55. Mantan is Sampah

509 32 3
                                    

Selamat pagi gaes...😄 lama nggak update yaa? Maaf dibuat nunggu..🙏 buat kalian yang nanyain 'kak kapan update?' jawabannya sekarang..😂 dahlah happy reading jangan lupa vote, komen, dan share juga cerita ini ke teman, sahabat, kerabat kalian^^ btw thanks atas 14 K pembaca-nya, tanpa kalian cerita ini bukan apa-apa..💕

=======

"Gue.."

Gaila memejamkan kedua matanya. Merasakan sakit hati yang kesekian kalinya. Sekarang Regan berada di hadapannya. Bukannya membuat jantungnya berdebar, tapi membuat hatinya sakit.

"Gue mau minta maaf. Karena---"

"Bukannya dulu lo bilang, gak usah minta maaf?"

"Dan gue kenyang udah nerima maaf dari lo."

"Karena gue cuma mau lo bahagia."

"Bahagia?" Gaila tersenyum kecut.

Gaila menarik tangan Rio. Rio mendekat. Gadis itu menangis di tangan kakaknya.

"Gan.. Gue rasa lo pulang aja. Mungkin Gaila lagi gak mood lihat lo."

Regan memutar bola matanya ke arah lain. Lalu tersenyum kecil.

"Ok. Gue balik." Regan pamit. Sedangkan Gaila masih berisak tangis di tangan Rio.

"Udah. Jangan nangis ya, nanti akan ada someone yang ke sini. Mau tau nggak?" bujuk Rio.

"Siapa?"

"Ada deh.. Kalo gue kasih tau namanya bukan surprise. Tau gak dia siapa?" Gaila pun menggeleng.

"Calon kakak ipar lo." ucap Rio dengan wajah bersinar.

"Rena?"

"Bukanlah.. Enak aja. Itu kan sampah. Ups."

"Gaada akhlak banget si, mantan sendiri dibilang sampah?"

"Iyaalah namanya juga barang bekas. Sama aja dengan sampah!"

Setelah sekian lama menunggu, seorang  gadis cantik memasuki ruangan. Tunggu.. Itukan.. Mita?

"Haii!" Mita menyapa keduanya dengan senyum khas. Gaila hanya membalas dengan senyum karena dirinya merasa masih lemas.

"Gimana keadaan lo sekarang Gai?" Mita mendekati Gaila, tak lupa senyumnya tercetak kembali.

"Lo sendiri ke sini? Jalan kaki?" tanya Rio.

"Ngesot." celetuk Mita membuat Rio sebal.

"Yakali gue jalan kaki. Naik mobil-lah."

"Iya-iyaa paham."

"Eh ngomong-ngomong, tadi katanya yang akan dateng ke sini calon kakak ipar gue. Berarti itu lo?" Gaila memastikan. Tatapan matanya pada Mita.

Rio dan Mita saling pandang lalu tersenyum malu ke arah Gaila. Sudah Gaila tebak, Rio mulai suka sama Mita.

***

"Pa.. Sebenarnya Regan itu beneran masih cinta sama Mel apa cuma kasihan aja?" Mellyn menatap wajah papanya, meminta sebuah jawaban.

"Kenapa ko nanya gitu si sayang?"

"Ya nggak papa, cuma nanya aja. Takutnya Regan nerima perjodohan ini cuma karena dia kasihan sama Mel."

Mr Varrel tersenyum. "Nggak mungkin Regan sudah tidak cinta kamu. Papa tahu Regan masih cinta sama kamu walau beberapa kali cowok itu mengutarakannya pada gadis lain. Papa yakin Regan cuma cinta sama kamu."

Mellyn memandang kakinya yang tinggal satu. Mellyn kembali merasa tidak pantas untuk hidup. Hari-harinya hanya sekedar kamar, kamar, dan kamar. Membosankan. Ia rindu dengan dirinya di masalalu---sebelum kejadian buruk itu terjadi padanya. Sebelum ia kehilangan kaki kirinya. Hidupnya terasa bebas dan asik. Jauh beda dengan sekarang.

"Pa, Mel kangen masalalu. Hiks... Hiks..." Mellyn kembali berisak tangis saat mengingat masalalu---masa paling indah menurutnya.

Mr Varrel yang mengerti perasaan putri  kesayangannya itu langsung membawanya ke dalam bekapannya.

"Dengerin ya sayang. Kamu boleh rindu masalalu. Kamu boleh ko rindu masa-masa indah itu, tapi jangan sampai masalalu membuatmu tersiksa di masa sekarang. Jangan karena kamu kangen masalalu, kamu jadi menyesali apa yang telah terjadi pada kamu."

Selain rindu pada masalalu, Mellyn juga rindu Regan. Ah sial, padahal baru kemarin ia bertemu Regan di sini. Saat acara tunangan itu dimulai.

***

Malam ini Regan tengah selonjoran di sofa rumahnya. Matanya memandang langit-langit kamar. Pikirannya melayang-layang---bagai astronot di luar angkasa.

Ia memikirkan tentang perjodohannya dengan Mellyn. Mengapa ia bisa yakin akan memilih Mellyn? Mengapa tidak.... Saja? Entah. Regan juga tidak tahu. Mungkin karena ia belum bisa melupakan insiden skandal Gaila dengan Arman yang ciuman bibir---yang sempat viral di IG itu. Rasa kecewa Regan sangat besar pada Gaila.

Sudah 2 jam Regan melamun di sofa. Lina memperhatikannya secara diam-diam. Baru kali ini Regan melamun lama seperti itu.

"Kamu kenapa, sayang?" Lina mendekati Regan. Regan bangkit dan berdiri.

"Gatau, Regan pusing." Tepat setelah mengatakan itu Regan beranjak dari sana menaiki anak tangga dengan setengah berlari.

Mama nggak mau kamu banyak pikiran. Mama takut kamu amnesia lagi.

Lina kembali pada aktifitasnya. Bersih-bersih meja makan.

Di kamar...

Regan mengganti pakaiannya dengan baju ngasal. Setelah menyimpan baju bekas pakai ke mesin cuci di kamar mandi, Regan langsung merebahkan badannya ke kasur dan memejamkan kedua matanya.

1 jam kemudian, ponselnya berbunyi menandakan panggilan masuk. Namun saat membuka kedua matanya, pandangannya gelap gulita.

"Buset. Gelap amat, ni mata gue buta apa? Amit-amit kali. " Regan mengucek kedua matanya berkali-kali. Namun hasilnya tetap sama. Gelap.

"Masa iya gue lupa lepas softlens? Hari ini kan gue gak pake softlens." guman Regan. Cowok itu mulai meraba ponselnya namun tidak ia temukan. Yang ia temukan adalah kacamatanya. Hidih bikes.

"Dih ponsel.. Lo di mana? Lagian siapa yang nelfon malem-malem kek gini?" Regan mendengus sebal.

__________________

TBC.. Vote dan komen selalu yaaa:p 😄🤗

Gai and Gan ✔ (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang