41. Sebuket Bunga dan Mangga Muda

512 29 1
                                    

Selamat Membaca!

_______


Sepulang sekolah, seperti yang diperintahkan Regan, Gaila mampir ke rumah Regan yang Regan sebut 'Rumah om dan tanteunya'. Jujur ini kali pertamanya Gaila di ajak ke rumahnya. Gaila rasa semenjak amnesia sikap Regan menjadi aneh. Seperti bukan Regan.

Regan mengawalinya dari depan. Di ruang makan ada Lina yang tengah menyiapkan makan siang.

"Siang, tanteu, gue bawa temen cantik." ucap Regan membuat Lina tersenyum.

"Maaf tanteu saya nggak bermaksud apa-apa, tapi saya ke sini di suruh sama dia." Gaila merasa tidak enak hati.

"Eh gapapa dong, tanteu seneng banget kalo kamu memang alasan Regan bahagia." Suara Lina sangat lembut.

"Yaudah kalian makan dulu yuk!" Lina menggiring keduanya ke meja makan. Gaila menjadi canggung.

"Gausah canggung ya, cantik. Anggap aja ini rumah kamu juga." Seolah Lina mengerti perasaan Gaila.

"Ah... Iya tanteu makasih banyak."

Lina mengangguk lalu kembali ke dapur karena masih ada lauk pauk yang belum di goreng.

"Gue bilang tanteu gue baik kan, kayak malaikat hidup. Udah kayak mama gue sendiri. Gue pengen pulang ke orangtua gue, tapi nggak tau mereka di mana,"

Gaila yang tengah menuangkan nasi ke piring dibuatnya tertohok.

"Regan, makan dulu aja ya." Gaila mengalihkan pembicaraan.

Saat Gaila mulai menyuapkan makanan ke mulutnya, Regan malah menatap gadis itu. Menyadari Regan melihatnya, Gaila heran.

"Regan kenapa nggak makan?" tanya Gaila di sela-sela kunyahannya. 

"Suapin lah," manjanya. Membuat Gaila gemas.

"Oh mau di suapin ya?" beo Gaila.

Regan mengangguk. Gaila mulai menyuapkan makanan ke mulut Regan.  Regan mengunyahnya. Dari banyaknya lauk pauk yang ada di sana, tidak ada yang pedas. Semuanya hanya bening. Lina tau cara menghargai putranya yang tidak boleh makan pedas semenjak ginjalnya pecah. Pola makanannya harus benar-benar dijaga.

Disaat seperti itu Gaila teringat sesuatu.

Perasaan dari tadi gue nggak lihat Regan main ponsel. Kira-kira ponselnya di mana ya? Apa di pegang oleh pak Dani atau tanteu Lina? Atau di kamarnya?

Banyak sekali pertanyaan yang mengiang di otaknya. Tapi Gaila tak berani menanyakan langsung pada cowok itu.

Tiba-tiba Regan mengambil sesuatu di tasnya. Memang, tadi saat barusaja masuk Lina sudah menyuruhnya makan. Jadi Regan tak memiliki kesempatan untuk menyimpan tas ke kamarnya.

"Ini apaan?" Regan menyodorkan sebuah ponsel ke arah Gaila.

Gaila menerima ponsel itu. Melihat-lihat depan dan belakangnya. Iya, itu ponselnya.

"Itu ponsel."

"Punya siapa? Kenapa ada di tas gue?" Regan mengernyitkan dahinya.

"Punya lo, Regan." Gaila tersenyum.

Gaila menyalakan ponsel itu lalu menampilkan foto wallpeper Regan yang memakai kaus basket. Gaila memperlihatkan foto itu ke arah Regan.

Gai and Gan ✔ (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang