(9)Nyusahin

43.1K 3.8K 139
                                    

Kara menutup pintu kamarnya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya memegang kartu kredit yang diberikan oleh gayatri dan riana.

Kara malam ini rencananya akan mengembalikan kartu kredit kepada gayatri ataupun riana karena kara tidak membutuhkan kartu tersebut.

Kara menuruni tangga dengan hati hati. Ia tidak akan ceroboh lagi dan jatuh seperti anak tk yang sedang bermain perosotan.

Taklama kara sampai didepan pintu kamar gayatri. Kara mengetok beberapa kali namun tak ada jawaban dari dalam sana.

"Maaf non, nyonya sedang tidak ada dirumah" Ucap salah satu pembantu yang sedang lewat melihat kara mengetok pintu gayatri.

Kara menoleh, ia tersenyum "Buk riana juga?"

Pembantu itu mengangguk " Tadi sore mereka berangkat melihat pak arsenio yang dipindahkan ke singapura"

"Oh oke makasii" Kara tersenyum sedikit menundukkan kepala

Pembantu itu mengangguk dan pergi melanjutkan pekerjaannya.

Kara berjalan kembali ke kamarnya. Dipertengahan jalan kara bertemu dengan darrel. Kara hanya tersenyum singkat dan berjalan kembali kearah kamarnya.

"Kara" Panggil darrel. Tangan darrel sibuk mengoper kekiri dan kekanan kunci mobil yang dipegangnya.

Kara memberhentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menatap darrel yang memanggilnya "iya?"

"Lo dipanggil alland kekamarnya"

Kara mengangkat sebelah alisnya heran. Mau apa memangnya dia?Kara mengangkat bahu berbalik dan berjalan kearah kamarnya. Ia tak mau berurusan dengan alland.

Gadis itu membuka pintu kamarnya. Pada saat ingin menutup, muka darrel tepat berada didepan pintu yang membuat kara menyeringit bingung. Buat apa darrel mengikutinya?

"Alland sakit, dia katanya butuh pertolongan lo" Setelah mengatakan hal itu darrel berjalan pergi menjauhi kara yang masih terdiam.

Darrel mau melakukan hal ini karena alland memberinya kartu kredit dan mobilnya untuk dibawa ke club malam ini. Jika tidak diberi apa apa, darrel mana mau melakukan hal yang menurutnya cukup merepotkan apalagi mengikuti gadis ini sampai kedepan pintu kamarnya. Sangat merepotkan!

Kara keluar dari kamarnya dan kembali menutup pintu. Ia sebenarnya sangat malas berurusan dengan alland, tapi karena situasi yang berbeda akhirnya kara memutuskan untuk melihat kondisi lelaki itu.

Awas saja kalau lelaki itu bohong! Akan kara pastikan ia menderita malam ini.

Kara sampai didepan pintu kamar alland yang mempunyai papan nama yang bertuliskan 'Kamar orang ganteng'. Kara mengambil napas dalam dalam, melihat pintu kamarnya saja membuat kara menahan emosi, apalagi jika melihat orangnya.

Berurusan dengan alland harus menyiapkan mental, tenaga dan kesabaran yang besar karena sungguh lelaki itu sangat menyebalkan dan mengundang sejuta emosi

Tok..tok..tok

Kara mengetuk pintu pelan. Niatnya bermain game caffe panic tak bisa dilakukan karena makhluk tuhan yang paling narsis se indonesia raya tengah memanggilnya dengan alasan sakit.

"Masuk aja si" Suara alland dari dalam terdengar sedikit berat dan serak. Jadi apakah lelaki itu benar benar sakit dan tidak mengerjai kara?

Kara membuka pintu pelan. Ia bisa melihat alland yang terbaring diranjang dengan cairan infus disamping ranjang, dan beberapa obat diatas nakas.

"Oh orang cem die bisa sakit" cibir kara pelan tak terdengar oleh alland.

Kara berjalan mendekat kearah ranjang alland.

7 PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang