Kara menatap kearah keluar jendela mobil, menatap sekelilingnya yang terasa sangat asing.
Pohon pohon jalanan yang begitu menjulang tinggi, daun daunnya yang berwarna hijau senada, dengan bunga berwarna beragam disekeliling pohon, hingga terlihat sangat indah.
Kara tak mengetahui tujuannya sekarang. Ia hanya menurut ketika alland mengajaknya untuk keluar. Hanya sebentar katanya, namun sudah lebih dari tiga puluh menit, mereka belum kunjung sampai ketempat tujuan.
"Kak masih jauh?" Tanya kara yang kini menoleh kearah alland yang sedang menyetir.
Alland menoleh sebentar sambil menggeleng kemudian menghentikan mobilnya dipinggir jalan "Bentar lagi sampe, yuk keluar"
Alland keluar dari mobil, beberapa detik setelahnya karapun keluar dari mobil dengan mata yang masih memperhatikan sekeliling dengan jeli.
Sebelah selatan penuh dengan perumahan, namun disebelah utaranya hanya ada pohon pohon menjulang, seperti hutan, dan terlihat menyeramkan disaat sore hari seperti ini, dan kara takut jika alland membawanya pergi kesana.
Alland menarik tangan kara, menautkan jari jarinya diantara jari jari halus milik kara. Pemuda itu menarik kara kearah sisi utara, dengan pepohonan dan setapak jalan kecil yang penuh dengan dedaunan kering yang berwarna kecoklatan dan rapuh.
Kara merasakan degup jantungnya kini berdetak abnormal. Entahlah kara tak mengetahui sebabnya. Entah karena alland membawanya kesisi utara yang ia takutkan, atau karena kini alland menggenggam tangannya seperti ini?!
Kara berhenti berjalan "Kak, kita mau kemana?" Tanyanya takut takut
Alland menarik tangan kara untuk terus berjalan agar mereka cepat sampai ditempat yang mereka tuju.
Alland tau, pasti gadis yang berada disampingnya ini sedang ketakutan karena ia membawanya ketempat yang mirip seperti hutan yang berada ditengah kota.
"Woaaaah" Kara melebarkan matanya takjub ketika melihat hamparan air berwarna biru dengan jembatan kayu lurus yang sudah tua menuju sebuah bangunan yang mirip seperti mercusuar.
Kara melepas genggamannya dari tangan alland, berjalan dengan tatapan mata yang menatap sekeliling dengan takjub seolah olah baru pertama kali melihat tempat semenakjubkan ini dihidupnya.
Air danaunya jernih, berwarna biru muda, tak terurus namun sangat memesona.
"Gue baru tau ada danau sebagus ini disini. Lo kapan nemunya dah kak?" Kara tak henti hentinya menatap danau yang berada dihadapannya dengan tatapan takjub dan tak menyangka alland mengajaknya ketempat seperti ini.
"Waktu kecil gue sering main kesini, bareng dian" Alland berjalan dijembatan menuju mercusuar yang diikuti oleh kara dibelakangnya.
Kara mengangkat sebelah alisnya, mendengar sosok nama asing yang disebutkan oleh alland "Dian? Dian siapa?"
"Hmm" Alland menjeda perkatannya, tampak menimang perkataan yang akan dilontarkan "Cinta pertama gue"
Kara menghentikan langkahnya. Mengapa rasanya mendengar alland perkataan barusan membuat dadanya terasa sesak tak mengenakkan.
"Sini!" Alland yang sudah dekat dengan bangunan yang menyerupai mercusuar itu berbalik, melihat kara yang masih sedikit jauh darinya diam seperti seseorang yang tengah memikirkan sesuatu " Gue mau tunjukin sesuatu yang gak kalah keren"
Kara melanjutkan langkahnya dengan memikirkan bagaimana dan seperti apa bentuk cinta pertama alland itu.
Krek!
KAMU SEDANG MEMBACA
7 PRINCE [END]
Ficção AdolescenteKara syazerra seorang siswi yang mendapatkan beasiswa di sekolah Arsen International High School (AIHS) Sekolah ini didirikan oleh keluarga Arsenio, tempat tinggal kara saat ini yang dihuni oleh 7 orang pria tampan dengan karakter yang berbeda beda...