KRINGGGG......
Suara alarm mansion menggema diseluruh ruangan. Seorang gadis kini tengah menggeliat dan mengelap matanya pelan.
Matanya membulat sempurna ketika mengingat bahwa ia bermimpi diberikan ponsel oleh fino.
Namun saat melihat ponsel yang ada didalam mimpinya diatas nakas, kara yakin bahwa semalam memang ia tidak sedang bermimpi.
Kara mencari keberadaan ponselnya yang dulu dan benar saja ponsel itu sudah tak bisa dikenali lagi bentuknya.
Kara berlari kearah cermin, merapikan rambutnya dan berjalan keluar untuk absen rutin.
Kara senang ketika melihat piyama berwarna biru muda melekat pada tubuhnya, seperti sepasang piyama bersama fino. Ahh! Senang sekali rasanya bisa menggunakan piyama couple bersama cogan.
Kara mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan, keadaaan mansion masih sepi, mungkin ketujuh anak dari keluarga arsenio masih melakukan aktivitas didalam atau masih tertidur pulas.
Kara berjalan menuruni tangga satu persatu dengan riang tak lupa senyuman sedari tadi menghiasi wajah gadis itu.
Syuurrr.....
"AAAAAAAAAAAA!"
Karena terlalu bersemangat, sendal kara terpeleset yang membuat gadis itu terduduk ditangga dan merosot hingga kelantai dasar seperti anak kecil yang sedang bermain perosotan.
Kara memegang bokongnya yang terasa sedikit sakit. Untung saja ia masih muda jadi kara tak terkena serangan salah urat, badan kaku dan sebagainya.
Beberapa detik selanjutnya kara tersadar bahwa ia berteriak. Kara menutup mulut dan merutuki perbuatannya.
Kara menoleh kearah atas dan benar saja seperti yang kara duga. Ketujuh anak dari keluarga Arsenio memandang kara dengan berbagai macam tatapan.
Tapi tunggu! Kara melihat sean, alland, aziel, darrel, darren, dan kenan masih berada diatas sambil memandangi kara yang terduduk dilantai sementara fino sudah berada di pertengahan tangga.
Jadi apakah fino melihat kara terjatuh? Kara yang ingin berteriak malu menutup mulutnya sendiri agar ia tak jadi berteriak. Bagaimana kalo fino melihat ia terjatuh? Mau ditaruh mana harkat dan martabat kara sebagai manusia?
"Yaampun lantainya dingin banget. Sukaak!" Kaki kara yang sudah lurus sedari tadi ia gerakkan kekiri dan ke kanan, tak lupa gadis itu meraba raba lantai menggunakan tangannya agar mereka percaya bahwa kara sedang menikmati dinginya lantai dipagi hari.
Ketujuh bersaudara itu sudah berada dilantai bawah sambil memandangi kara dengan tatapan heran
Sementara alland dan fino berusaha menahan tawa karena mereka berdua tau bahwa gadis ini terjatuh dari tangga.
Kara berusaha berdiri ditengah tengah bokongnya yang sedang cenat cenut karena mencium puluhan anak tangga.
Krek!
Astagfirullah! Tulang pinggang kara terasa bergemeletuk.
"Lo gak papa kan?" Tanya darren yang melihat ekspresi kara seperti seseorang yang kesakitan.
"Emangnya gue kenapa?" Tanya balik kara. Kara berusaha menormalkan pinggangnya yang terasa sedikit nyeri.
"Pffft, lantainya dingin! Sukaakkk!" Alland menirukan suara kara. Memangnya siapa yang akan percaya dengan alasan gadis itu? Sangat tidak masuk akal sekali bukan?
"Saya suka saya suka SAYA SYUKAAAA!" Diakhir perkataannya alland memekik menirukan suara mei mei-salah satu tokoh kartun animasi yang berasal dari malaysia.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 PRINCE [END]
Teen FictionKara syazerra seorang siswi yang mendapatkan beasiswa di sekolah Arsen International High School (AIHS) Sekolah ini didirikan oleh keluarga Arsenio, tempat tinggal kara saat ini yang dihuni oleh 7 orang pria tampan dengan karakter yang berbeda beda...