Sebelum membaca, budayakan Vommen yaa^^ selamat membacaa...💞°°°
Arman tengah jogging sendirian. Seperti hari minggu biasanya, cowok itu selalu rutinitas jogging pagi. Baginya jogging itu seperti sudah kewajiban. Sejauh matanya memandang, cowok itu terhenti saat melihat sosok wanita paruh baya tengah duduk di bangku taman. Seperti sedang menangis.
Arman menyeka keringat di wajahnya dengan punggung tangan. Lalu terdiam sejenak memperhatikan wanita itu. Pakaiannya rapih, namun rambutnya sedikit acak-acakan. Arman tidak dapat melihat jelas wajah wanita itu. Karena wanita itu menunduk. Sial.
Dengan rasa yakin sepenuh hati, Arman menghampiri wanita itu. Barangkali orang itu kehausan, kan dia bisa menyerahkan air mineral yang sedari tadi terkepal di tangannya.
"Permisi, bu, saya boleh duduk di sini?" tanya Arman was-was.
Wanita itu hanya mengangguk. Tanpa menghentikan tangisannya.
"Aku rindu anak-anakku. Hiks... Hiks... Hiks... "
Arman mulai bungung. Tentang bagaimana cara menyikapi wanita itu.
"Em... Kalo boleh tau, ibu asalnya dari mana?"
"Saya tidak punya rumah,"
"Daerah apa maksud saya?"
Wanita itu hanya menggelengkan kepalanya. Tidak mengingat apapun.
"Tolong bantu saya, nyari anak saya. Hiks... Hiks... Dulu saya dibuang sama ibu saya sendiri ke rumah sakit jiwa. Hiks... Hiks... Hiks... "
Arman tertegun mendengar jawaban dari wanita itu.
"Kapan ibu dibuang ke rumah sakit jiwa?"
"Sudah tujuh tahun yang lalu. Hiks... Hiks... Saya tidak ingin kembali ke tempat itu... Saya bukan orang gila," ujarnya. Perlahan mengangkat kepalanya.
"Ibu tenang dulu ya," Arman menempelkan tangannya di pundak wanita itu.
Arman menatap wajah wanita itu. Seperti mirip seseorang, tapi siapa?
"Anak saya dua, yang satu cowok yang satu cewek." ucapnya lagi.
Wanita itu mengodok sesuatu dari saku bajunya. Lalu menyerahkan sebuah foto ke arah Arman. Arman menerimanya. Matanya membulat sempurna saat mengenali kedua orang yang ada di foto tersebut.
"Gaila sama Rio?" lirih Arman dengan suara kecil tapi masih terdengar jelas oleh wanita itu.
Terlihat wanita itu menghapus airmatanya. Lalu tersenyum. Raut wajahnya seperti sangat bahagia.
"Kau mengenal mereka?"
Arman mengangguk mantap. Oh, jadi wanita itu ibunya Gaila sama Rio? Sungguh, Arman tidak menyangka. Pantas saja wajah wanita itu mirip seperti seseorang, toh seseorang itu tak lain adalah Gaila.
***
Regan berjalan ke luar rumah. Dia bilang, ingin menghirup udara segar. Wahdani dan Lina mengizinkannya dengan syarat, jangan jauh-jauh. Baiklah, kalo semua itu akan baik-baik saja.
Dari arah yang berlawanan, Gaila tengah berjalan menghirup udara segar. Hingga beberapa menit kemudian Gaila melihat Regan. Gaila mempercepat langkahnya menghampiri Regan.
"REGAAN!"
Terlihat Regan belum menyadari keberadaannya. Cowok itu berjalan seperti tanpa arah tujuan.
"Regan, mau kemana?" Begitu Gaila sampai di samping Regan, gadis itu membuat Regan tersentak.
"Mau refresh otak, kenapa ya kepala gue tiap hari berasa berat?" ucapnya dengan suara Lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gai and Gan ✔ (ENDING)
Teen FictionUPDATE : Setiap Hari!! High rank : #3. Nyesek (7 April 2020) #6. Favorit (9 Juni 2020) #5. Tabah (9 Juni 2020) #4. Sesak (9 Juni 2020) Gaila menemukan sosok Regan. Kakak kelasnya yang terlihat cuek, tapi baik berhati malaikat. Disekolah barunya. W...