(6) Ponsel rusak!

47.9K 4.3K 430
                                    

Seorang gadis tengah menatap langit malam yang dihiasi bintang sambil tersenyum di balkon kamarnya.

Gadis itu mengambil napas dalam dalam lalu menghembuskannya perlahan.

"Maa, paa! Kara harap kalian bahagia disana" Ucap kara. Ia memejamkan mata sesaat, menikmati angin malam yang menyapa wajahnya.

Tak lama kara memandang kearah bawah, mendapati seseorang tengah berenang sendirian. Kara tak dapat mengenalinya karena pemuda itu membelakangi tubuh kara

Kara diam diam mengagumi tubuh pemuda yang sedang bertelanjang dada itu. Tapi apakah ia tidak kedinginan berenang malam malam begini?

Pemuda itu berbalik. Kini kara bisa melihat jelas siapa pemuda yang dianggap gila berenang ditengah dinginnya malam ini. Pemuda itu adalah Sarfino Arsenio- anak tertua dari keluarga arsenio ini.

Kara benar benar takjub dan tak berhenti memandang tubuh toples fino. Kara tak mau menyianyiakan kesempatan langka. Kapan lagi bisa melihat fino seperti ini?

Fino yang sadar bahwa ada yang memperhatikannya melirik kearah atas dan menemukan kara yang menatapnya dengan tatapan takjub.

Kara yang tertangkap basah menunduk bersembunyi sambil meringis. Sial! Apakah fino akan mengira dirinya adalah seorang gadis yang mesum?

Fino kembali berenang tak memperdulikan kara yang memperhatikannya.

Kara mengangkat sedikit kepalanya mengintip. Kara membuang napas lega karena fino melanjutkan aktifitasnya.

Kara merogoh ponselnya yang tersimpan disaku celananya. Gadis itu membuka kamera ponsel. Kara berjongkok, menaruh ponselnya dipembatas balkon.

Cekrek!

Kara malu karena suara ponsel yang lupa ia beri mode diam melepas ponselnya begitu saja yang membuat ponselnya meluncur bebas dibawah sana.

Kara meringis memukul kepalanya pelan. Ia menunduk melihat keberadaan ponselnya yang tergeletak tak berdaya dibawah sana. Kara buru buru keluar untuk melihat kondisi ponselnya.

Fino yang melihat kejadian itu hanya tersenyum geli melihat kelakuan kara. Fino naik memberhentikan aktifitas berenangnya, fino mengambil dan memakai handuk kimono berwarna putih.

Fino berjalan dan mengambil ponsel kara yang sudah berantakan, lecet dan retak bertebaran dimana mana.

Kara yang baru sampai memberhentikan langkahnya karena melihat fino. Kara menatap fino yang membolak balik  ponselnya sambil menyeringit.

Kara tak mempunyai nyali untuk menyapa fino dan mengambil ponselnya. Kara berbalik bermaksud untuk kembali ke kamarnya

"Hei!" Panggil fino. Kara yang gugup berusaha menenangkan diri dan berbalik sambil mengulum bibir bawahnya.

Fino mendekat kearah kara. Pemuda itu menyodorkan ponsel kara yang sudah tak enak dipandang.

"Ponselmu rusak gak bisa dinyalain" ucap fino sambil menatap ponsel kara.

Kara merebut ponsel yang berada ditangan fino "Gapapa kok kak, ini bisa diperbaiki"

Perkataan kara hanya untuk menenangkan diri sendiri, padahal ia pun tak tahu apakah ponselnya bisa berfungsi kembali atau memang rusak dan sama sekali tak bisa digunakan seperti apa yang dikatakan fino.

"Sepertinya gak bisa diperbaiki" Perkataan fino hanya diangguki lemas oleh kara.

Bagaimana bisa ia membeli ponsel kembali sedangkan ia tak memiliki uang? Sangat tak tau diri jika kara meminta kepada gayatri dan riana.

7 PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang