Alland menatap kearah depan dengan tatapan kosong, tak memperhatikan dosen yang tengah menjelaskan didepan.
Tangan kanan alland sibuk mencorat coret halam belakang bukunya. Ia bingung harus melakukan apa agar kara memaafkannya.
Alland sadar diri bahwa ia sudah kelewatan. Lima jam bukanlah waktu yang singkat dan alland paham mengapa kara sampai sekecewa itu padanya.
Alland berulang kali menghela napas sampai sampai saka yang berada disamping alland menatap alland dengan heran.
"Kenapa si njir?" Tanya saka berbisik yang lelah mendengar helaian napas alland.
"Gue bikin cewe gue kecewa. Gue gatau harus minta maaf kayak gimana" Jelas alland tanpa melirik kearah saka.
"Lo omongin baik baiklah land, ngehela napas gaakan bikin semuanya selesai. Coba deh nanti lo temuin dia terus lo bicarain baik baik"
Saka menepuk bahu alland dan kembali memperhatikan dosen yang tengah menjelaskan.
Hingga satu jam kemudian dosen menutup pelajaran mata kuliahnya. Alland membereskan semua barang barang dan memasukkannya kedalam ransel.
Saka yang sudah selesai membereskan semuanya berdiri, pada saat ingin melangkah tangannya tiba tiba ditarik oleh alland.
"Barang apa yang harus gue bawa buat minta maaf? Coklat? Bunga? Atau apa?" Tanya alland dengan wajah serius.
Saka berdecak dan kemudian menghela napas "Yang dia butuh bukan barang land, tapi kejelasan. Lo jelasin semuanya sampe gak ada kesalahpahaman, kalo masalah lo ini menyangkut orang ketiga, gue saranin lo selsein sama dia dulu baru ke cewe lo"
"Kenapa? Nanti kara salah sangka kalau gue emang prioritasin rose daripada dia" Alland menggelengkan kepalanya pelan "Gue gamau nemuin rose, males"
Saka menggaruk belakang kepalanya gregetan ingin sekali menendang kepala alland "Goblok" makinya tak tahan.
Saka memasukkan satu tangannya kedalam saku celananya "Bukannya kemarin lo prioritasin si rose ya daripada kara? Kenapa lo bilang gitu sekarang? Kemana aja otaklo nyet?"
"Yakan lo tau sendiri rose--"
"Iya gue tau, lo gak perlu jelasin itu ke gue. Lo temuin rose abis itu temuin kara" Potong saka. Saka berbalik dan meninggalkan alland yang masih terdiam memikirkan perkataan saka.
Beberapa menit kemudian alland menarik tasnya dan keluar dari kelas. Ia berjalan menuju kelas yang rose ikuti.
Kebetulan sekali pada saat alland sampai didepan kelas rose, mata kuliah yang rose ikuti sudah selesai.
Alland yang melihat rose baru saja keluar dari kelas menarik rose untuk ikut dengannya.
"Rick kita mau kemana?" Tanya rose. Ia bingung kenapa alland sampai menyeretnya dengan wajah seperti orang yang menahan amarah.
Alland membawa rose dibelakang gedung yang jarang dilalui oleh siapapun.
Alland menghempaskan tangan rose "Jelasin ke gue!" Tuntut alland dengan wajah datarnya
"Je-jelasin apa?" Rose berusaha untuk tidak berkontak mata dengan alland. Melirik tatapan tajam alland membuat nyali rose menciut.
"Jelasin hal kemarin. Kenapa lo gak kirim chat yang gue minta buat kara? Kenapa lo bikin dia nunggu gue ditengah cuaca dingin kayak gitu?!"
Rose meremat jemarinya. Tamat sudah riwayatnya kalau alland mengetahui semuanya.
"Jawab rose!" Bentak alland akhirnya karena rose yang tak menjawab apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 PRINCE [END]
Teen FictionKara syazerra seorang siswi yang mendapatkan beasiswa di sekolah Arsen International High School (AIHS) Sekolah ini didirikan oleh keluarga Arsenio, tempat tinggal kara saat ini yang dihuni oleh 7 orang pria tampan dengan karakter yang berbeda beda...