53. Pujaan Hati

488 30 5
                                    

Follow Wp : @Tikanurhaa
              IG : @tinurhaaa18

Kalian tinggal DM aja dan bilang kalau kalian pembaca Gai and Gan.. Nanti di follback..😍

======

Gaila membantingkan semua barang-barang kesayangannya dalam kamarnya. Lalu gadis itu memeluk bantal guling dengan erat. Meluapkan semua isi hatinya. Gadis itu menangis hebat. Hatinya sangat sakit. Karena siapa? Karena Regan.

Pintu kamar terbuka lebar. Tanpa Gaila ketahui, Rio baru saja memasuki kamar adiknya itu karena dirasa ada sesuatu yang tidak beres.

"Buseet ini kamar lo kenapa jadi kek kapal pecah si?" Rio ngomel sendiri. Ditatapnya Gaila yang tengah memeluk bantal guling.

Rio menggoyang-goyangkan bantal guling itu. Gaila semakin menguatkan pelukannya.

"Lo kenapa si Dek? Heran gue. Siapa yang berani nangisin lo?"

Hening. Lalu Rio memperhatikan barang-barang yang berserakan di lantai. Gila, kamar Rio saja tidak pernah seberantakan ini. Lah ini kamar cewek kenapa gini? Rio heran.

Perlahan namun pasti Gaila melepaskan pelukan bantal gulingnya. Lalu menatap Rio.. Dan Gaila bangkit lalu memeluk Rio yang sedari tadi masih berdiri.

"Lo kenapa si? Heran gue? Ayok cerita mumpung gue lagi baik."

Gaila menyeka airmatanya. Rambutnya juga acak-acakan. Matanya merah dan sembab.

"Hiks..."

"Siapa yang berani nangisin lo? Mau gue cincang tuh lidahnya." ucap Rio seolah yakin dengan ucapannya sendiri.

"Temen lo!" ketus Gaila. Berusaha menyeka airmatanya ngasal.

"Regan?" tebak Rio. Benar sekali.

Rio berdiri sejenak lalu keluar kamar. Gaila curiga. Apa yang akan dilakukan Rio?

Rio keluar rumah dan menatap rumah Regan. Pintunya terbuka sebelah. Rio mengumpulkan niatnya untuk ke sana.

Oh iya, satu hal yang perlu Rio ingat. Kalau bertamu ke rumah Regan harus sopan. Tidak bisa seenaknya masuk saja. Berbeda saat bertamu ke rumah Rexa. Mau main masuk seenaknya saja tidak apa-apa. Mau dibilang apa Rio sama pak Wahdani kalau bertamu ke rumahnya secara tidak sopan?

TING NONG...

Beberapa kali Rio menekan tombol bel tapi belum ada yang menyahut, atau menyuruhnya masuk. Rio mendecak sebal.

"Permisiii!" Suara Rio menyaring ke dalam ruangan.

"Woi, ke rumah gue ko udah kayak ke rumah sultan si? Masuk aja keleus." Rio membalikan badannya ke belakang. Dilihatnya Regan yang berdiri di belakanya.

"Lo dari mana, anjir.. Pantesan neken bel berkali-kali gaada yang nyahut."

"Anda kepo!" Regan terkikik sendiri.

"Masuk Yo!" Regan mendorong punggung Rio untuk masuk. Lalu Regan mengikutinya dari belakang.

"Emm, pak Dani ke mana?"

"Ada perlu ke rumah temennya." Rio manggut.

Keduanya memasuki kamar Regan. Isinya rapih. Tidak ada yang berantakan. Mengingat itu.. Rio ingat pada Gaila dengan kamar berantakannya.

"Bro.. Gue mau tanya sama lo." Rio menghela nafas.

"Apa?"

"Lo apain adek gue anjir? Dia nangis sampe barang-barang di kamarnya berserakan kayak kapal pecah."

Gai and Gan ✔ (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang