Pagi ini kara sibuk memasukkan file kedalam flashdisk untuk bahan presentasi disekolahnya.
Tadi malam ia ketiduran setelah menyelesaikan tugas dan lupa memindahkan file itu.
Beruntung saja kara mengingatnya pagi ini. Kalau tidak mungkin kara bisa bernasib buruk nanti disekolah.
Kara membuka pintu gerbang, memicingkan matanya ketika melihat sebuah motor terparkir tidak jauh dari gerbang rumahnya.
Kara mendekat, melihat seorang pemuda tengah berjongkok didepan ban motornya sambil menggerutu tidak jelas.
"Darrel?" Kara menarik kerah baju bagian belakang darrel, memastikan bahwa ia tidak salah orang.
Darrel berdiri, menepis tangan kara yang memegang kerah bagian belakang bajunya "Lo ngapain disini?"
Kara menatap darrel aneh "Bukannya harusnya gue yang nanya gitu?" Kara menunjuk rumahnya yang berada disamping kirinya "Rumah gue"
Darrel mengikuti arah telunjuk kara, mengangguk anggukan kepala seperti orang yang baru saja mengetahui hal tersebut, padahal ia sudah mengetahui rumah kara ini sejak lama.
"Yaa terus gue gak boleh gitu lewat disini? Bukan jalan nenek buyut lo juga" Darrel menaikkan sedikit dagunya. Seperti biasa bersikap sok songong dihadapan semua orang adalah gaya hidupnya.
"Bukan gitu. Aneh aja, rumah gue sama rumah lo itu beda arah, terus juga--"
Perkataan kara harus terhenti ketika darrel tiba tiba melempar helm kearah kara. Untung saja kara dengan cepat bisa menangkap helm tersebut hingga tidak jatuh.
"Pake, kalo ngoceh terus kita bisa telat" Darrel memasang helm, menaiki motor, dan menyalakan mesin motornya. Disusul dengan kara yang naik ketika sudah selesai memasang helm.
Darrel langsung melajukan motornya, seperti biasanya dengan kecepatan diatas rata rata hingga kara terus terusan memanjatkan doa didalam hati.
"REL PELAN PELAN!" Kara berteriak memperingati darrel. Kara yakin pasti rambutnya sudah awut awutan terkena angin kencang seperti ini.
"RELL PELAN PELAN IIHHHH" Bukan darrel namanya jika mendengarkan kata orang lain. Kara dibelakang sudah geram, dengan cepat gadis itu menggigit bahu darrel.
"AAAAAAHH SAKIT ASU!!" Darrel meringis, mendorong kepala kara dengan keras agar terlepas dari bahu kirinya "KANIBAL YAA LO SETAN?!"
"Makanya pelan pelan!" Kara mendorong bahu darrel. Pemuda ini benar benar menantang maut dijalanan.
Darrel memelankan kecepatannya, hanya beberapa menit. Tak lama ia langsung melajukan motornya cepat, tidak suka mengendarai motor dengan lambat.
"BELOM NGERASAIN RASANYA DI STENDINGIN SAMA COWOK GANTENG KAN LO!?"
Kara memukul kepala darrel yang dilapisi helm "JANGAN MACEM MACEM LO YAAA! GUE MASIH MAU IDUP DAREEEEELLL"
Darrel semakin menambah kecepatannya melesat menuju kesekolah. Hingga tak lama motor darrel sudah terpakir didalam parkiran AIHS dengan kara yang turun berdiri seperti patung, masih menggunakan helmnya. Sepertinya kara mabuk darat akibat darrel yang membawanya terlalu kencang.
"Oii" Darrel mengetuk kepala kara yang masih terbalut helm "Lepas helm gue. Helm mahal tuh ntar ketombe lo pada nempel disitu dah nyet"
Kara berbalik menghadap darrel, menatap darrel dengan tatapan datar.
"Apa? Baru sadar gue ganteng?" Tanya darrel, dengan tampang seperti biasanya.
Kara melempas helm derrel, memberikannya kepada pemuda itu dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 PRINCE [END]
Подростковая литератураKara syazerra seorang siswi yang mendapatkan beasiswa di sekolah Arsen International High School (AIHS) Sekolah ini didirikan oleh keluarga Arsenio, tempat tinggal kara saat ini yang dihuni oleh 7 orang pria tampan dengan karakter yang berbeda beda...