(30) Keripik

27.9K 2.5K 392
                                    

Mobil alland memasuki pekarangan mansion. Matanya memicing melihat kara dan sean turun dari mobil secara bersamaan.

Alland menghentikan mobilnya dibelakang mobil sean yang terpakir, melihat kara dan sean yang kini menatap mobilnya.

Tangan alland mencengkram stir kuat, sangat tidak suka dengan kedekatan sean dengan kara, ditambah lagi dengan alland sangat penasaran habis darimana mereka hingga pulang pukul delapan malam begini.

Sementara kara memperhatikan mobil alland dengan perasaan gelisah. Entah mengapa ia merasa bahwa ia telah terciduk berselingkuh oleh kekasihnya.

"Raa, gak jadi masuk?" Tanya sean yang memperhatikan kara.

Kara diam, menggenggam erat tali slingbagnya. Kakinya digesek gesekkan sambil mengulum bibir dan menunduk.

"Raa?" Panggil sean karena kara tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Hah?" Kara seketika mendongak, tak lama karena pandangannya beralih kearah suara pintu mobil yang ditutup dengan keras.

Alland menautkan tas punggungnya dibahu sebelah kiri dan melewati kara serta sean tanpa menoleh sedikitpun.

Kara tetap memandangi alland hingga tubuh pemuda itu hilang dibalik pintu mansion "Kara masuk dulu yaa kak. Hati hati balik ke kantornya"

Belum sempat dijawab oleh sean, kara berjalan dengan cepat kedalam mansion. Pada saat ingin melangkah menuju tangga, tangan kara ditarik oleh darren.

Darren membawa kara kearah ruang tamu, duduk disalah satu sofa disana dengan darren yang menatap kara khawatir.

Kara hafal jelas ekspresi darren ini. Darren pasti akan membahas perihal kejadian tadi siang.

"Lain kali disekolah lo harus tetep sama gue"

"Gue gak papa ren. Lagian kan--" Kara tak meneruskan ucapannya karena darren tiba tiba menyelipkan keripik kedalam mulut kara.

"Gue gak mau dibantah"

Kara melahap, kemudian menguyah keripik yang berada dimulutnya sambil mengangguk, bukan karena menyetujui perkataan darren, tapi rasa keripik yang dimakan kara sangatlah enak.

Kara merebut kemasan keripik yang berada ditangan darren dan beranjak dari sana "Makasi keripiknya!"

Darren hanya bisa menghela napas dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.

Darren bersyukur bahwa gadis itu tidak terpuruk karena kejadian pembullyan itu. Meskipun darren bisa memastikan bahwa gadis itu tidak baik baik saja sekarang.

Apapun itu, darren akan selalu mencoba melindungi gadis itu dari siapapun yang berpotensi mencelakainya.

Sementara dilantai dua mansion , kara berdiri didepan pintu milik alland. Kara mengangkat tangan kanannya ingin mengetuk pintu dengan bibir bawah yang ia tipiskan.

Belum sempat tangan kara sampai pada pintu milik alland, pintu kamar alland terbuka lebar dengan alland yang menggunakan kaos oblong hitam menatap kara dengan datar.

"Kak... Gue minta maaf" Kara menunduk mengulum bibirnya. Ia juga tidak tau mengapa ia mengatakan kata maaf kepada alland.

"Minggir!"

"Kaaaak" Kara merengek menatap alland dengan puppy eyes agar alland kembali kesifat seperti biasanya.

Alland menggeser tubuh kara yang menghalangi pintu, berjalan menjauhi kara.

Kara hanya bisa menatap punggung alland yang semakin menjauh darinya. Kara menghela napas, mengeluarkan ponselnya dan membuka google kemudian mengetikkan 'Cara ampuh agar cowok gak marah lagi karena ketahuan jalan dengan cowok lain padahal masih belum berstatus apapun tapi rasanya gak nyaman ketika dia bersikap seperti seseorang yang sedang marah'

7 PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang