39. Mereka Siapa?

491 28 0
                                        

"Mereka siapa?" tunjuknya.

"Mereka itu orangtua kamu," Entah kenapa Rexa merasa geli saat mengucap kata 'kamu'.

"Orangtua angkat?" Regan memastikan. Lina mengangguk dengan senyum kecut. Biarkanlah, jika memang semuanya akan baik-baik saja, mereka tidak masalah. Yang penting Regan mengenalnya walau semuanya harus dimulai dari awal lagi.

"Dimana kedua orangtua kandungku? Mengapa aku bisa ada di sini?"

Wahdani menggeleng simpel. "Apakah kepalamu masih sakit?" Wahdani mengalihkan pembicaraan.

Regan menggeleng cepat. "Sakit kepala kenapa aku ini?"

"Tidak, papa cuma bertanya." tutur Wahdani diangguki Lina.

Rio mendengus sebal karena sedari tadi ponselnya bergetar. Sudah ia duga pasti itu telpon dari Gaila.

"Kenapa lo, Yo?" Rexa menyadari perubahan di wajah Rio. Tapi Rio kembali menetralkan keadaan. Lalu menggelengkan kepala.

"Kalian kenapa mau berteman sama Aku?" Regan kembali bersuara.

Rio menggaruk kepalanya yang gatal. "Bro, kita bahasanya gue-lo ya biar
nyaman."

Regan hanya mengangguk tak mau ribet. "Jawab pertanyaan gue." lanjut Regan.

Rio dan Rexa saling bertatap muka. Bingung harus menjawab apa.

"Gini deh, kita itu temenan sejak orok." sahut Rexa simpel.

"Oh iya lo inget nggak, nama lo sendiri siapa?" Rio mengalihkan alur pembicaraan.

Regan menggeleng simpel.

"Nama lo Regan Alwi Hibactullah," Rexa.

"Nama gue panjang banget?" Regan mengernyitkan dahinya bingung.

Lagi-lagi Rio dan Rexa saling tatap. Mereka bingung. Regan menyipitkan kedua matanya seperti tengah memperjelas penglihatannya.

"Kenapa Bro?" serempak Rexa dan Rio mengalihkan pandangannya pada Regan.

"Mata gue ngeblur, apa perasaan gue aja?"

"Mata kamu minus, Sayang." Lina angkat bicara.

"Gan, ingat-ingat ya. Kamu panggil saya Papa dan panggil dia mama." Wahdani menunjuk dirinya, lalu menunjuk Lina.

"Gue panggilnya Om sama Tanteu ya. Kan kalian cuma orangtua angkat."

***

Gaila berjalan bersama Hasna melintas ke tribun lapangan. Namun Gaila menghentikan langkahnya saat melihat tiga cowok dari kejauhan. Gaila sangat kenal dengan ketiganya.

"Na, cara kak Rexa nyatain perasaan ke lo itu mesra nggak?" Gaila mengalihkan pandangannya pada wajah Hasna.

"Kenapa lo nanya gitu?" Hasna heran.

"Ya nggak kenapa-napa, nanya ajaa."

"Yah boro-boro mesra, dia tiba-tiba nge klaim gue jadi pacarnya. Tapi gue suka sama dia karena humoris, dan selalu buat gue baper." tutur Hasna jujur.

Tiba-tiba saja pandangan Hasna tertuju pada ketiga cowok yang sudah berada di lantai atas. Mereka tak lain adalah Regan, Rio dan Rexa. Si 3R. Sampai kapanpun mereka tidak akan berpisah. Mereka sudah kenal bener.

"Waah baru aja diomongin, orangnya udah ada ajaa di depan mata." cibir Hasna.

"Depan mata pantat lo kali," sembur Gaila.

"Eh... Kak Regan udah sembuh?" Gaila tersenyum mengembang. Baru menyadari Regan yang sudah bersama mereka---kedua kawannya.

"Pasti udahlah, Gai."

"Gue kangen_" Gaila mengerucutkan bibirnya. "Gue kangen lihat senyuman dia," lanjut Gaila.

"Yaelah, Gaila... Itu kan dia udah sekolah, nanti gue bilangin sama Aa Rexa ya, kalo lo rindu sama kak Regan."

Pipi Gaila terlihat merah. Hasna tertawa dengan nikmatnya. Ternyata ngegombalin temannya ini jauh lebih mudah daripada nyium pipi Rexa. Eh...?

"Gausah ah, ntar si Rio malah ikut-ikutan ngelebih-lebihin gue_"

"Gapapa kan?" tanya Hasna.

"Gapapa apa maksud lo? Gue lama-lama muak ya sama lo!" Gaila memutar bola matanya malas.

Tak terasa mereka berdua sampai di depan kelas. Namun terlihat satu sosok gadis berdiri di depan kelas mereka. Gaila kembali menghentikan langkahnya.

"Kenapa berhenti, Gaila?" Hasna bingung.

Gaila memutar badannya, mengurungkan niatnya untuk ke kelas, lagian ini masih cukup pagi. Jadi tidak akan terlambat masuk kelas.

"Ada kak Winda, males gue. Kita ke depan aja dulu." ajak Gaila. Hasna pun pasrah, menurut saja.

Keduanya kembali ke depan. Gaila mengajaknya ke tribun lapangan. Tak disangka, Regan dan kedua temannya pun tengah menuju tempat yang sama. Hingga beberapa menit kemudian, mereka bertiga semakin dekat.

"Hai bebeb Hasnaa, kangen sama Aa nggak?" goda Rexa sambil melambaikan tangan.

Hasna senyum tersipu malu. Bagaimana tidak, ia digombali pacarnya sendiri.

"Regan udah sembuh?" Senyum Gaila mengembang saat menatap wajah Regan dari dekat. Seperti hari-hari yang lalu.

Regan tidak menyahut. Sama sekali ia tak mengenal gadis di hadapannya itu.

"Dek..." Rio menggantung kalimatnya.

"Regan udah sembuh?" ulang Gaila.

"Dek..." Rio gemas sendiri. Ingin sekali menjelaskannya pada Gaila, bahwa Regan itu amnesia. Tapi mana mungkin.

"Kenalin Bro, ini namanya Hasna. Pacar gue." Rexa menunjuk kearah Hasna.

"Yang ini Gaila, adek gue," Kini giliran Rio yang menunjuk ke arah Gaila.

Gaila dan Hasna saling tatap. Tak mengerti. Kenalin? Bukanya Regan sudah mengenal kedua gadis itu?...

"Yap. Gue Regan." Regan menjulurkan tangannya. Gaila pun membalas uluran tangannya itu.

"Iya, Regan."

Hati Gaila terasa tersayat silet. Sangat perih. Cowok yang dia sukai sejak lama, mengalami amnesia. Bahkan tak mengenalnya.

"Yo, adek lo cantik banget. Buat gue gapapa?"

Entah ini mimpi apa, Gaila mendadak tegang. Ini tidak seperti yang diharapkannya.

"Yowes, boleeh dong. Gue setuju bangeet," balas Rio bangga, sementara Rexa hanya manggut-manggut menyetujui.

Regan tiba-tiba menarik tangan Gaila, dan membawanya berjalan. Entah mau kemana.

________

Author gantung nih, haha... Gaada akhlak emang..😂

Vommennya ditunggu selalu yaa.. Btw makasih banyak atas 2 k nya. Bahagia banget, nggak tau harus gimana cara ngungkapinnya...^^

See You Next Part..💕 sehat2 dirumahnya yaa... ILY All..😍

Gai and Gan ✔ (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang