(48)Berangkat

18.6K 2K 347
                                    

Alland duduk menatap lurus kearah lemari kamarnya yang terbuka lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alland duduk menatap lurus kearah lemari kamarnya yang terbuka lebar. Hanya tersisa beberapa baju disana, baju yang sangat jarang alland kenakan.

Semua bajunya kini sudah ia masukkan kedalam koper. Hari ini alland akan berangkat menuju luar negeri untuk mengambil universitas dengan jurusan arsitektur.

Sebelumnya ia mengambil jurusan bisnis agar bisa menerusi perusahaan keluarganya. Namun setelah dipikir pikir, alland merasa tidak nyaman mengambil jurusan yang ternyata bukan kemampuannya. Satu semester belakangan ini alland sangat merasa tertekan karena masalah kuliahnya.

Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengulang masa kuliah di negara orang dengan mengambil jurusan yang sangat ia inginkan sejak dulu. Untung saja riana mengizinkan, begitu pula dengan gayatri yang tak mempermasalahkan.

Brak!

Alland berdecak, menatap darrel yang baru saja menendang pintu kamarnya. Ingin sekali ia melempari saudaranya itu menggunakan minuman yang sedang ia pegang.

"Lo pergi hari ini nyet?" Darrel duduk disamping alland, menatap alland dengan tatapan bertanya.

Darrel terkejut mendengar bi nian mengatakan bahwa alland akan pergi hari ini. Sebelumnya darrel sudah mengetahui keputusan alland, ia juga tak masalah. Namun permasalahannya adalah mengapa keberangkatan kakaknya ini begitu cepat?

"Besok jam 8" Jawab alland, kemudian meletakkan minuman yang sedari tadi ia pegang.

Darrel memeriksa ponselnya "Hari ini lah bambang. Noh sekarang udah hari kamis" darrel menyodorkan ponselnya yang menampilkan hari dan jam yang menunjukkan pukul setengah satu malam.

"Bodoamat!" Balas alland cepat.

Darrel mencibir, ingin sekali menendang tubuh alland kalau saja pemuda itu tidak terlihat sedih sekarang.

Darrel berdehem "Lo gak pamitan gitu ke kara?"

"Udah" Alland meraih tas punggung yang berada diatas meja, memasukkan segala dokumen yang akan ia bawa menuju luar negeri.

"Terus dia bilang apa? Ngebiarin lo gitu aja?"

Alland berdecak menghentikan aktivitas memasukkan barang barangnya, menatap darrel yang entah sejak kapan menjadi cerewet begini "Lo sejak kapan jadi banyak nanya gini?"

Darrel ikut berdecak "Ck! Jawab asu. Warga negara republik indonesia mah kebiasaan, ditanya malah nanya balik"

"Dia tidur" Jawab alland malas.

"Tidur gimana maksud lo?" Darrel menendang kaki alland "Ngomong yang jelas kek babi. Setelah patah hati lo ngomong singket banget, udah mirip sean aja"

"Ya tidur. Gue gak berani pamitan pas dia bangun. Kalau dia ngelarang gue pergi gimana?"

Darrel memutar bola matanya "Ngapain kara ngelarang lo? Kayak lo penting aja di hidup dia"

7 PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang