43

3.6K 261 32
                                    


Keesokan nya...setelah sarapan bersama keluarganya Faiza dan Zidan pulang ke rumah mereka sendiri. Karena hari ini hari Ahad keduanya libur dari sekolah. Jadi Zidan menghabiskan harinya dengan bermain game sedangkan Faiza pergi ke pemilik ruko di sebelahnya untuk membelinya. Setelah tawar-menawar harga akhirnya ruko terjual dengan harga Rp 1,3 milyar. Karena memang bangunannya besar tiga ratus meter persegi. Plus ada bangunan dua lantai. Ini termasuk murah sekali. Pemilik toko ini buru menjualnya, katanya orang tuanya di kampung sedang sakit parah. Jadi Faiza tidak mencurigainya, apalagi sertifikatnya asli.
Dengan bahagia Faiza menerima kunci ruko dan kwitansi serah terima pembelian barang. Untuk sertifikat ia sudah menyerahkan ke notaris untuk di atas namakan namanya sendiri.
Jadi, untuk hari ini kafe tutup  untuk bersih-bersih tempat baru.
Ketika masuk, bau apek menyongsong mereka. Sepuluh pemuda dan satu wanita masuk dengan alat pembersih.
"Bos, kayake ni toko gak pernah di huni deh" seru fandy sambil batuk-batuk dengan logat Jawa tengahnya.
"Iya, banyak sarang laba-laba nya!"lanjut Dito.
"Bos, kita selama kerja di tempat bos gak pernah lihat toko ini buka" kata Jordan sambil membersihkan sarang laba-laba dengan sapu panjang khusus untuk membersikan sarang laba-laba di atap.
"Dari pada komen terus cepat buka semua jendela dan pintu agar gak pengap. Dan kamu Jordan, Dito ikut saya ke lantai dua!"
"Siap bos" saut Jordan dan Dito serentak.
"Yang lainnya cepat keluarkan semua barang bekas yang ada di lantai ini keluar, yang bisa di jual ke rosok(penjualan barang bekas) di sendirikan!"
"Okey bos!"
Faiza dan dua karyawan nya naik ke lantai atas. Terlihat lantai atas seperti tempat horor. Gelap gulita tak ada cahaya. Faizapun menyalakan senter hape dan mencari sakelar lampu, tapi sayang semua sakelar lampunya mati. Faizapun membuka semua jendela dan pintu ruko itu. Barulah ruangan itu terang benderang. Faiza sangat terkejut melihat coretan Pilok di semua dinding lantai atas. Bergambarkan kesadisan cara membunuh orang. Dito yang melihat gambar-gambar itu tak hentinya bergetar ketakutan. Serem aja lihat gambar berdarah-darah seperti itu.
"Apa-apaan ini! Apa pemilik ruko ini spikopat?" Marah Jordan.
Faiza lebih detail melihat semua lukisan di dinding itu dan merabanya.
"Sepertinya, lukisan ini baru saja di buat, kalau tidak salah menebak sekitar satu Minggu yang lalu. Lukisannya masih berbau cat dan sangat jelas. Disini ada kamar kosong dua ya...eh yang satu tidak bisa dibuka, seperti terpatri!" Kata Faiza mencoba membuka salah satu pintu kamar itu.
"Mbak iza, apa mbak gak mencium bau busuk ya? Seperti bau mayat?" Tanya Jordan ikut ketakutan seperti Dito.
"Hus, kau ini...mungkin bangkai tikus atau kucing?" Sangkal Faiza.

BRAAAAAK

Ketiganya di kejutkan dengan semua pintu jendela tertutup secara bersamaan.

Aaaaaaaaaaaaa

Jerit ketiganya, dan ketika mereka berbalik kearah lain mereka melihat sesosok wanita bergaun compang-camping bersimbah darah melotot ke arah mereka.

Aaaaaaaaaaaaa

Dito dan Jordan pingsan seketika. Hanya tinggal Faiza seorang.
Wanita itu memelototi Faiza dengan kedua tangannya menyangga kepalanya yang hampir terputus.
"Mati! Kamu harus mati!" Jerit wanita itu.
Jika di perhatikan sesosok itu tak berwujud karena transparan.
Hantu. Wanita itu hantu! Hantu di siang bolong?! Jangan bercanda!
"Ck, apa salahku kamu ingin aku mati?" Tanya Faiza dingin.
"Kau...pasti yang telah membunuhku kan?!"
"Hahaha ..hantu bodoh! Melihatmu seperti ini pasti kamu tidak tahu siapa pembunuh mu kan?"
"...."
"Karena kamu diam berarti tebakan ku benar. Hach..ceritakan bagaimana kamu seperti ini?  Jika aku mampu aku akan membantumu"
Hantu itupun menceritakan kisahnya.
Bermula ia pulang dari kampus , ketika ia lewat di gang A di daerah B, yang disitu memang tempat sepi. Itu jalan pintas yang selama ini aman untuknya. Tapi entah mengapa..sore itu ia merasa ada orang yang membuntutinya. Ia pun berlari untuk cepat sampai di kos-kosan nya. Tapi siapa sangka jika orang yang membuntuti nya lebih cepat dari pada dia. Tanpa kata orang itu menyerangnya dan membuat ia pingsan seketika. Ketika ia bangun ia sudah seperti ini. Di tempat ini. Ia juga tak menemukan jasadnya.

"Hach...ini kelakuan spikopat gila. Apa dia laki-laki atau perempuan?"
"Laki-laki. Yang aku tahu ia punya tato tengkorak di lengan kirinya. Tato yang miniatur."
"Okey, sekarang kita harus mencari jasatmu dulu. Aku curiga dengan pintu yang tidak bisa di buka ini"
"Sebenarnya nasib yang aku alami juga di alami oleh mereka"kata hantu itu.
"Mereka?" Tanya Faiza heran dan mengarahkan pandangannya ke arah jari hantu perempuan itu.

Kali ini Faiza ingin pingsan rasanya. Ruangan gelap ini tiba-tiba penuh dengan wajah- menyeramkan. Faiza pun melangkah mundur beberapa langkah.
"I..Ini..mengerikan dan kodisi kalian seperti gambar yang ada di dinding itu"

Aarrrrggg
Kenapa ia mengalami nasib seperti ini.......teriak Faiza dalam hati.
Baik. Baik sekali. Kalian membuatku mati berdiri.
Dengan gerakan lambat membetuk array pelindung diri dan dua orang yang pingsan di tanah dari serangan tak terduga hantu-hantu penuh dendam itu.
Sinar biru tipis mengelilingi Faiza dan dua karyawan nya. Hantu-hantu itupun menyingkir ketakutan.
"Kalian tunggu di sini, aku cari bantuan untuk membebaskan kalian dan mencari si pelaku"
Perkataan Faiza di jawab dengan Geraman mengerikan. Dengan kekuatan rohnya Faiza membawa dua laki-laki itu turun ke bawah.
Di bawah, ruangannya sudah bersih semua.
Semua orang yang sedang istirahat karena kelelahan, terkejut melihat Faiza memapah dua teman mereka. Seberapa kuatkah bos mereka itu? Melihat tubuhnya yang ramping itu.
Delapan pemuda itu pun bergegas membantu temannya yang pingsan itu.
"Bos apa yang terjadi?" Tanya Ello mahasiswa jurusan teknik mesin itu.
"Lebih baik kalian bawa dua orang ini ke kafe, di sini tidak aman, dan kamu Ello telfon polisi kesini  di duga tempat ini ada pembunuhan yang tersembunyi."
Semua orang kaget, sebelum ada yang bertanya..Faiza mendesak mereka semua pindah ke kafe. Faizapun tinggal sendiri. Dia mengeluarkan jerat tali mengikat hantu yang ingin menyerangnya. Ketika hantu barbar itu terikat dengan tali hitam Faiza, hantu itupun melolong kesakitan dan akhirnya musnah.
"Jika kalian tak ingin seperti nasib teman kalian ini, maka jangan menyerang ku seperti tadi!" Kata Faiza tajam. Para hantu pun takut dan mundur kembali ke Kegelapan.

Beberapa saat kemudian, terdengar sirene meraung-raung memekakkan telinga.

OM MR JUAN SHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang