(19) Dijebak

36.4K 3.1K 59
                                    

Suara decitan sepatu serta bola yang menyentuh lantai terdengar dilapangan indoor AIHS. Kelas XI Adelison 3 dan kelas XI Welston 2 kini memenuhi lapangan basket.

Kara asik mendrible bola disamping ashila yang malas untuk bergerak. Ashila melebarkan kedua kakinya dengan tangan yang diangkat memegang bola basket yang berada dikepalanya sambil mengerucutkan bibir.

"Raaa istirahat yuuuuuuuu" Ajak ashila memasang puppy eyes agar kara mau beristirahat.

Sejak tadi kara asik mendrible bola sesekali memasukkannya kedalam ring tanpa kenal lelah. Mentang mentang ketua tim basket semangatnya gak luntur luntur!

"Itu nanti dimarahin pak edward shil" Kara melihat kearah pak edward yang berada dipinggir lapangan dengan tangannya yang masih sibuk mendrible bola.

Terlihat naomi dominic berjalan mendekati pak edward yang berada dipinggir lapangan. Ashila dengan rasa penasarannya menjauhi kara dan mendekat kearah naomi dan pak edward.

Wajah naomi terlihat lemah dan lesu seperti seseorang yang tak pernah diberi makan selama tiga hari.

Dengan samar samar ashila mendengar naomi meminta izin ke uks karena alasan sakit. Dengan anggukan pak edward menyetujui permintaan naomi.

Ashila berjalan kearah kara yang masih sibuk dengan bola basketnya. Anak yang satu itu memang sangat lengket dengan bola basket.

"Raa gak capek?" Tanya ashila. Kara hanya menggelengkan kepalanya tanpa menoleh kearah ashila.

"Gue ke uks ya kalo gitu" Ashila mengangkat ibu jarinya menunjuk kearah belakang dengan bola basket yang berada dipinggang kanannya.

Lagi lagi kara hanya mengangguk memperhatikan ashila sebentar dan kembali fokus bermain.

Ashila melempar bola basket asal, ia berjalan menjauhi kara sambil mencibir atas kelakuan sahabatnya yang tidak memperdulikan teman sendiri dan lebih memilih bermain basket.

DUKKK!

Sebuah benda keras menghantam kepala kara yang membuatnya meringis dan memegang kepalanya dengan mata yang terpejam. Tangannya refleks membiarkan bola yang sedari tadi ditangannya jatuh begitu saja.

Dengan kepala yang berdenyut kara berbalik menghadap timur, ingin mengetahui pelaku yang melempari kepalanya dengan bola basket.

Kara membelalakkan matanya ketika darren mencengkram kerah baju gibran kuat.

Siswa maupun siswi yang berada disana sudah mematung menantikan adegan baku hantam selanjutnya.

Dengan cepat kara mendekat kearah darren dan gibran, melepas cengkraman darren yang kasar dan berdiri ditengah tengah mereka.

"Ren jangan mulai deh" Peringati kara. Luka mereka yang kemarin saja belum pulih dan sekarang mereka berdua ingin adu jotos lagi?

"Sorry, gue gak sengaja"

Kara mengangguk menerima permintaan maaf dari gibran sementara darren diam masih menatap gibran dengan sorot mata kebencian.

Kara menarik darren keluar lapangan sebelum pemuda itu mengamuk dan menghujani gibran dengan tinjuan tinjuan yang menyakitkan. Ia tidak mau darren terkena masalah lagi, apalagi karena masalah sepele seperti ini.

Sesampainya ditribun, kara menekan tubuh darren agar ia duduk. Kara menatap darren dengan tajam, jari telunjuknya bergerak menekan sudut bibir darren yang masih berwarna kebiru biruan yang membuat darren meringis.

"Sakit ra!" Darren menjauhkan kepalanya dari jangkauan kara. Tangan darren sibuk menutup luka yang berada disudut bibirnya itu.

"Sakit tapi lo mau baku hantam lagi tadi?"

7 PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang