Kara menopang dagunya menatap lurus kedepan dengan pikiran yang masih memikirkan kejadian kemarin.
"Gue serius. Gue suka sama lo,ra"
"Gue suka sama lo,ra"
"Gue mau lo pilih sean"
Sedari tadi kara tak mendengarkan penjelasan aziel yang sedang menjelaskan event ulang tahun sekolahnya yang diadakan beberapa minggu lagi.
Gadis yang notabenya sebagai wakil ketua osis ini bingung dengan hatinya sendiri.
Memang benar ia mempunyai perasaan kepada alland, namun disatu sisi kara tak ingin menyakiti perasaan sean.
Buk!
"Gimana sih?!" Kara menggebrak meja yang membuat seluruh pasang mata yang berada diruang osis menatap kara bingung.
"Kara? Lo gak suka konsepnya?" Tanya aziel yang sedikit tersinggung akibat tindakan kara tadi.
Namun gadis itu tetap diam, masih berlayar dengan pikirannya sendiri, hingga alma yang berada disamping kara menyenggol pelan lengan kara yang akhirnya membuat gadis itu tersadar.
"Apa?" Tanya kara pada alma yang menyenggolnya.
"Lo ditanya kak aziel goblok!" Bisiknya tapi tetap ngegas.
Kara menoleh kearah aziel, menatap sang ketua osis yang sebentar lagi lengser itu dengan tatapan bertanya.
"Lo gak suka konsepnya?" Ulang aziel
Kara menggeleng cepat, bukannya tidak suka, bahkan ia pun tak mengerti konsep apa yang aziel bicarakan karena sungguh pikirannya tadi berlayar terus dengan kejadian kemarin "Suka kok" Kara mencoba memaksakan senyumnya agar aziel percaya.
Aziel hanya mengangguk. Tentu saja pemuda itu tidak percaya. Sedari tadi aziel melihat kara yang melamun selama rapat osis diadakan "Oke rapat kali ini sampai sini dulu. Kalo ada yang punya ide buat event ini kontak gue langsung atau waketos kalian"
Semua anak osis lantas mengangguk dan berdiri, satu persatu berangsur keluar dari ruang osis, terkecuali kara dan aziel.
Gadis itu masih diam, mengulum bibirnya dan kemudian berdiri. Pada saat ingin melangkah keluar, tangan kara tiba tiba ditahan oleh aziel yang membuat gadis itu berhenti dan menoleh.
"Gak biasanya lo melamun. Lo ada masalah?" Tanya aziel sambil mengangkat satu alisnya dan melepas genggamannya dari tangan kara.
Kara menggeleng "Maaf, sebenernya tadi itu--"
"Iya gue tau lo gak denger penjelasan gue. Gue bakalan jelasin lo nanti pas dirumah"
Kara menunduk hormat "Kara balik ke kelas duluan kak"
Aziel hanya mengangguk membiarkan kara berjalan menuju kelasnya.
Kara melihat jam yang melingkar dipergelangan tangan kirinya. Sudah jam istirahat, banyak siswa siswi yang berjalan kearah kantin.
"KARAAA! KARA BAGONG!" Panggil seorang gadis yang kini melambaikan tangannya menyuruh kara cepat menghampirinya.
Kara hanya bisa memutar bola matanya malas menghampiri ashila yang kini merangkul lengan kara dan berjalan menuju kantin.
Mereka berdua berjalan menuju toko kudapan, menggesek kartu mereka dan mengambil makanan yang mereka ingin.
Ashila mengambil berbagai macam varian roti lapis dan yoghurt, sementara kara mengambil tujuh buah sosis dan air mineral.
Mereka duduk dikursi kosong sebelah kiri dekat dengan toko kudapan. Kara membuka bungkus sosis dan melahapnya dengan malas, menatap lurus kearah meja yang berwarna putih tetap memikirkan kejadian kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 PRINCE [END]
Fiksi RemajaKara syazerra seorang siswi yang mendapatkan beasiswa di sekolah Arsen International High School (AIHS) Sekolah ini didirikan oleh keluarga Arsenio, tempat tinggal kara saat ini yang dihuni oleh 7 orang pria tampan dengan karakter yang berbeda beda...