(43) Topeng

20.4K 2.1K 409
                                    

Alland berlari kencang memasuki gedung terbengkalai yang alamatnya tertulis pada pesan singkat nomor sialan yang alland terima beberapa menit lalu.

Alland tak peduli, dirinya harus cepat menemukan kara. Kara tidak boleh terluka.

Alland menggeledah satu persatu ruangan yang berada disana. Gedung ini terlihat sangat sepi, gelap, banyak tumbuhan liar yang tumbuh didalam gedung dan sangat becek.

"KARAAAAA!" Alland berteriak frustasi, menjambak rambutnya sendiri, tidak menemukan titik terang keberadaan kara.

"Lo dimana...." Alland rasanya tidak sanggup lagi berkata kata. Hancur, semuanya hancur malam ini.

Tap..tap...tap..tap

Alland membalik tubuhnya, mendengar langkah seseorang dari arah selatan.

Tubuhnya waspada, ia memicingkan matanya melihat dua pemuda yang tengah berlari pelan sambil mengamati keadaan sekitar.

"Darren, darrel?"

Mereka juga disini?

"Lo ketemu kara gak?" Tanya darren ke alland yang tampak bingung akan kehadiran darren dan darrel disini.

Alland menggeleng lemah "Belum. Gue udah periksa dari lantai satu sampai lantai sepuluh tapi tetep gak nemuin apa apa"

Darren menghela napas frustasi. Ia juga mencoba mencari kara diluar gedung dan kembali masuk kesini bersama dengan darrel tapi tak menemukan keberadaan kara.

"Kita dijebak" Darrel tidak menatap kedua saudaranya. Ia menatap lurus kearah depan.

"Maksud lo?" Alland menatap darrel yang sama sekali tak menatapnya.

Darrel mengangkat dagunya, menunjuk kearah depan dimana segerombolan laki laki berbadan besar berjalan kearah mereka bertiga.

Alland dan darren mengikuti arah pandangan darrel, mengamati laki laki bertubuh besar itu satu persatu yang membawa senjata, sementara mereka bertiga hanya membawa diri sendiri saja.

Darrel memandangi dua saudaranya yang sudah maju beberapa langkah darinya. Dari dalam hati darrel menggerutu. Mereka memang berani atau berlagak seperti pemberani? Cih, dasar sok jagoan!

Darren menghadap kearah belakang, mengkode saudaranya agar maju bersama.

Namun darrel tetap diam, mengepalkan tangan menatap saudaranya ragu ragu "Tuhan, hambaMu bertaubat hari ini"

Darrel membuang napas, berlari kencang menyerang laki laki bertubuh besar itu lebih dulu.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Perkelahian tidak bisa dihindari lagi. Darrel dengan lihai mengalahkan beberapa orang karena baku hantam seperti ini adalah keahliannya sejak dini.

Tetapi tetap saja orang orang ini seperti tidak berkurang sedikitpun meskipun beberapa diantaranya telah tumbang.

Darrel melirik kearah alland yang sudah berlutut, dari belakang seseorang mengangkat kayu ingin memukul tubuh alland.

Darrel dengan cepat mendorong tubuh berbadan besar, berlari kearah alland dan melindungi tubuh alland menggunakan tangannya.

Brak!

Darrel memejamkan mata sambil meringis, kayu itu sampai patah terbelah dua menghatam tangannya.

Darren yang melihat itu membantu melindungi saudaranya, terutama darrel yang sudah tak bisa menggunakan tangan kanannya lagi.

7 PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang