46. Maaf?

497 27 0
                                    

Kaget nggak tiba-tiba aku update? Berhubung hari sabtu dan minggu aku libur UKK-nya, yaudah aku sempatin nulis. Aku hari ini double update loh😄 jadi jangan lupa untuk Vomen ya gais..Dahlah happy reading...💕

°°°

Sudah satu minggu, Regan diinapkan kembali di Rumah Sakit Medilta-Singapura. Dokter memutuskan untuk melakukan operasi pada bagian kepalanya. Wahdani dan Lina hanya bisa optimis, ikhtir dan tawakal. Berharap semuanya akan kembali membaik. Teman, sahabat, orang-orang terdekat Regan tidak tahu kalau cowok itu kembali dibawa ke singapura lagi. Wahdani sengaja tidak memberitahu siapa-siapa. Cukup keluarganya saja.

Satu minggu lagi Gaila ulangtahun tepat yang ke 17 tahun. Harapannya di hari H nanti hanya satu. Dapat melihat senyum Regan kembali. Gaila takan berhenti berdo'a agar harapannya terkabulkan. Itu artinya Gaila berharap Regan sembuh dari amnesianya. Ia tak tega saat cowok itu menderita sakit kepala hebat.

"Woy ngelamun aja lo, dek!" Lamunan Gaila buyar saat Rio tiba-tiba muncul dan duduk di sampingnya.

"Ih abang,"

"Mikirin Regan ya?" Seolah Rio tahu isi hati Gaila---adiknya itu.

Gaila mengangguk, menampilkan wajah lesu. Rio terkikik melihat itu.

"Gue kangen sama senyum gantengnya," Gaila mengerucutkan bibirnya sambil berkaca-kaca.

Gaila seperti memiliki dua ganda sikap. Kadang pemberani, kadang sedikit polos.

"Bukan cuma lo. Gue juga kangen sama canda tawanya,"

"Bang.. Sebenernya gue itu cinta sama Regan," tutur Gaila blak-blakan.

Mulut Rio menganga lebar. "Tuh kan, dugaan gue bener kalo lo diam-diam nyimpen rasa buat dia kan." Rio menyelidik.

Gaila mengangguk simpel. Memang itulah kenyataannya. Rasa cintanya sama Regan tumbuh saat pertama kali ia melihatnya pas Masa Orientasi Sekolah. Dari penampilan cara bicaranya yang sopan nan lancar, membuat Gaila terobsesi. Hingga sebuah rasa padanya pun tumbuh subur di dadanya. Ah, Regan sangat mudah buat oranglain jatuh hati padanya.

"Do'ain aja semoga Regan cepet sembuh normal lagi,"

"Aamiin,"

Info, mereka berdua tidak tahu kalo Regan di bawa lagi ke rumah sakit Medilta-Singapura.

***

Beberapa jam kemudian. Saat Rio tengah santai di sofa, suara bel rumah menyaring. Membuatnya jengah.

TING..NONG..

Berkali-kali bel tersebut berbunyi. Ah, siapa sih sore-sore gini yang berani ke rumahnya? Paling si curut Rexa. Pikir Rio. Rio tak berniat membuka pintu sama sekali karena biasanya Rexa langsung masuk ke dalam.

"Permisi, paketan datang!" langsung saja Rio bergegas untuk membuka pintu saat dirasa itu suara cewek. Siapa dia?

Rio dibuat kaget saat membuka pintu. Mendapati seorang gadis familiar. Tentu saja Rio mengenalinya. Tapi, Rio menatap gadis itu dengan tatapan sinis.

"Ada perlu apa lo ke sini?"

"Kak Rio... Aku ke sini mau..." Gadis itu menggantungkan kalimatnya. Ia mendadak canggung begitu menatap wajah tampan Rio.

"To the point!" Rio melipat kedua tangannya di depan dada, dengan kaki menyilang.

"Aku mau ketemu sama Ga--"

"Mau apa lagi? Belum puas nyiksa adek gue?" bentak Rio membuat gadis itu tersentak kaget. Toh, niatnya baik bukan mau macam-macam.

"Mau nyiksa adek gue lagi, sampai mati?" lanjut Rio.

Gai and Gan ✔ (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang