20. Sebuah Hal Yang Tidak Terduga

576 32 0
                                        

Gaila terlonjat kaget saat melihat WhatssApp Regan yang aktif 2 jam yang lalu. Ini sangat bahagia, hal ini sangat tak terduga. Ini memang hal yang paling ditunggu dari hal-hal yang sebelumnya. 

Lalu, Gaila membuka email dan ternyata ... Ada sebuah pesan yang belum terbaca. Tau dari siapa?

                
            ReganAlwHbct2334@gmail.com.

Gai, always take care!

Gaila tersenyum haru melihat pesan itu. Sungguh, dia sekarang menangis bahagia. Ini hal yang paling ditunggu.

Gaila mencubit pipinya keras-keras, barangkali ini hanya mimpi. Namun ternyata tidak, ini nyata. Bukan mimpi.

"Ih kenapa si lo, gajelas banget jadi orang!" sindir Hasna menyadari tingkah aneh Gaila.

"Naa, gue bahagiaaa," Gaila memperlihatkan wajah bahagianya dan memeluk Hasna erat.

Sedangkan dibangku lain, Lesti menatap jijik kelakuan Gaila yang seperti anak Sd menurutnya.

"Cih dasar murahan!" desisnya. "Lihat aja permainan gue nanti," lirihnya.

"Mita, kita harus kasih pelajaran sama tu anak. Dia itu pelakor." ucap Lesti sinis.

"Why, dia kenapa lagi?" Mita menatap Lesti serius.

"Gara-gara dia, hubungan kak Rena sama kak Rio renggang Mit, hampir putus." jelas Lesti.

"Gilaa, pake mantra dukun dari mana tu anak? Pinter banget nyari mangsa, cewek gatel!" sinis Mita menatap Gaila yang duduk dengan Hasna didepan sana.

Seharusnya hari ini, kelas mereka ada mapel bahasa Indonesia. Tapi Bu Wati, guru pengajarnya berhalangan hadir karena anak bungsunya bawel tidak mau ditinggalkan.

"Gaila, ada salam dari Bagas anak SMAKAR." ucap Iyan teman sekelasnya.

Gaila melepaskan pelukannya dari Hasna lalu membalikan badan kearah Iyan. Kedua matanya melotot tak percaya.

"Yan, lo ... Kenal sama Bagas?" tanya Gaila ragu.

Iyan tertawa mendengar pertanyaan itu. Baginya seperti sebuah lelucon.

"Gue sahabatan sama dia sejak orok kali, ahh!"

Gaila menelan salivannya lalu menatap Iyan dengan serius.

"Darimana dia tau gue?" Gaila menyerngitkan dahinya bingung.

"Waktu sekolah kita tanding basket sama SMAKAR. Diam-diam Bagas nyuri pandangan ke lo. Padahal baru pertama kali ngelihat lo."

"Yan, itu cewek SMANEJA yang duduk di tribun paling utara, yang sebelah kanan siapa?" Bagas menunjuk kearah sana.

Bagas menangkap jelas yang ditunjuk Bagas itu, Gaila. Karena yang duduk di tribun lapangan sebelah utara hanya Hasna dan Gaila. Hasna sebelah kiri dan Gaila sebelah kanan.

"Kenapa lo suka sama dia?"

"Ya, gue suka. Dari tadi gue perhatiin cewek itu ceria!"

"Gaila namanya. Satu kelas sama gue ko."

Bagas manggut-manggut. Lalu kembali fokus pada pertandingan.

Iyan teringat dengan masa itu. Dimana menemui Bagas di SMAKAR. Sedikit pengenalan, Bagas itu sahabat Iyan dari kecil. SD dan SMP mereka selalu bareng. Tapi saat masuk SMA, bagas lebih memilih ke SMAKAR. Dan tentunya berbeda pilihan dengan Iyan yang memilih ke SMANEJA.

"Waktu malem dia nelpon ke gue, nitip salam buat lo!" lanjut Iyan.

"Waalaikumsalam!" balas Gaila.

Gai and Gan ✔ (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang