45. Menyesal

515 26 0
                                        

Hi, All. Maaf ya sebenarnya author mau update siang.. Tapi ada kendala. Akhirnya updatenya malam hehe. Maaf ya^^ jangan kecewa yaa😆 kan author juga punya dunia nyata, wkwk.. Dahlah, Happy Reding..💕

°°°

Gaila dan Regan diam-diam memanjat tembok pembatas di sebelah utara sekolah. Tadi keduanya tidak jadi memanjat gerbang depan karena ada banyak guru-guru mengumpul disana. Yeah. Keduanya berhasil memanjat tembok pembatas ini. Keduanya berjalan melewati jalanan trotoar yang cukup sepi.

"Key... Lo lihat warung itu kan?" Regan menunjuk ke arah warung di depan sana. Gaila mengangguk.

"Kenapa emangnya, Gan?"

"Gue berasa pernah mampir kesana, tapi kapan ya?" Sepertinya Regan mulai mengingat warung itu---warung mang Rusdi. Tempatnya membeli air mineral saat jogging bersama Rio dan Rexa.

"Itu warung mang Rusdi. Kamu ingat Gan?"

"Enggak!"

"Kayaknya gue ini cuma perasaan gue aja."

"I..iya kali," Gaila menyahutnya simpel.

"Key.." Regan menghentikan langkahnya. Tangan kanannya memegang kepalanya yang kembali sakit dan terasa berat.

"Regan kenapa? Kepalanya sakit lagi?"

Regan diam tak bersuara sedikitpun. Ia malah jongkok, seperti sudah tak kuat berjalan.

"Lo pulang duluan aja, Key. Tinggalin gue di sini," titahnya.

"Aduh.. Gimana ya, mau telpon om Kamu, tapi hape Gaila mati." Gaila menggaruk kepalanya yang gatal mendadak.

TIN...TIN..

Suara klakson mobil terdengar jelas di telinga Gaila dan Regan. Mobil itu semakin mendekat ke arah mereka.

"GAILA!" suara berat itu menggil nama Gaila. Gaila tersentak kaget begitu pemilik mobil itu turun dari mobilnya.

"Lo ngapain di sini sama dia?"

"Kak Arman ko nggak sekolah?" Gaila mengalihkan pembicaraan begitu mengetahui pengendara mobil itu Arman.

"Gue tanya lo ngapain di sini?" ulang Arman. Gaila mengela nafas gusar.

"Kak tolong dong, bawain Regan ke rumahnya. Please, Gaila nggak mau kalo sampe Regan kenapa-kenapa!" panik Gaila.

Arman terdiam sejenak. Sebesar itu kah rasa cintanya pada Regan? Sebesar it kah kepeduliannya? Sebesar itu kah... Banyak sekali yang Arman lamunkan tentang rasa Gaila pada Regan.

"Kak Arman..." lirih Gaila merasa tak enak hati.

"Eh? Oiya, ayo bawa ke dalam," Arman mulai membantu Regan berdiri lalu memasukannya ke dalam mobil.

Arman mulai melajukan mobilnya. Arman menoleh ke belakang. Terlihat jelas Gaila tengah menangkan Arman.

Kalo emang lo susah buat mencintai gue, gapapa. Gue bisa tersenyum lihat lo memilih cowok yang lo cintai. Gumam Arman.

Tepat satu menit. Arman menoleh ke belakang. Setelah itu Arman kembali menoleh ke depan, fokus pada jalanan.

***

Malamnya, Wahdani dan Lina membuat rencana agar Regan dibawa kembali ke rumah sakit Medilta-singapura. Tempatnya ditangani saat kecelakaan itu terjadi. Tadi pagi, Arman dan Gaila berhasil mengantarkannya ke rumahnya. Kebeutulan di rumahnya ada Lina, karena wanita itu sedang jadwalnya libur. Hari ini ia tidak ada kelas mengajar.

Sementara Regan sedang tiduran di king size-nya. Cowok itu tidak merasakan ketenangan sedikitpun. Yang ia rasakan hanya sakit kepala dan terasa berat. Sebenarnya ini sudah pukul dua belas malam. Tapi.. Dari pagi hingga sekarang, tidak ada rasa kantuk yang didapatnya. Aneh.

***

Rena menghentak-hentakan kakinya berkali-kali di lantai kamar saat melihat poto dirinya bersama Rio. Lebih jelasnya poto berdua saat mereka masih pacaran. Poto yang mereka ambil saat liburan di pantai bali.

Rasa menyesal pun melanda seluruh inci tubuhnya. Ia menyesal seribu kata. Ia benci sikapnya sendiri yang tidak bisa dikendalikan. Saat itu tanpa sebab, seperti ada yang memantra-mantrainya, dirinya ingin memutuskan Rio. Padahal hubungan mereka baik-baik saja tanpa ada problem sedikitpun. Lebih tepatnya ia memilih Dino. Teman sekelasnya.

Dan sekarang... Dino kemana?

Dino menghempaskan Rena setelah mendapatkan sosok Elvina, sahabat Rena. Sekarang Rena menyadari, bahwa saat itu Dino mengoloknya, hanya mempermainkan perasaannya. Cowok itu merayunya membuat Rena baper setengah hidup. Alhasil ia memilih putus dengan Rio. Sekarang.. Ia tahu alasan basi Dino merayunya itu. Sialan. Ternyata Dino diam-diam bisa mendekati Elvina melalui Rena tanpa Rena sadari.

"Sayang..." panggil Dino saat Rena tengah memakan kwetiawnya di kantin sekolah.

"Iya, sayang?"

"Si Elvina itu sahabat kamu kan?"

"Hmm..iya lah, sahabat deket. Kenapa emangnya?"

"Nggak, cuma nanya aja."

"Oh.."

"Eh tapi aku boleh minta nomor dia, kan?"

"Uhukuhuk! Rena hampir tersedak mendengarnya.

" Bu..buat apa sih, Yang?"

"Apa jangan-jangan kamu naksir ya, sama dia?"

"Nggak keleus ah.. Ya itu kalo kamu lagi nggak online kan aku bisa nanyain kamu lewat dia. Gini ya sayang, aku kan orangnya khawatiran."

"Hmm, oke kalo gitu." Rena mengeluarkan ponselnya membiarkan kekasihnya itu mencari kontak Elvina.

Setelah berhasil memindahkannya, Dino kembali meletakkan handphone Rena di meja kantin.

"Awas ya, sayang kalo kamu goda Elvina!" ancam Rena.

"Iya sayang... Suer nggak akan bohong!"

Rena percaya saja dengan apa yang diucapkan Dino. Oke fine kalo begitu.

Setelah satu minggu, rumor Dino jadian sama Elvina membuat satu sekolah gempar karena Elvina yang notabenya cewek tomboy, pacaran sama Dino si anak pemilik sekolah. Rena benar-benar merasa dipermainkan. Rena kecewa dan brnar-benar marah. Tentu saja bukan hanya Rena yang merasakan itu. Semua cewek pun akan merasakan hal yang sama saat dia dipermainkan.

Menyesal. Hanya satu kata yang ia rasakan saat ini. Rena sangat kecewa, telah memilih meninggalkan Dino saat itu. Sudahlah, semuanya sudah berlalu. Tapi tekad di hatinya untuk balikan sama Dino masih kuat. Ia janji akan membuat Dino kembali luluh dengan rayuannya. Ia janji pasti bisa.

"RIOO GUE JANJI AKAN REBUT LO KEMBALI!!!"

_______________________

Akhirnyaa Author bisa update lagi. Alhamdulillah, kalo nggak update itu rasanya author suka nggak tenang hehe.

Marii tinggalkan jejak kalian untuk Vomen. See you next part..💞

Gai and Gan ✔ (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang