30. Athena

533 36 0
                                    

"Mamih, Lesti mau ikut mamih sama papih ke kota Athena aja yaa, please mamih," Lesti merengek dengan penuh permohonan.

Sementara Alodi dan Argan sama sekali tidak mengerti dengan sikap putri bungsunya itu.

"Memangnya ada problem apa kamu disekolahmu?" Argan melepas kacamatanya dan menggantungkannya disaku kemeja kotak-kotaknya.

"Mamih sama papih nggak ngerti sama kamu, kamu sebenarnya ada masalah apa? Biar mamih sama papih yang akan menyelesaikan," Alodi meminta sebuah jawaban dari putrinya.

"Kenapa kamu hari ini bolos sekolah?" Argan   mengalihkan topik pembicaraan.

Lesti sangat takut dengan ayahnya. Karena Argan termasuk orang yang tegas.

"Lesti kan udah bilang Pih, Lesti sakit perut,"  Lesti sengaja mengalibi.

Beberapa menit kemudian, pintu rumah mereka terbuka. Menampilkan sosok Rena yang barusaja pulang sekolah. Gadis itu langsung masuk tanpa mengucap salam.

"Mamih, Papih, tuh baca," Rena langsung meletakkan sebuah lipatan surat ke meja ruangtamu.

"I-i-it-itu ap-apan kak?" tanya Lesti gelapapan.

"Surat panggilan orangtua Lesti?" Argan tersentak kaget mendapati tulisan seperti itu saat Argan membukanya.

Lesti mulai berkaca-kaca. Rasa takut pun mulai menjalar ke seluruh inci tubuhnya.

"Dia buat masalah besar Mih, Pih," Rena menatap Lesti sinis lalu beranjak menaiki anak tangga.

"Masalah besar apa Lesti? Jangan malu-maluin Papih sama Mamih," bentak Argan.

Bibir Lesti bergetak menahan isak tangis. Jantungnya mulai berdetak kencang saat ayahnya memberikan sorot tajam padanya.

"Le-le-lesti ..."

***


"DEEK LO MAU IKUT GUE NGGAK?" teriak Rio dibalik pintu kamar Gaila.

Gaila yang barusaja mengganti pakaian langsung membuka pintu kamar. Ia mendapati Rio yang sudah wangi dengan penampilan perpect.

"Mau kemana si sore-sore gini?"

"Mau nengok temen gue ke rumahsakit, ayo soalnya gue pulang malem, dan bi Nik sedang pulkam untuk minggu ini,"

"Gue nggak papa ikut?" Gaila memastikan.

"Kalo nggak boleh gue nggak akan ngajak lo pea,"

"Hih, yaudah iyaa gue ikut," Gaila pasrah.

Setelah mengambil tas slempangnya Gaila membuntuti dari belakang.

Rio mulai memarkirkan motornya diparkiran. Gaila menaikinya dari belakang, lalu Rio melajukan dengan kecepatan sedang.

"Bang temen lo kenapa emang? Cowok apa cewek?" Gaila mendadak kepo.

"Kepo deh lo ntar juga tau," balas Rio seadanya.

"Hih kalo aja lo bukan abang gue, udah gue sleding lo laut giblastar.

Rio mempercepat motornya karena dirasa hari sudah mulai sore. Jalanan sore ini pun cukup lenggang tak seperti biasanya.

Gaila dan Rio sama-sama diam dalam keheningan. Keduanya tak lagi ada yang berani angkat bicara duluan. Hingga 34 menit mereka sampai di tempat tujuan.

Rio memarkirkan motornya dengan tenang. Gaila turun dan merapikan rambutnya yang acak-acakan.

Gaila membuntuti Rio dari belakang. Biarlah, kan Rio yang tahu ruangan pasien temannya itu.

Gai and Gan ✔ (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang