Tepat pukul tiga dini hari, mansion tiba tiba ramai dengan berita sadarnya Royan Arsenio setelah sekian lama betah dengan masa komanya.
Fino yang mendapat berita bahagia itu langsung memesan tiket untuk terbang ke singapura sekarang juga. Fino bahkan sudah memesankan tiket untuk saudaranya juga beserta dengan kara.
Kara sekarang tengah membantu sean mempersiapkan barang barang dadakan yang akan ia bawa "Kak sean berapa hari disana?"
Sean menggidikkan bahunya "Entahlah, sepertinya tidak lama"
"Yaudah barangnya kara masukin ke ransel aja ya? Kalo pake koper kayaknya kebesaran tempet"
Sean mengangguk "Iya, asal tidak membuat kamu repot"
Kara mengangkat tangannya, menyatukan ibu jari dengan jari telunjuknya membentuk lingkaran "Oke!"
Sean menarik sudut bibirnya. Entah bagaimana caranya untuk cepat move on dari gadis yang tengah memasukkan barang barangnya kedalam ransel itu.
Adik? Nyatanya sean masih belum bisa menerima kara sebagai adiknya. Sean berdiri mengampiri kara.
"Raa"
Kara yang tengah duduk dibawah ranjang menghentikan pekerjaannya, mendongak menatap sean "Iya kak?"
Sean mengulurkan tangannya. Kara terdiam cukup lama membuat sean meraih tangan kara hingga kara berdiri.
Sean dan kara saling tatap cukup lama tanpa ada yang berbicara sepatah katapun. Sampai akhirnya sean menarik pinggang kara dan mendengkap kara dalam pelukannya.
"K-kak..."
"Sebentar" Sean meletakkan dagunya diatas kepala kara.
Kara mengulum bibirnya, dengan takut takut mengangkat tangannya perlahan membalas pelukan sean.
"Hari ini hari terakhir untuk saya berperasaan sebagai orang lain untuk kamu" Sean memejamkan matanya "Untuk hari berikutnya saya akan buat perasaan saya hanya sebatas perasaan seorang kakak ke adiknya"
Kara yang ingin melihat sean harus mengurungkan niatnya ketika sean semakin mengeratkan pelukan.
"Saya minta tiga menit lagi"
Kara menepuk nepuk bahu sean pelan "Maafin kara kak"
Sean terdiam dengan mata yang masih tertutup, menikmati pelukan terakhirnya. Pelukan terakhir dimana ia menganggap kara sebagai orang yang dicintainya.
"Kak sean---"
Pelukan sean dan kara terlepas ketika mendengar suara kenan yang baru saja datang.
Kenan menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, merasa datang disaat waktu yang kurang tepat.
Kenan mengigit bibir bawahnya merasa tak enak "Emm-- anuu kenan dateng nanti lagi deh"
"Mau ngapain?" Tanya sean dengan wajah datarnya.
Kenan yang baru saja ingin keluar langsung berbalik lagi menghadap sean "Itu anu-- bentar lagi kita berangkat, terus itu kenan mau nanya kak kara beresin bajunya udah belum?"
Kara menganggukkan kepalanya "Bajunya kak sean udah diberesin semua kok"
"Duh bukan, bajunya kak kara udah belum? Kak kara kan juga ikut"
"Ha?" Kara menunjuk dirinya sendiri. Kenan mengangguk sebagai jawaban.
Sean memegang pundak kara dan mendorong kara kedepan "Sana beres beres"
"T-tapi besok kara harus sekolah" Kara menatap sean dan kenan secara bergantian.
Kenan berjalan kearah kara, menarik gadis itu keluar dari kamar sean "Hayu ah. Nanti aja lengketnya sama kak sean"
KAMU SEDANG MEMBACA
7 PRINCE [END]
Ficção AdolescenteKara syazerra seorang siswi yang mendapatkan beasiswa di sekolah Arsen International High School (AIHS) Sekolah ini didirikan oleh keluarga Arsenio, tempat tinggal kara saat ini yang dihuni oleh 7 orang pria tampan dengan karakter yang berbeda beda...