"Jujur sama gue, lo diapain sama dia?"
____
Gaila melangkahkan kakinya menuju kantin. Namun disaat melewati lorong-lorong kelas 10. Sudah banyak pasang mata yang menatap kearahnya dengan sinis. Sama sekali Gaila tidak peduli.
Gaila mempercepat langkahnya agar segera melewati mereka.
D
isaat sedikit saja Gaila lolos dari lirikan sinis itu, tiba-tiba seseorang dari belakang memegang pundaknya membuat langkah Gaila terhenti mendadak.
"Heh mau kemana lo?" tanya gadis berambut pendek sebahu dengan sinis.
Gaila membalikan badannya kearah gadis itu yang berada dibelakangnya.
"Kenapa emangnya?" bukannya menjawab, Gaila malah bertanya balik.
"Lo ko baru kelas sepulu udah songong sih? mau jadi apa lo disekolah ini?" sentak Winda dengan suara tinggi.
"Mau jadi sisiwi," jawabnya dengan simpel.
Jawaban yang keluar dari mulut Gaila berhasil membuat emosi Gadis itu terpancing. Dengan cepat, gadis itu mendorong badan Gaila hingga badannya tersungkur dilantai. Gaila meringis menahan sakit, lalu dengan cepat gadis itu melepaskan sepatu yang terpasang di kakinya, lalu melemparkannya tepat kearah wajah Gaila.
"Ini sebagai tanda kebencian gue sama lo." sentaknya dengan suara semakin keras.
Gaila menatap wajah gadis itu dengan murka, penuh amarah dan kebencian. Sebenarnya ia ingin marah pada gadis itu, tapi Gaila teringat dengan ucapan ibunya :
"Kamu harus jadi anak baik, sholehah, baik kepada sesama, jangan emosian, jangan sedih, harus tetap ceria."
Gaila menyadari jika gadis itu adalah siswi kelas 11. Dia adalah akak kelasnya yang terkenal galak, cuek, dan kejam. Satu lagi, sebenarnya Gaila tahu siapa nama gadis itu. WINDA.
Winda mengambil kembali sepatu yang telah dilemparkan pada Gaila. Gaila membangunkan badannya, Gaila memang tidak mau harga dirinya diinjak-injak oleh siapapun.
"Denger ya, kalo lo masih betah sekolah disini jangan buat gara-gara bego. Kasus lo sama Regan yang kemaren-kemaren udah tersebar luas kesekolah lain. Gara-gara lo Regan jadi ikut-ikutan terbawa kasus. Lo tuh emang bego ya. Seumur-umur Regan itu gak pernah dapat kasus, ini semua pasti ulah lo kan?" geram Winda memaki Gaila seenaknya.
Lo pikir gue takut? batin Gaila.
"Awas ya, kalo berani-berani berurusan lagi sama Regan gue gak segan-segan akan--"
"Akan apa?" suara familiar itu berhasil membuat Winda menoleh kearah sumbernya. Sejujurnya Winda benar-benar kaget dengan kedatangan Regan secara tiba-tiba.
Gaila menatap refleks kearah Regan yang sudah berada disampingnya.
"Re-regan lo ko--" ucapnya gelalapan.
"Kenapa kaget? Lo mau jadi jagoan lo disekolah ini?" tanya Regan dengan nada menyentak. Membuat nyali Winda menciut secara tiba-tiba.
"Ngg-ak gu-gue---"
"Apa? Lo punya otak gak?" tanya Regan masih dengan nada sama namun penuh penekanan.
Winda hanya mengangguk. "Tapi otak lo disalah gunakan."
Gaika yang melihat pertengkaran itu merasa benar-benar takut. Sejujurnya dia tidak menyangka dengan sikap Regan saat seperti ini. Menyeramkan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gai and Gan ✔ (ENDING)
Roman pour AdolescentsUPDATE : Setiap Hari!! High rank : #3. Nyesek (7 April 2020) #6. Favorit (9 Juni 2020) #5. Tabah (9 Juni 2020) #4. Sesak (9 Juni 2020) Gaila menemukan sosok Regan. Kakak kelasnya yang terlihat cuek, tapi baik berhati malaikat. Disekolah barunya. W...
