(21)Kobam

33.1K 3.1K 97
                                    

Tangan kanan kara bergerak mengambil cemilan ditoples kaca yang berada disisi kiri, sementara tangan kirinya memeluk boneka stitch berwarna biru, dengan mata yang fokus menonton serial drama yang tayang ditelevisi.

Kara merasa kesepian karena tak ada satupun dari ketujuh pangeran tampannya berada dirumah. Alland baru saja berangkat kuliah, fino dan sean seperti biasa sibuk dengan urusan kantor, sementara aziel, darrel, darren, dan kenan belum pulang sekolah mengingat sekarang masih pukul dua belas siang.

Gadis itu menutup toples cemilan dan menaruhnya kembali diatas meja yang penuh dengan toples berbagai macam cemilan lainnya.

Kara membaringkan tubuhnya diatas sofa, kaki dan tangannya ia angkat keudara dengan kedua tangan yang menjunjung tinggi boneka stitch sambil mengerucutkan bibir bosan.

Ternyata begini rasanya menjadi pengangguran. Bosan dan bingung mau melakukan kegiatan apa yang berguna dirumah.

Kara ingin menyapu atau mengepel lantai tapi sayang semua kerjaan itu sudah dikerjakan oleh nian dan kawan kawannya. Semuanya sudah mempunyai tugas masing masing yang membuat kara tak bisa melakukan apapun, ingin membantu saja kara dilarang oleh semua pembantu rumah tangga keluarga arsenio dengan alasan gayatri dan riana tidak membiarkan kara lelah dan bekerja apapun dirumah. Sudah seperti larangan untuk seseorang yang sedang berbadan dua saja.

Alland tadi sudah mengajak kara untuk ikut dengannya, namun kara menolak karena malas berganti pakaian.

Tok...tok..tok

Kara menyeringit mendengar suara pintu utama diketok oleh seseorang. Dengan segera gadis itu menurunkan kakinya dan bergerak melangkahkan kaki menuju pintu utama.

Pada saat membuka pintu, kara semakin bingung melihat tampilan sean yang jauh dari kata rapi, dasinya longgar, rambut hitamnya berantakan, matanya memerah dan sayu, dengan tubuh yang sepertinya sebentar lagi akan abruk jika sean tidak bertumpu pada sisi depan pintu.

"Kak sean?" Kara sedikit mencondongkan kepalanya melihat wajah sean dan kondisi sean yang sepertinya tidak baik baik saja.

Sean menghela napas dengan matanya yang semakin menyipit.

Kara langsung paham dengan apa yang terjadi sekarang. Sean itu mabuk! Mulutnya bau dosa, kara nyebut dalam hati dengan matanya yang masih fokus memperhatikan sean. Kara heran melihat kelakuan sean yang mabuk siang siang bolong begini, sangat tidak elite!

Sean melangkah maju yang membuat kara mundur masih menatap wajah sean yang mabuk. Pemuda ini memang penuh dengan misteri.

Tangan sean terangkat memegang kedua bahu kara.

Kara melebarkan matanya terkejut dan takut, kara mengerjap ngerjap karena wajah sean tiba tiba semakin dekat dengan wajahnya. Biasanya pria mabuk akan melakukan hal hal yang tidak masuk akal kan?

BRUK!

Tubuh sean ambruk beserta dengan tubuh kara dibawahnya. Kara meringis mengaduh kesakitan karena tubuhnya menyentuh lantai sementara setengah tubuh sean menindih tubuh kara.

Kara mendorong tubuh sean agar tubuhnya bisa terbebas dari kurungan tubuh sean yang sangat besar itu.

Setelah bersusah payah akhirnya tubuh kara bisa terbebas dari tubuh sean. Kara masih terbaring dilantai menatap langit langit sambil menghela napas lega. Kara tidak menyangka tubuh sean akan seberat itu, ia menoleh kearah kiri melihat tubuh sean yang masih telungkup tidak sadarkan diri karena pengaruh alkohol.

Kara berdiri, membalik tubuh sean dengan sekuat tenaga. Kara terkekeh ketika melihat dahi sebelah kiri sean yang memerah akibat mencium lantai yang keras.

7 PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang