21. Sebuah Lipatan Surat

568 36 0
                                    


"Gaila, sebenarnya gue ... "

Arman menghela nafas dalam-dalam, lalu menatap lekat wajah Gaila. Gaila sendiri bingung, apa yang akan Arman katakan padanya.

"Gaila gue cin---"

"ARMAN CEPET LAKSANAKAN HUKUMANMU! DISURUH NGELILINGI LAPANGAN MALAH BERDUAAN SAMA CEWEK!" geram Audi, yang tak lain adalah guru mapel sejarah.

Arman mendengus sebal. Kedatangan Bu Audi sangat membawa sial baginya.

"Sumpah gue benci sama pelajaran sejarah!" geram Arman dalam hati.

Gaila menatap canggung Bu Audia, menyalami tangannya dan pamit untuk beranjak darisana.

Sementara Arman mengikuti arah Gaila pergi.

"Cepat laksanakan hukumanmu atau saya tambahin?" ancam Bu Audia semakin menjadi.

Arman tersenyum watados pada Bu Audia.

"Ibu kan cantik, baik sedu---" kalimat Arman langsung terpotong karena bu Audia segera menjewer telinga Arman dan menariknya hingga lapang basket.

"Cepat laksanakan hukumanmu, lari 20 keliling! Ibu ngawasi disini, jadi kamu nggak bisa kabur" tegas Audia.

Langsung saja Arman melaksanakan hukuman tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Mending kalo dihukum dapat nilai, ini namanya penyiksaan!" Arman menggerutu sembari berlari mengelilingi lapangan.

***

"Benda apa yang hilangnya Lesti?" tanya Pak Baim pada Lesti.

"Itu pak kunci mobil saya!" Lesti tertunduk.

"Mengapa bisa hilang? Barangkali kamu salah naro, coba cek dulu di tas atau di saku seragam kamu,"

"Udah pak tapi ternyata nggak adaa," rengek Lesti.

Pak Baim bangkit dari duduknya, lalu keluar ruangan guru. Lesti dan Mita mengikuti arah Pak Baik.

"Kita cek satu persatu tas anak sekelas kamu!" suruh pak Baik.

Dibelakang Pak Baim, Lesti dan Mita saling pandang lalu tersenyum kemenangan.

Sesampainya dikelasnya, Pak Baim masuk duluan. Dan meminta izin untuk mengecek tas mereka satu persatu.

"Gaila, kemana sih tu bocah?" Hasna menggerutu. Sedaritadi teman sebangkunya belum juga masuk kelas.

Pak Baim mulai memeriksa satu persatu tas murid sekelas mereka. Sudah ada 24 tas yang diperiksa, namun kunci mobil itu tidak ditemukan. Sekarang tinggal 3 tas lagi yang tersisa.

"Ini kunci mobil kamu?" Pak Baim memastikan. Saat menemukan sebuah kunci mobil ditas Gaila.

Lesti mendekati Pak Baim.

"Iya Pak, ini punya saya!"

"Lalu mengapa ada di tas Gaila?" Pak Baim terlihat bingung.

Hasna bangkit dari duduknya. Dia tak percaya dengan itu semua. Tidak mungkin Gaila melakukan itu semua.

"Pak, Gaila nggak mungkin nyuri kunci mobil dia dan memasukkannya kedalam tas," Hasna memberikan pembelaan untuk Gaila.

"Apa kamu punya bukti,Hasna?" tegas Pak Baim.

"Pelakunya sudah jelas ketahuan Hasna, Gaila yang mengambil kunci mobil Lesti."

Tak lama setelah itu, Gaila memasuki kelas. Semua tatapan tak suka pun menuju kepadanya. Gaila sendiri tidak tahu apa alasan semua itu.

Gai and Gan ✔ (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang