AIHS dihari minggu pagi sangat ramai sekarang, mengingat hari ini adalah hari tes tulis untuk beasiswa ke luar negeri. Ada juga sebagian siswa siswi yang melakukan kegiatan lain disekolah.
Kara dengan gugup duduk dikursi panjang depan ruangan tempat dimana ia akan melakukan tes tulis beasiswa ditemani oleh khalid dan ashila.
Ashila tidak jadi mengikuti tes beasiswa sekolah dijerman karena nilai bahasa jermannya yang kurang memuaskan.
Kara mengembungkan pipinya dan membuang napas perlahan. Ia harus menenangkan diri agar tidak membuat kesalahan pada saat menjawab tes nanti.
Khalid yang melihat kara tampak gugup meraih tangan dan menggenggam tangan kara "Lo pasti bisa raa!"
Khalid mengangkat tangan kanannya menyemangati kara "Semangat!!"
Kara mengangguk, menatap ashila dan khalid secara bergantian yang menyemangatinya.
"Untuk peserta yang mengikuti tes, silahkan untuk masuk ke ruangan masing masing karena 5 menit lagi tes akan dimulai" Ucap salah satu pengawas tes yang keluar dari ruang tes.
Kara berdiri, diikuti oleh khalid dan ashila. Khalid mengangkat kedua tangannya menyemangati kara begitupun juga dengan ashila.
Kara membuang napas pelan dan masuk kedalam ruangan dengan perasaan yang masih gugup.
Taklama tes tulis pun dimulai dengan keadaan kelas yang hening. Peserta disuguhkan dengan berbagai macam pertanyaan, dimulai dari soal yang menggunakan bahasa indonesia sampai dengan soal berbahasa sesuai dengan negara yang mereka tuju.
Kara mendapat tiga puluh soal untuk pilihan ganda dan sepuluh soal untuk essay.
Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan semua tes adalah enam puluh menit dengan tingkat kesulitan soal yang beragam.
Lima puluh menit begitu cepat berlalu, kara sudah menyelesaikan tesnya. Ia dengan teliti memeriksa kembali jawabannya.
Hanya tersisa beberapa siswa yang masih tetap duduk mengerjakan tesnya. Sisanya sudah mengumpulkan hasil kerjaannya, entah mereka menganggap itu begitu mudah sehingga cepat diselesaikan atau malah sangat sulit hingga mereka memilih untuk menyerah saja.
"Waktu sudah habis, silahkan tesnya dikumpulkan"
Kara beranjak dari kursi membawa soal serta jawaban dari tesnya. Ia berharap semoga ia menjawab soal dengan tepat.
Setelah mengumpulkan, kara kembali duduk ditempat sebelumnya mendengar pengumuman dari pengawas tes.
"Hasil ujiannya akan langsung diumumkan nanti jam 5 sore memalui mading sekolah. Jadi pastikan kalian melihat sendiri hasilnya, semoga berhasil" Ucap si pengawas kemudian meninggalkan kelas.
Kara menghela napas lega karena sudah menyeleasaikan tes walaupun ia belum mengetahui hasilnya.
Kara keluar dari kelas disambut ashila yang semula duduk langsung berdiri.
"Gimana ra? Soalnya sulit gak? Ada essay gak sih? Pasti adakan? AIHS mana pernah si ngasih soal mudah mudah!" Ashila menyerang kara menggunakan pertanyaan yang bertubi tubi.
Ashila menangkup kedua pipi kara, mengarahkan kepala kara kekiri, kekanan, kebawah dan keatas "Kepala lo gak panas kan? Gak berasap? Gak error kan? Aduh takut banget gue"
"Pusing shil" Keluh kara bukan karena soal yang ia hadapi, tetapi karena ashila yang mengarahkan kepalanya kesana kemari.
"Tuhkan!" Ashila mengelus kepala kara, meniupnya dengan cepat "Lid buru ikutan niup, kasian kara pusing gini"
KAMU SEDANG MEMBACA
7 PRINCE [END]
Teen FictionKara syazerra seorang siswi yang mendapatkan beasiswa di sekolah Arsen International High School (AIHS) Sekolah ini didirikan oleh keluarga Arsenio, tempat tinggal kara saat ini yang dihuni oleh 7 orang pria tampan dengan karakter yang berbeda beda...