KRING........
Suara keras nan nyaring terdengar di seluruh penjuru mansion. Kara melirik jam dinding.Ternyata sekarang sudah pukul lima pagi.
Kara beranjak dari tempat tidurnya, berniat untuk keluar melihat kebisingan apa yang terjadi pagi ini. Dia membuka pintu pelan serempak dengan kenan yang nampaknya juga baru bangun dari tidur nyenyaknya. Sementara sarfino,sean, alland, darrel, dan darren kompak baru saja membuka pintu dan berjalan menuju lantai bawah
"Kak kara?" Guman kenan pelan sambil mengelap matanya pelan, dengankondisi masih menggunakan baju tidur abu abu bergambar kepala wajah kenan sendiri.
Kenan mengerjap ngerjapkan matanya beberapa kali, menarik kara menuju lantai bawah. Kenan tahu bahwa kara sedang bingung sekarang dengan rutinitas keluarga arsenio yang mungkin tidak pernah diduga kara
"Kita absen dulu!" Ucap kenan yang membuat langkah kara menuruni anak tangga berhenti
"Absen?" Tanya kara bingung. Absen apa yang dimaksudkan kenan? Sungguh kara tidak mengerti dengan keluarga arsenio ini
"Iyaa absen rutin. Pagi pagi gini kita harus absen, kalo gak absen bisa dapet sanksi. Serem" Jelas kenan yang semakin tak bisa dimengerti oleh kara.
Sanksi seram yang dimaksud kenan sendiri adalah melakukan pekerjaan rumah selama sehari seperti mengepel, mencuci, membersihkan kolam renang dan lain lain. Tentu saja seram mengingat mansion yang mereka tinggali sangat besar dan butuh waktu yang lama jika harus melakukan pekerjaan tersebut sendirian.
Sampai akhirnya satu persatu anak dari keluarga arsenio menempelkan tangan mereka di alat sensor yang tersedia disana.
Setelah melakukan absen, sarfino, alland, kenan, darrel, dan aziel menaiki tangga kembali ke kamar mereka masing masing.
Sementara kara masih belum menempelkan tangannya. Dengan ragu ragu kara perlahan mendekatkan telapak tangannya kearah alat sensor
Tiba tiba sebuah tangan mendorong telapak tangan kara yang membuat kara sontak melihat kearah belakang.
Sean!- Batin kara berteriak terkejut terheran heran. Kapan sean ada dibelakangnya?
Sean melepas tangannya dari tangan kara "Minggir!" Ucapnya dingin. Wajahnya pun datar seperti jalan tol.
"Hah?" Kara menyeringit bingung
Sean menghela napas. Dia menunjuk alat sensor menggunakan dagunya karena sean belum absen seperti anak yang lainnya.
"O-oouhh" Kara yang mengerti menggeser dirinya memberikan sean tempat. Kara masih memandangi sean yang mengabsen, sean masih menggunakan baju tidur sama persis seperti yang digunakan kenan dan yang lainnya, yang membedakan hanyalah wajah mereka masing masing yang berbeda.
Kara beralih mengamati gambar kepala sean yang berada dipakaian tidurnya. Sama seperti ekspresinya sekarang- datar. Apa dia hanya memiliki satu ekspresi itu saja? Entahlah
Sean yang tersadar diamati oleh kara memutar badannya kearah kara dengan kedua tangan yang ia masukkan kedalam saku celana.
Kara mendongak. Ia refleks mundur beberapa langkah karena terkejut melihat ekspresi sean yang melihatnya begitu datar. Sean berjalan melewati kara begitu saja.
"Dia manusia apa robot, huh?" Kara bergidik ngeri. Lama lama ia akan menjadi beku jika dekat dengan manusia modelan sean.
"Manusia" Bisik seseorang tepat ditelinga kara. Kara terkejut, ia menoleh mendapati darren yang tersenyum jahil kearahnya
"Ih darren! Gue kira..." Kara menggantungkan kalimatnya, ragu ragu untuk menyebut nama sean.
"Robotic" Lanjut kara.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 PRINCE [END]
Ficção AdolescenteKara syazerra seorang siswi yang mendapatkan beasiswa di sekolah Arsen International High School (AIHS) Sekolah ini didirikan oleh keluarga Arsenio, tempat tinggal kara saat ini yang dihuni oleh 7 orang pria tampan dengan karakter yang berbeda beda...