(18)Balkon

35.1K 3.2K 196
                                    

Tangan alland asik menarik dan memutar mutar rambut milik kenan hingga berantakan.

Kenan sama sekali tak merasa terganggu, ia masih memejamkan matanya dengan paha alland sebagai bantalnya.

Kasur alland sudah berantakan dipenuhi mainan robot robotan kenan serta bungkus cemilan dengan sedikit remah remahan keripik yang berserakan.

Alland bersandar dipembatas ranjang berhenti memainkan rambut kenan. Ia mengambil ponsel miliknya yang terletak diatas nakas, membuka notifikasi dari grup whatsapp serta tawaran untuk mengendorse barang.

Alland menatap tak minat notifikasi yang ia terima. Dikarenakan kurang kerjaan, alland menscroll chat whatsappnya yang tenggelam.

Matanya fokus pada satu nama yang tertera dilayar ponselnya. Tanpa ragu pemuda itu menekan kontak kara dan mulai membaca chat mereka.

Jari telunjuk alland sibuk mengelus bibir bawahnya dengan mata yang membaca chat kara dalam hati.

Untuk pertama kalinya pemuda itu tertarik membaca ulang chatnya dengan seseorang. Biasanya alland akan membiarkannya atau bahkan menghapusnya karena merasa tak penting, namun entah kenapa ia tak menghapus satupun chat dari kara. Apa kara adalah gadis yang istimewa dihati alland?

Kenan menggerakkan tubuhnya diatas sana yang membuat alland menoleh sebentar lalu kembali fokus kepada ponselnya.

"Kak alland" Panggil kenan dengan mata yang masih tertutup. Merasa malas untuk membuka matanya.

"hm?" Alland hanya berdehem pelan menjawab panggilan dari kenan. Matanya masih fokus membaca chat kara yang terasa menarik.

"Kak sean deket ya sama kak kara?"

Mendengar pertanyaan kenan, alland berhenti menatap ponselnya dan menatap kenan yang kini membuka matanya dengan sorot mata penasaran.

"Sean mana suka sama cewek modelan kara"

Kenan menarik sudut bibir kirinya berfikir. Memang benar kara tidak seperti tipe perempuan idamannya sean "Tapi aneh" Ucap kenan yang membuat alland mengangkat satu alisnya, pemuda itu menaruh kembali ponselnya diatas nakas dan kini menatap kenan yang tengah berfikir.

"Kenan pernah liat kak sean ngasihin kak kara air didapur, padahal dia itu orangnya cuek kan sama cewek"  Ungkap kenan. Sepertinya takdir memang mengikat kenan untuk menyaksikan adegan dua insan yang sedang menumbuhkan benih benih cinta itu.

Alland semakin penasaran mendengar perkataan kenan. Kedekatan sean dengan lawan jenis bisa diitung dengan jari telunjuk saja, karena sean hanya dekat dengan mantan kekasihnya, ayra. Setelah itu sean tidak pernah dikabarkan dekat dengan wanita lagi.

"Terus nih yaa, didapur mereka cuma berdua dan jarak kak kara sama kak sean dekeeeet bangeeeet" Kenan mengangkat tangan kanan dan kirinya kemudian mendekatkannya satu sama lain, mengilustrasikan jarak antara sean dan kara "Teruuuus kondisi lampu didapur itu redup redup, kenan kayak berasa nonton sinetron yang judulnya ketika aku kembali mengenal cintaa"

Alland mendorong tubuh kenan agar berhenti menindih pahanya. Tubuhnya terasa panas mendadak. Pemuda itu berdiri meraih remote AC mulai menurunkan suhu ruangannya.

"Ngarang ya lo?" Tanya Alland. Kenapa rasanya mendengar cerita dari kenan, alland merasa menolak bahwa itu adalah sebuah fakta.

"Kenan liat sendiri sumpahh" Kenan mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya secara bersamaan diudara "Kalo gak percaya cek cctv dapur aja"

"Ngapain! Kurang kerjaan banget gue ngecek mereka ngapain aja didapur" Terdengar nada sedikit kesal yang dikeluarkan alland. Ia duduk diranjang mengipas ngipas wajahnya yang terasa panas. Hareeeudang!

7 PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang