29. Mereka Pelakunya

532 37 5
                                    


Dihari selasa ini, sesuai rencana kemaren, Bu Diana dan Pak Erwin mulai berjalan menuju ruang CCTV. Disana ada operator khusus, yang tak lain adalah Pak Ibam.

"Selamat siang Pak Ibam, permisi, tolong cek semua rekaman CCTV kamar mandi di hari jum'at pukul 15. 00." perintah Bu Diana.

"Siang kembali Bu Dian," sahut Pak Ibam.

Pak Ibam mengangguk lalu mulai memgecek rekaman pada kamar mandi cowok. Hasil rekaman itu terlihat jelas oleh layar monitor. Sehingga Bu Diana dan Pak Erwin dapat mudah menyelediki.

1 jam berlalu Bu Diana dan Pak Erwin menatap layar monitor. Tapi tidak ada satu orang pun yang memasuki kamar mandi.

"Pak Ibam coba rekaman yang kamar mandi cewek, pukul 15. 00." perintah Pak Erwin.

Pak Ibam menurut, ia langsung memeriksa rekaman CCTV di toilet cewek. Bu Diana dan Pak Erwin kembali menatap layar monitor.

Dalam rekaman itu terlihat ada satu cowok yang jalan sempoyangan memasuki kamar mandi nomor 3. Tak lama kemudian, terlihat satu gadis juga berdiri seperti sedang menunggu seseorang. Hingga kejadian itu semua terekam jelas oleh CCTV. Oh ..

Sekarang Bu Diana dan Pak Erwin sudah tahu jelas siapa pelakunya.

"Oke Pak Ibam, terimakasih," ucap Pak Erwin dan Bu Diana secara bersamaan.

"Kami permisi kalo begitu," pamit Bu Diana.

Pak Erwin dan Bu Diana buru-buru memepercepat langkahnya menuju ruang BK. Mereka berdua akan melaporkan ini ke guru BK.

***

Di kelasnya, Gaila sedari tadi mendengarkan curhatan Hasna. Memang, gadis itu sudah kembali sekolah seperti biasa, walau bibirnya masih pucat. Karena percuma, kalaupun gadis itu tidak sekolah, pasti dirumah akan merasa bosan.

"Gai, asal lo tau ya sebenarnya kak Arman itu orangnya jorok," ceplos Hasna membuat Gaila hampir tarsedak botol air mineralnya. 

"Kenapa-kenapa?" Gaila mulai serius mendengarkan.

"Kak Arman itu orangnya jorok. Masa dia seminggu cuma mandi empat kali," Hasna mulai blak-blakan.

Hasna sangat tau tabiat Arman. Karena Hasna saudaraan sama Arman. Cowok itu adalah anak dari kakaknya bunda Hasna.

"Darimana lo tau?" Gaila mengernyitkan dahinya bingung.

Sementara Hasna menepuk keningnya sendiri.

"Iyalah Tau, gue sama dia itu sodaraan," Hasna jujur.

Mata Gaila membulat sempurna saat mendengar hal itu. Dia benar-benar tidak menyangka.

"Kenapa lo nggak pernah bilang?"

"Apa faedahnya gue bilang sama lo?"

"Hmm nggak ada sih, gue kaget aja dengernya." tutur Gaila.

Sekarang kelas mereka sedang freeclass jadi keadaan kelas ricuh bagaikan dipasar. Menit demi menit berlalu, saat Gaila dan Hasna tengah mengobrol, tiba-tiba pintu kelas terbuka lebar. Anak lain yang sedang rebahan diatas meja membenarkan posisi duduknya dengan buru-buru.

Mereka pikir guru matematika yang masuk. Ternyata sesosok ketua osis dan beberapa osis lainnya. Mereka mulai masuk, diawali oleh ketua osis yang tak lain adalah Regan.

Jantung Gaila kembali berdetak lebih cepat dari biasanya. Sungguh, hal ini tidak pernah Gaila bayangkan bahwa sekarang Regan dan osis lainnya akan memasuki kelasnya.

Gai and Gan ✔ (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang