48. Karena Flashdisk

444 23 3
                                    

Update sore niih.. Selamat sore dan selamat membaca..😄💕

=========

Regan berdiri di depan Rio dan Rexa yang masih sibuk dengan makannya. Hingga keduanya tak menyadari keberadaannya. Parah. Hasna duduk di samping Rexa, sedangkan Rio.. Dekat teman sekelas Gaila.

"Ya ampun kak Regan, ini bener kak Regan kan?" pekik Hasna yang tidak menyangka. Membuat Rio dan Rexa menoleh ke arahnya.

Awalnya Rio dan Rexa berpikir jika Regan masih amnesia. Dan Rio hendak bertanya dengan siapa dirinya ke sini. Tapi niatnya terurungkan karena...

"Apakabar bro, rindu gue nggak?"

"Sehat ko, alhamdulillah. Lo masih sakit kepala sekarang?" celetuk Rexa tanpa takut.

"Nggak! Lo pada kenapa si aneh banget liatin gue." ucap Regan saat menyadari keduanya menatap Regan seperti bertanya-tanya.

"Gue baru pulang dari singapura. Sorry papa nggak ngasih tau kalian, because takut kalian khawatir,"

"YESSS!" Rexa menjerit bahagia. Bukan hanya Rexa, Rio pun ikut-ikutan. Karena sekarang keduanya yakin kalau Regan sudah sembuh dari amnesianya.

"Akhirnyaa gue bisa minta di ajarin bahasa inggris sama lo, Gan." Rexa bersemangat.

"Aduh..pala gue sa-sakit lagi!"

"Gan, lo nggak papa?" Rexa kembali khawatir.

"Hahahhahaaa!" Regan tertawa renyah. Emang enak dikerjain, huh!

"Lo nggak sakit kepala lagi kan?" Rexa dan Rio serempak.

Regan menggeng. "Alhamdulillah, nggak."

Ketiganya saling merangkul. Kisah pertemanan mereka akan selalu abadi sampai kapanpun. Semoga saja begitu.

***

Pagi ini Regan kembali ke sekolah dengan membawa mobil. Bukan sombong, tapi ia masih trauma menggunakan motor. Toh, tidak ada salahnya kan ia bawa mobil? Kan Wahdani, dan Lina juga punya mobil masing-masing.

Ia juga kembali memakai softlens. Demi penglihatannya yang jelas. Susah memang kalo memiliki mata minus. Baru saja ia turun dari mobilnya tiba-tiba matanya menangkap jelas, Gaila yang baru saja turun dari motor Arman.

Shitt!

Regan membuang pandangannya ke arah lain. Tak ingin melihat pemandangan itu. Kebetulan, Winda berjalan di depannya. Sepertinya gadis itu tak menyadari jika di belakangnya itu Regan.

"Win!" Regan menepuk bahu gadis itu. Winda menoleh. 

"Regan, gue nggak salah lihat kan? Ini lo?" pekik Winda tak menyangka keberadaannya.

"Gan lo inget gue siapa?"

"Winda, sahabat gue."

"Yes! Lo sembuh Gan?" Winda meloncat-loncat kegirangan. Regan memutar bola matanya kelain arah.

"Gue kangen lo, sumpah. Jangan ninggalin gue lagi ya Gan." rengek Winda sangat manja.

Tanpa keduanya sadari, di belakang mereka ada Gaila dan Arman. Gaila merasa sesak. Jangan ninggalin? Apa Regan itu pacaranya Winda? Otak Gaila bertanya-tanya.

"Gue gaakan ninggalin lo," sahut Regan.

Telinga Gaila semakin panas. Tuh kan, jangan-jangan beneran Regan udah pacaran sama Winda? Ini tidak bisa dibiarkan. Emosi Gaila mulai memuncak. Ia merasa dadanya sakit. Gaila mempercepat langkahnya mendahului Regan dan Winda.

Gai and Gan ✔ (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang