23. Hukuman

557 37 0
                                    

"Mungkin lo nggak akan pernah lagi ngelihat gue pake baju olahraga atau baju basket!"

"Ken-kenapa?" Gaila gelalapan.

"Suatu saat lo bakal tau alasannya,"

"REGAN KUMPULKAN KLIPINGNYA!" suara berat itu menyadarkan Regan dan Gaila.

Gaila mendadak kaget saat menyadari semua anak sekelas Regan dan Pak Tio, guru olahraganya menatap kearah keduanya.

"Gue duluan!" ucap Regan lalu berjalan kearah teman sekelasnya di tribun bagian barat.

Gaila masih terdiam dan menatap punggung Regan yang semakin menjauh.

"Kenapa kakak nggak mau cerita apa yang sebenarnya terjadi kak?" Gaila melirih. Lalu menundukan pandangannya.

Gaila berjalan menuju kelasnya. Dia ingat sekarang ada mapel kimia. Begitu sampai dikelasnya, sudah ada Pak Wahdani yang tengah menjelaskan materi.

Gaila menyalami Pak Wahdani, lalu menjelaskan semuanya. Wahdani menatap Gaila dengan tatapan tak suka. Namun detik berikutnya, anak sekelas pun ikut-ikutan menatap tak suka.

"Pak nggak usah disuruh duduk lah, dihukum aja dilap--"

"DIAM LESTI!" bentak Pak Wahdani.

"Haha mampus" guman Hasna menatap Lesti dengan senyum remeh.

Gaila merasa panas dingin di sekujur tubuhnya. Rasanya dia akan pingsan saat ini juga. Suasananya cukup mencekam.

"Kamu kerjakan 5 soal ini, kalau jawabannya benar kamu boleh duduk, tapi kalau jawabannya salah, kamu saya hukum diluar kelas!"

Degg!

Gaila mendadak tegang. Masalahnya dia tidak mengerti sedikitpun rumusnya. Jujur, mapel kimia dan sejenisnya adalah mapel yang paling tak disukainya.

"Cepat, jangan membuang waktu!" suruh Wahdani.

Gaila pasrah. Dia mengambil spidol lain diatas meja lalu mulai mengerjakannya.

Sudah 10 menit Gaila berpikir untuk mengerjakannya. Tapi, tidak ada sedikitpun rumus yang menempel diotaknya. Hingga ..

"Kamu saya hukum. Karena kamu telat masuk dijam pelajaran saya, dan kamu tidak bisa mengerjakan lima soal ini." tegas Wahdani.

Gaila menunduk malu. Harga dirinya turun didepan seorang ayah dari orang yang disayanginya.

"Kamu bersihkan toilet cowok dan cewek!" ucap Wahdani.

Gaila mengangguk pasrah. Dia berjalan dengan langkah malas menuju tempat tujuan.

Sesampainya dikamar mandi cowok, Gaila mulai membersihkan kerak disekitar jamban dengan sikat yang ada. Walau rasanya jijik, tapi harus tetap dijalani.

15 menit kemudian, setelah membersihkan toilet cewek, dilanjut dengan toilet cowok yang letaknya diujung, dekat kelas 10- IPA 1.

Gaila mendengus sebal. Masalahnya didalam lubang jamban banyak sisa rokok yang hampir menutupi lubang.

"Eitss ... Gue pikir disini ada tenaga kependidikan baru, ternyata lo. Haha jodoh emang nggak kemana-mana ya."

Gaila menoleh keasal suara. Ternyata itu adalah suara Arman yang barusaja memasuki kamar mandi dengan pentung rokok ditangannya, membuat Gaila jijik.

"Ngapain lo disini?" sembur Gaila kesal.

"Yang ada gue yang nanya ngapain lo disini? Kan, ini basecamp gue!"

Gaila merasa Skakmat. Dia tidak tahu harus menjawab apa lagi.

"Gue ... Gue lagi piketlah!" Gaila menyembunyikan apa yang sebenarnya.

Gai and Gan ✔ (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang