Gaila mencorat-coret bukunya sembari mengingat kejadian dirumahsakit hari kemarin. Karena Regan memperlakukan Mellyn dengan sangat manis dan lembut. Hati Gaila yang hancur berkeping-keping itu belum kembali utuh. Rasa sakit itu masih ada.
Tiba-tiba, seorang osis memasuki kelas mereka dengan kedua tangannya membawa sebuah kardus berisi handphone. Ya, handphone yang kemaren dirazia.
"Adek-adek, ini handphone kalian yaa," ucap osis tersebut yang tak lain adalah Winda, saat masuk kelas.
Semua anak sekelas langsung bangkit dari duduknya menuju meja guru untuk mengambil ponsel mereka masing-masing.
"Lah kak, ko handphone saya nggak ada?" Gaila terlonjat kaget saat tidak mendapati handphonenya disana.
Winda memutar bola matanya malas.
"Handphone lo bermasalah," ucap Winda dengan sangat pelan, karena Gaila sendiri yang mendekatinya.
Gaila tersenyak kaget mendengar kalimat itu.
"Hah?" refleks Gaila mengucapkan itu.
"Handphone lo bermasalah," ulang Winda dengan kesal.
"Maksud kakak?" Gaila mengernyitkan dahinya bingung. Masalahnya, gadis itu merasa tidak menyimpan foto atau video aneh tentang apapun dihandphone-nya.
"Ikut gue yuk!" Winda memberi intruksi agar Gaila mengikutinya. Hingga mau tak mau gadis itu menurut, mengikutinya.
"GAILAA MAU KEMANA?" dari dalam kelas, Hasna berteriak memanggil Gaila. Namun gadis itu sepertinya tak memperdulikan Hasna. Gaila hanya memikirkan handphone-nya.
"Sebenernya lo punya hubungan apa sama Regan?" Winda mengintrogasi saat keduanya sampai ditempat tujuan.
"Maksud kakak apaan ya?" Gaila sok polos.
Beberapa menit kemudian, keduanya sampai ditempat tujuan. Winda memang sengaja mengajaknya ke taman belakang sekolah yang sangat sepi.
Gaila semakin tidak mengerti dengan maksud Winda. Tiba-tiba saja Winda memperlakukannya seperti orang yang sudah melakukan kesalahan.
"Ini ponsel lo?" Winda mengambil sebuah benda pipih itu dari saku rok kotak-kotaknya.
"Iya kak," balas Gaila seadanya.
"Gue tanya sekali lagi, lo ada hubungan apa sama Regan?" sengit Winda dengan emosi yang bergejolak.
"Nggak ada hubungan apa-apa kak," jujur Gaila.
"Gue nggak percaya! Kenapa diponsel lo banyak foto bareng sama Regan?" Winda semakin mengintrogasi, dengan nada tak suka.
"JAWAB PERTANYAAN GUE!" Winda meluapkan gejolak emosinya dengan meninggikan suaranya. Karena tidak akan ada satu orangpun yang melihat kejadian itu. Toh, suasana taman belakang ini kan sepi.
"Gue nggak bohong kak, serius." Gaila tak terima jika dirinya terus saja direndahkan oleh sosok Winda.
"Omongan lo itu basi!!" sinis Winda lalu menghapus semua foto-foto Gaila bersama Regan. Termasuk foto yang terpasang menjadi wallpeper dilayar utamanya.
"Kak, gue punya salah apa sama lo? Sampe-sampe lo laluin itu sama gue?" sifat asli Gaila sebentar lagi akan keluar. Dalam situasi ini dirinya akan menjadi Gaila yang pemberani.
"Salah lo itu banyak! Gue nggak suka lo deket-deket sama Regan gue. Dia milik gue." ucap Winda penuh penekanan.
Tanpa basa-basi Gaila merebut paksa ponselnya dari tangan Winda. Winda dibuatnya kesal sendiri. Kurang ajar! Berani sekali seorang adik kelas menghadapi kakak kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gai and Gan ✔ (ENDING)
Novela JuvenilUPDATE : Setiap Hari!! High rank : #3. Nyesek (7 April 2020) #6. Favorit (9 Juni 2020) #5. Tabah (9 Juni 2020) #4. Sesak (9 Juni 2020) Gaila menemukan sosok Regan. Kakak kelasnya yang terlihat cuek, tapi baik berhati malaikat. Disekolah barunya. W...