15. Kenyataan Yang Harus Diterima

652 40 1
                                        


Kenyataan apapun yang kita alami didunia ini, harus kita terima. Karena bisa jadi dibaliknya tuhan menyelipkan banyak hikmah dan pelajaran.  Karena tuhan tidak akan pernah menguji suatu hamba diluar batas kemampuannya.

____

"APA?" Lina tersentak kaget saat Wahdani menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Lina tak henti-hentinya menangis. Dia tidak rela darah dagingnya harus menerima kenyataan yang paling menyakitkan.

"Papa juga nggak mau ini semua terjadi. Kita berdo'a saja. Semoga Allah segera menyembuhkannya setelah dioperasi." Wahdani berusaha menenangkan.

"Pah mama nggak bisa tenang. Bagaimana nanti kalo--"

"Husst jangan berpikir yang negatif yang dulu. Kita harus selalu optimis." potong Wahdani.

Lina tidak menjawabnya. Dia terus menangisi putra kesayangannya.

"Maafin mama Nak, kalo mama pernah buat hati kamu sakit. Mama nggak mau kehilangan kamu ... Hiks ... Hiks ..."

"Jangan bicara seperti itu Ma, ucapan adalah do'a." tegas Wahdani.

Diraihnya tangan kanan putranya, lalu diciumnya oleh Lina. Dihidupnya dia adalah putranya terhebat. Selain berbakti kepada kedua orangtua, dia juga selalu membanggakan kedua orangtuanya dengan prestasi yang baik. Dari dulu hingga sekarang Regan selalu menjadi juara kelas.

***

Keesokan harinya..

Dokter sedang melakukan jadwal operasi pada benturan kepala Regan. Karena benturan yang dialaminya cukup parah. Kecil kemungkin harapannya untuk sembuh. Atau sembuh tapi mengalami amnesia.

Jika operasi pada kepalanya sudah selesai, akan dilanjut dengan mengoprasi ginjal kanannya yang pecah.

Ditempat lain, Gaila kehilangan semangat. Sama sekali gadis itu tak bersemangat. Kau pasti tahu apa sebabnya.

"Gaila lo ko kayak nggak semangat gitu? Mangat doong, kita kan sekarang ada mapel Fisika." Hasna mengeluarkan Alat tulis menulisnya.

"Pak Wahdani nggak bakal dateng." balas Gaila, sudah hapal betul.

Hasna dan anak sekelas menatap kearah Gaila. Sebagian ada yang merasa kecewa. Tapi kebanyakan mereka merasa bahagia.

"Kenapa, ko lo tau sih?" Hasna menyerngitkan dahinya.

"Kak Regan kan kecelakaan!"

"HAH, KAK REGAN KECELAKAAN?" tanya Hasna dan anak sekelas. Panik.

Gaila manggut simpel.

Lesti dan Mita saling berpandangan. Lalu menatap sinis Gaila.

"Aduh-aduh plis deh, kalian jangan mudah percaya sama omongan orang. Orang tadi gue lihat pak Wahdani diruang guru juga!" ucap Lesti membuat anak sekelas bingung. Ucapan siapa yang benar?

"Bener, tadi Pak Wahdani ada diruang guru!" Mita menyetujui.

"Gai sebenarnya ucapan lo bener nggak sih?" Hasna menggaruk kepalanya yang gatal.

"Bener. Gue nggak bohong Na."

"Tapi itu kata Lesti sama Mita .. ?"

"Terserah. Lo mau percaya sama gue atau sama mereka," Gaila memilih menenggelamkan kepalanya dikedua lipatan tangannya diatas meja.

Lesti bangkit dari duduknya dan mendekati meja Gaila. Dengan keras Lesti menggebrak meja, membuat Gaila terlonjat kaget. Mengubah posisinya menjadi semula.

Gai and Gan ✔ (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang