Kara menopang dagu dengan tangan kiri sambil menyedot es jeruk yang beberapa menit yang lalu ia ambil. Matanya tak lepas dari ponsel yang berada ditangan kanannya sambil tersenyum.
Ashila yang berada didepan kara mendorong kening kara keras yang membuat kepala gadis itu terdorong kebelakang dan berhenti fokus pada ponselnya.
"Apaansih sil!?" Tanya kara kesal. Ia memegang lehernya yang terasa sedikit sakit. Kecengklek akibat ulah sahabatnya ini.
"Plis deh! Gue udah bilangin lo kan buat gausah suka sama om fino" Tegas ashila geram. Ashila ingin agar sahabatnya ini berhenti menyukai fino karena fino itu sulit digapai apalagi yang ngejar kayak modelan kara yang cuma ampas marimas.
"Kak fino! Bukan om fino!" Tegas kara. Enak saja ashila memanggilnya om om. Memangnya dia siapa dengan seenak jidat manggil om om?
"Whatever, Pokoknya gaboleh" Ashila memakan nasi gorengnya kemudian menyeruput es jeruknya dengan nasi goreng yang masih berada didalam mulut ashila. Gadis ini menelannya dengan susah payah. "Denger ya! Umur lo sama fino itu beda 10 tahun kara. Lo baru dikasi mimik pertama, sedangkan om fino itu udah bisa makan sambel terasii!"
"Gue gak mandang umur" Balas kara cuek. Ia tak peduli selisih umurnya dengan umur fino. Lagipula kita tidak bisa memilih kepada siapa kita jatuh cinta kan?
"Astagfirullah!" Ashila menopang kepalanya yang terasa berat. Ia kembali menyeruput es jeruknya, sebelum akhirnya ashila menegakkan tubuhnya menatap kara yang menatapnya santai "Dan juga yang ngejer om fino itu banyak bukan cuma lo. Lo yang kea ampas kuaci mana bisa ngejer dia. Lo gak denger apa rumornya dia deket sama anak perusahaan raksasa disini?"
Kara memajukan bibir bawahnya sambil menggeleng polos. Ia tak pernah mendengar rumor bahwa fino pernah dekat dengan seseorang.
"Nah!" Ashila mengangkat jari telunjuknya "Mending lo mundur alon alon"
Kara menggeleng lagi " Ga ah! Gapapa deh gue jadi yang kedua"
Ashila menghela napas kasar menunduk. Ia kembali menatap kara dengan mata yang membulat seperti pupil matanya akan keluar.
Ashila tak tahu lagi harus berkata apa. Ia menggerakkan tangan kirinya ingin menjambak kara saking geramnya. Namun ashila tak jadi menjalankan niatnya itu.
"Hee! Bodoh!" Maki ashila tak tahan. Temannya ini sudah dibutakan oleh cinta pertamanya "Lo pinter tapi bego ya didalam percintaan. MANA ADA SI CEWEK MAU JADI YANG KEDUA!" Kesal ashila sedikit berteriak.
Siswa siswi yang berada disekitar meja ashila dan kara serempak melihat kearah mereka dengan berbagai macam tatapan.
Kara menunjuk dirinya sendiri "ada! Ini gue"
Kara menunduk kembali mengutak atik ponselnya berniat untuk mengganti wallpaper ponselnya. Bukannya kara mendengar perkataan ashila dan menyerah, ia hanya tidak ingin alland berkata macam macam dan melaporkannya pada fino. Hanya itu, BUKAN MENYERAH INGAT!
"Raa!" Panggil ashila. Ia memajukan kursinya mendekat menatap kara dengan serius.
"hm?" Kara memasukkan ponselnya disaku bajunya dan menatap balik ashila yang memanggilnya.
"Mending lo sama sean atau gak sama alland"
Kara yang semula menunduk ingin menyedot es jeruknya mengigit sedotan esnya, kara mengangkat kepalanya menatap ashila tak percaya hingga sedotan es jeruk kara terangkat menciptakan percikan percikan es jeruk disekitarnya.
Kara membuka mulut yang membuat sedotan yang tadi ia gigit terlepas terjun bebas diatas meja " Lo pikir gue udah gila? Gue milih milih kali"
"Milih milih apaan! Orang lo jatuh cinta gitu sama om om, ya walaupun ganteng yang namanya om om ya geli lah bjiirr" Ashila memegang bahunya bergidik ngeri "Kalo sama sean atau alland lo bisa rubah dia kejalan yang bener! Setidaknya idup lo bermanfaat muklis"
KAMU SEDANG MEMBACA
7 PRINCE [END]
Teen FictionKara syazerra seorang siswi yang mendapatkan beasiswa di sekolah Arsen International High School (AIHS) Sekolah ini didirikan oleh keluarga Arsenio, tempat tinggal kara saat ini yang dihuni oleh 7 orang pria tampan dengan karakter yang berbeda beda...