedang dengan kedua tangannya, menahan pedang kayu itu didepannya.
Rintik hujan mulai turun. "Aku akan bermain serius." Ia tidak lagi memikirkan hujan dan mengerahkan semua kekuatannya hingga melampaui batas, selama itu ia memberi penghiburan kepada penonton yang lain, ia menguras kekuatan Andrass tapi tidak membiarkan ada setitik energi tersisa dalam dirinya.
Puluhan menit itu terasa sangat cepat bagi Moca, ia hanya membabi buta dengan semua teknik yang otaknya bisa susun dalam waktu singkat juga. "Kau memang merepotkan." Andrass tersenyum miring menyadari kalao target Moca adalah selalu mengunci langkahnya dengan pergerakannya yang cepat.
Ia kembali dalam posisinya, kedua tangannya sudah bergetar hebat memegang pedang kayu itu. "An_khuk khuk" Ia menahan batuknya, pandangannya kabur, bajunya yang kuyup membuat dingin semakin merasuk.
"Tidak perlu sungkan aku juga akan menyerang!" Andrass juga ikut menguras tenaganya mengarahkannya pada Moca. Ia memberikan tiga kombinasi serangan dengan semangatnya, menjatuhkan lawan ke tanah setelah menerima semua serangannya.
"Moca!" Eli yang baru saja datang itu langsung berlari ke arah adiknya, perasaan buruknya terbukti dengan kondisi Moca sekarang. Sarah yang turut datang bersama Eli melihat bagaimana Moca menerima serangan itu tidak kuasa bergerak satu langkah lebih dekat.
Moca yang tidak sadarkan diri berada dalam pangkuan kakaknya pelukan kakaknya. "Moca, sadarlah.. aku disini." Suara Eli membuat gadis itu sedikit membuka matanya, sudut bibirnya terangkat sebentar sebelum batuknya datang berturut-turut. Ia menenggelamkan dirinya pada perut Eli, mencari rasa hangat menutup matanya.
"Mo_moca.." Matanya terbuka lebar ketika noda darah itu terlihat pada bajunya. Ia segera mengangkat gadis yang tidak sadar itu berlari menuju istana.
Meninggalkan Andrass dan segala penontonnya itu dibawah pancuran hujan. "A_apa_ Bagaimana bocah itu tidak menghindar? Aku hanya menggunakan teknik yang tidak jauh berbeda dengannya?"
Pascal yang melihatnya sendiri merasa keterlaluan. Ia berjalan cepat menuju ke arah Andrass mengangkat tangannya ke atas dan menamparnya keras. "Apa kau ingin menghancurkan temanmu sendiri, Andrass?!" Andrass yang tidak mengerti menatap balik mata Pascal. "Ia sudah mencoba menjelaskan tapi kau tidak mengerti karena egomu untuk mengalahkannya!" Pascal berlalu dari situ juga.
Andrass : "..." Apa yang sebenarnya terjadi? Apa gadis itu berusaha menjebaknya supaya Eli melihatnya mengalahkannya dan menyerangnya balik? Benar juga.. dari awal ia tampak ingin mengatakan sesuatu tapi dirinya selalu menyela.
"Eish, kau bodoh sekali!" Roy menjitak kepala Andrass. "Bocah itu tidak dalam kondisi yang baik jadi ia begitu. Sudahlah, kau memang keterlaluan tapi aku tidak bisa bilang itu salahmu juga." Roy merangku bahu Andrass dan mengajaknya kembali ke istana.
Andrass : "..." Kemampuannya bukan kemampuan orang yang sedang dalam kondisi tidak baik, ia bermain dengan serius saat itu.. "Tcih!" Karena itu dia tidak bisa lagi menghindar sedikitpun? Konyol sekali!

KAMU SEDANG MEMBACA
My Moca
Historical FictionTerlahir sebagai pembawa sial ? Tema : Kerajaan . . . Kritik dan saran sangat diperbolehkan :) Bukan plagiasi dan tidak boleh :v revisi berlangsung sangat pelan karena sibuk #1 princess 07-08-2021 tanggal ditulis: 30-3-2020 s/d 01-01-2021