43. Satu Keinginan

516 36 6
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca dan komen setelah membaca yaa.. Jangan lupa juga share cerita ini ke teman, sahabat, kerabat, dan keluarga kalian^^ SELAMAT MEMBACA...💕

°°°

Bunda... Sebenarnya papa itu..."

Kerin menatap lekat wajah cantik anak gadisnya. Meminta sebuah jawaban melalui raut wajahnya.

"Sebenarnya papa itu pindah kerja ke luar negri." Rio melanjutkan ucapan Gaila yang menggantung.

"Benarkah?" Kerin memastikan. Saat Rio akan menjawab, tiba-tiba handphoe Arman bergetar.

DRRRTTT...DRRRTTT...

Arman mengambil ponselnya yang bergetar menandakan panggilan masuk.

"Hallo!"

"Papa pulang lagi?"

"Nggak mungkin papa pulang dengan alasan rindu Arman?"

"Aunty jangan ngarang. Arman nggak suka."

"Kenapa papa berubah?"

"Okay kalo begitu."

TUT.. Panggilan diakhiri.

Arman berdiri dari duduknya. Pikirannya mulai kacau mendengar kabar bahwa papanya akan pulang lagi ke negara ini dengan alasan yang menurutnya tak masuk akal.

"Yo, Gaila, gue pulang dulu ya."

Arman mulai pamit pada Gaila dan Rio, juga Kerin. Tapi Gaila mencegahnya.

"Kak, apa kakak yang membawa bunda pulang?"

Arman menatap Kerin sejenak lalu menatap Gaila. "I..iya," jujurnya.

Entah ada reaksi apa, Gaila memeluk Arman dengan erat. Gadis itu sangat berterimakasih pada Arman. Karenanya ia bisa bertemu kembali dengan bundanya.

"Makasih banyak ya kak.. Gaila nggak tahu harus bilang apa lagi."

"Sama-sama, Gai."

"Gue juga, makasih banyak bro. Sorry gue selalu buruk sangka sama lo." sambung Rio merasa tak enak hati.

Gaila melepaskan pelukan Arman. Giliran Rio yang memeluknya. Gaila tersenyum haru saat melihat keduanya akur. Berbeda saat dulu. Mereka tidak akur.

"Sans, bro. Gue ikhlas." Arman manggut-manggut.

***

Regan tak kuasa membangunkan badannya. Kepalanya terasa sangat berat. Seperti ada beban berat. Tapi tidak ada.

"Sayang makan dulu ya." Lina membawakan semangkuk bubur ayam plus segelas air mineral di nampan.

"Nggak laper," sahut Regan dengan lirih.

"Ayo, sedikit aja. Mama mau kamu makan."

"Jangan ngaku-ngaku jadi mama gue."

Lina tak menghiraukan ucapan Regan. Walau bagaimanapun juga ia adalah ibu kandungnya.

"Iya.. Maksudnya, Tante mau kamu makan," Lina menyimpan nampan di atas meja belajar. Lalu membantu Regan bangun. Sekarang Regan sudah terduduk.

Lina mulai menyuapkan bubur pada Regan. Regan yang tak nafsu makan pun terpaksa memakannya.

"Udah," suruh Regan.

"Habis ini Tante keluar. Jangan ganggu gue." Regan kembali menarik selimutnya lalu tidur lagi.

Gai and Gan ✔ (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang