Suara alarm mansion mengganggu tidur gadis yang kini sudah tertuduk dengan mata yang tertutup.
Matanya terasa berat untuk dibuka karena mengingat bahwa tadi malam gadis ini tertidur pukul dua belas lebih tiga puluh menit karena melayani alland yang rupanya sengaja mengerjainya.
Kara menarik selimutnya dan kembali membaringkan tubuhnya untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu.
Hingga sekitar 10 menit kara tertidur. Seseorang tiba tiba menyibak selimut miliknya, namun sang empu yang berada dibalik selimut tetap tidak bergeming.
"Kak kara! Absen dulu ntar telat loh" Kenan sudah mengetok pintu kara beberapa kali tadi, namun tak ada jawaban yang membuat kenan masuk dan melihat kara yang masih tertidur.
"KAK KARAAAAA!" Suara melengking kenan membuat kara perlahan terduduk dan menutup matanya menggunakan tangan kiri.
Rasanya pagi ini sangat cepat datang. Bahkan kara belum puas menikmati tidurnya.
Kara mengelap matanya pelan dan turun dari ranjang
"Yuk!" Kenan menarik tangan kara hingga sampai didepan pintu kamarnya.
"Aku udah absen kak.Tuh! Katanya dia mau absen bareng" Kenan menunjuk seseorang yang sedang bersandar dipembatas tangga.
Kara mengulum bibirnya. Ia berusaha meredam emosi karena ia tak ingin merusak paginya dengan rasa emosi dan kekesalan.
Kara berjalan santai melewati alland tanpa menoleh.
"Heh!" panggil alland. Namun kara tegap melanjutkan langkahnya menanggap alland sebagai makhluk yang tak kasat mata.
"Foto fino bagus juga ya buat walpaper!" Alland mengangguk nganggukkan kepalanya sambil menyeringai penuh kemenangan.
Alland mengetahui walpaper kara karena tadi malam alland tidak sengaja melihat ponsel kara bergetar diatas meja belajar, penasaran dengan ponsel gadis itu akhirnya alland melangkahkan kakinya mendekat kearah meja belajar dan meraih ponsel kara.
Dan kebetulan saja ponsel kara belum dikenakan password yang membuat alland leluasa mengutak atik ponsel milik gadis malang itu.
Awalnya alland ingin membuka pesan mengurungkan niatnya dan menyeringai ketika melihat wallpaper ponsel milik kara. Dan saat itu pula alland bisa menggunakan hal itu untuk mengancam si pemilik ponsel seperti yang dilakukan sekarang ini.
Kara yang sudah menginjakkan kaki ditangga kedua terakhir memberhentikan langkahnya dan berbalik menatap alland yang tersenyum kearahnya.
Darimana pria menyebalkan ini bisa tau? Setelah ini pasti akan rumit masalahnya. Ini bisa saja sebagai senjata baru alland untuk menakut nakuti kara.
Kara menaiki tangga kembali menuju tempat manusia menyebalkan itu berada.
"Ayo" Ajak kara malas. Sungguh penderitaan kara terasa tiada habisnya.
"Gue lemes" Alland merentangkan tangan kanannya mengkode kara agar membantunya berjalan.
Kara mendekat mendekap pinggang alland, memapah pemuda itu sampai ketempat absen.
Tak henti hentinya kara menyumpah serapahi pemuda yang sedang merangkul bahunya ini dengan wajah yang tersenyum penuh kemenangan.
Kara mendekatkan tangannya dialat sensor. Sebelum menyentuk alat sensor, tangan kara ditepis oleh alland.
"Gue duluan!"
Kara menghela napas. Sepertinya Tuhan memang benar benar sedang menguji kesabaran kara sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 PRINCE [END]
Fiksi RemajaKara syazerra seorang siswi yang mendapatkan beasiswa di sekolah Arsen International High School (AIHS) Sekolah ini didirikan oleh keluarga Arsenio, tempat tinggal kara saat ini yang dihuni oleh 7 orang pria tampan dengan karakter yang berbeda beda...